Setiap orang pasti tidak ingin sakit. Tetapi jika sakit telah menimpa, sebaiknya kita tetap bersabar. Kita bisa meresapi dan mengambil hikmah dari sakit yang ditetapkan Allah SWT kepada kita.
Kitapun harus tetap berprasangka baik kepada Allah karena sakit yang ditimpakan akan menjadi jalan untuk mengugurkan dosa-dosa kita. Disebut dalam sebuah hadis: “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Berprasangka Baik Kepada Allah
Hendaknya orang yang sakit merasa Ridho dengan ketetapan Allah Ta'ala, bersabar atasnya dan berprasangka baik kepada Allah bahwa ketetapan Allah itu pasti baik untuk kita.Sedikitpun kita tak punya kuasa pada tubuh ini karena kita sadar kalau tubuh ini bukan milik kita tapi milik Allah.
Tidak Berkeluh-kesah
Akhlak kedua agar kita bisa bersabar ketika sakit adalah berusaha untuk tidak berkeluh-kesah. Sebab berkeluh-kesah adalah tanda-tanda dari ketidak sabaran. Oleh karena itu, betapapun parahnya penyakit kita, cobalah untuk memproporsionalkannya. Berusahalah untuk tidak sampai berteriak-teriak, cobalah kita menahannya untuk berlatih kesabaran.
Bila sebelumnya kita mengekspos mengeluh sakit kemana-mana, ada baiknya mulai saat ini kita mengeluh dengan menyebut nama Allah. Seperti, "Yaa Allah, Yaa Rabb, Yaa Syaafi...". Ucapan semacam ini jelas membawa manfaat dan pahala.
Merenungkan Hikmah Sakit
Akhlak selanjutnya adalah mencoba merenungkan hikmas sakit yang mendera kita. Banyak hikmah ketika sakit yang sebenarnya bisa kita raup. Bersabarlah dalam menjalani proses sakit yang kita alami. Bahwa masih ada lagi orang yang lebih parah sakitnya dari pada yang kita rasakan.
Salah satu hikmah sakit adalah gugurnya dosa bagaikan gugurnya daun-daun pepohonan. Kita bisa reguk kesempatan untuk bermuhasabah, mengintropeksi diri atas kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan.
Menyempurnakan Ikhtiar untuk Sembuh
Terakhir, kita harus terus Ber-Azzam, bertekad untuk berniat sembuh. Sekalipun bertambah parah tetap tidak diperbolehkan untuk mengharapkan kematian. Sabar untuk berniat sembuh akan memotivasi kita agar tidak menyerah pada rasa sakit. Perjuangan kita menjalani rasa sakit Insya Allah dicatat sebagai Jihad fi Sabilillah justru disaat sakit itulah kita membuktikan ketaatan kita kepada Allah SWT.
Wallahu a'lam Bishshawab.
Kitapun harus tetap berprasangka baik kepada Allah karena sakit yang ditimpakan akan menjadi jalan untuk mengugurkan dosa-dosa kita. Disebut dalam sebuah hadis: “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Berprasangka Baik Kepada Allah
Hendaknya orang yang sakit merasa Ridho dengan ketetapan Allah Ta'ala, bersabar atasnya dan berprasangka baik kepada Allah bahwa ketetapan Allah itu pasti baik untuk kita.Sedikitpun kita tak punya kuasa pada tubuh ini karena kita sadar kalau tubuh ini bukan milik kita tapi milik Allah.
Tidak Berkeluh-kesah
Akhlak kedua agar kita bisa bersabar ketika sakit adalah berusaha untuk tidak berkeluh-kesah. Sebab berkeluh-kesah adalah tanda-tanda dari ketidak sabaran. Oleh karena itu, betapapun parahnya penyakit kita, cobalah untuk memproporsionalkannya. Berusahalah untuk tidak sampai berteriak-teriak, cobalah kita menahannya untuk berlatih kesabaran.
Bila sebelumnya kita mengekspos mengeluh sakit kemana-mana, ada baiknya mulai saat ini kita mengeluh dengan menyebut nama Allah. Seperti, "Yaa Allah, Yaa Rabb, Yaa Syaafi...". Ucapan semacam ini jelas membawa manfaat dan pahala.
Merenungkan Hikmah Sakit
Akhlak selanjutnya adalah mencoba merenungkan hikmas sakit yang mendera kita. Banyak hikmah ketika sakit yang sebenarnya bisa kita raup. Bersabarlah dalam menjalani proses sakit yang kita alami. Bahwa masih ada lagi orang yang lebih parah sakitnya dari pada yang kita rasakan.
Salah satu hikmah sakit adalah gugurnya dosa bagaikan gugurnya daun-daun pepohonan. Kita bisa reguk kesempatan untuk bermuhasabah, mengintropeksi diri atas kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan.
Menyempurnakan Ikhtiar untuk Sembuh
Terakhir, kita harus terus Ber-Azzam, bertekad untuk berniat sembuh. Sekalipun bertambah parah tetap tidak diperbolehkan untuk mengharapkan kematian. Sabar untuk berniat sembuh akan memotivasi kita agar tidak menyerah pada rasa sakit. Perjuangan kita menjalani rasa sakit Insya Allah dicatat sebagai Jihad fi Sabilillah justru disaat sakit itulah kita membuktikan ketaatan kita kepada Allah SWT.
Wallahu a'lam Bishshawab.