Tipsiana.com - Pekerja di sebuah Kedai es krim AS berhasil menghilangkan Islamophobia dengan cara luar biasa. Kejadian berawal ketika Nura Takkish, 22, bersama dua temannya sedang menikmati es krim di Andrew's Ice Cream and Dessert di California 23 Mei lalu.
Tiba-tiba mereka melihat keributan di meja kasir. Tampak seorang pembeli diusir oleh pelayan kedai karena melontarkan kata-kata kotor dan rasis. Dan ternyata kata-kata rasis tersebut ditujukan kepada mereka, tiga gadis muslim yang sedang menikmati es krim.
Dalam rekaman peristiwa yang menjadi viral di Twitter, pelayan yang bernama Jessie Noah terdengar berkata, "Bawa urusanmu ke orang lain," sambil mengembalikan uang $3 yang telah dibelanjakan si pembeli. "Kami tak mau kamu disini," tambah pemilik kedai, Cindy Ramsay.
Takkish memposting video tersebut bukan hanya ingin menunjukkan sentimen anti-Muslim yang telah menyebar luas di Amerika, tapi juga karena ia dan teman-temannya merasa bangga dengan cara pelayan kedai menangani situasi tersebut.
Malaak Ammari, 21, gadis yang merekam kejadian, pernah mengalami kebencian fanatisme di masa lalu, tapi ia tak pernah merasa dibela. "Orang-orang biasanya hanya berlalu dan diam tanpa melakukan apapun." Karenanya, ia menghargai apa yang dilakukan pekerja kedai.
Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan, Dewan Hubungan Amerika-Islam meminta masyarakat untuk datang berbelanja di kedai es krim tersebut. Puluhan anggota komunitas, baik Muslim dan non-Muslim berdatangan sebagai bentuk solidaritas dan untuk menumbuhkan kepedulian bahwa bisnis sebenarnya bisa menolong masyarakat minoritas.
Tiba-tiba mereka melihat keributan di meja kasir. Tampak seorang pembeli diusir oleh pelayan kedai karena melontarkan kata-kata kotor dan rasis. Dan ternyata kata-kata rasis tersebut ditujukan kepada mereka, tiga gadis muslim yang sedang menikmati es krim.
Dalam rekaman peristiwa yang menjadi viral di Twitter, pelayan yang bernama Jessie Noah terdengar berkata, "Bawa urusanmu ke orang lain," sambil mengembalikan uang $3 yang telah dibelanjakan si pembeli. "Kami tak mau kamu disini," tambah pemilik kedai, Cindy Ramsay.
Takkish memposting video tersebut bukan hanya ingin menunjukkan sentimen anti-Muslim yang telah menyebar luas di Amerika, tapi juga karena ia dan teman-temannya merasa bangga dengan cara pelayan kedai menangani situasi tersebut.
Malaak Ammari, 21, gadis yang merekam kejadian, pernah mengalami kebencian fanatisme di masa lalu, tapi ia tak pernah merasa dibela. "Orang-orang biasanya hanya berlalu dan diam tanpa melakukan apapun." Karenanya, ia menghargai apa yang dilakukan pekerja kedai.
Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan, Dewan Hubungan Amerika-Islam meminta masyarakat untuk datang berbelanja di kedai es krim tersebut. Puluhan anggota komunitas, baik Muslim dan non-Muslim berdatangan sebagai bentuk solidaritas dan untuk menumbuhkan kepedulian bahwa bisnis sebenarnya bisa menolong masyarakat minoritas.