Tipsiana.com - Di China, ada istilah yang dikenal sebagai "Rumah Paku"; rumah dimana sang pemilik menolak untuk menerima kompensasi ganti rugi yang ditawarkan oleh pengembang atau kontraktor pembangunan jalan agar rumah mereka dibongkar.
Rumah mereka ibarat sebuah paku yang berdiri dan menolak untuk dipalu. Sebuah paku yang tegak berdiri sendirian diantara pembangunan disekelilingnya. Kadang berdiri ditengah kondominium mewah, diantara gedung pusat perbelanjaan, atau bahkan ditengah jalan tol.
Fenomena tak biasa ini dilakukan pemilik rumah yang menolak tanahnya dirampas atau ada pula yang ingin agar mendapatkan harga ganti rugi yang lebih mahal. Yang pasti, cara mereka makin dikenal sebagai simbol perlawanan rakyat kecil terhadap para penguasa yang sering seenaknya menggusur rakyatnya tanpa kompensasi yang manusiawi.
Berikut adalah beberapa contoh dari 'Rumah Paku' yang tetap bertahan dalam tekanan luar biasa para pengembang dan pemerintah.
Sebuah rumah tiga lantai berdiri di tengah jalan yang baru dibangun di provinsi Henan, China pada 16 Mei 2015. Pembangunan konstruksi jalan ini harus tertunda karena si pemilik menolak untuk pindah karena ganti rugi tanah dan bangunan yang dinilainya terlalu kecil.
Seperti paku yang menolak dipalu kebawah, 'rumah paku' banyak bermunculan di China. Umumnya mereka menolak kompensasi dan bertahan agar bisa mendapatkan harga ganti rugi yang lebih pantas. Bahkan ada juga yang memanfaatkan keadaan tersebut untuk mengeruk uang lebih banyak. Menurut para pekerja konstruksi, pemilik rumah masih tinggal di dalam rumah meskipun seluruh jalan telah selesai dibangun.
Rumah kecil yang mirip gubuk ini terletak ditengah-tengah jalan di wilayah yang baru dikembangkan di Nanning, provinsi Guangxi, pada tanggal 10 April 2015. Pemilik rumah bersengketa dengan pemerintah dan menolak untuk dibongkar. Namun beberapa minggu kemudian rumah ini akhirnya rata dengan tanah dan kabarnya dibongkar paksa tanpa ada kesepakatan.
Sebuah rumah bertingkat setengah hancur ini berdiri terisolasi sendirian di tengah jalan yang baru dibangun pada 22 November 2012. Luo baogen, 67 tahun dan istrinya adalah pemilik rumah yang berprofesi sebagai petani bebek menolak untuk pindah dari rumah mereka di China bagian Timur provinsi Zhejiang.
Mereka melakukan perlawanan panjang selama 4 tahun terhadap pemerintah agar mendapat kompensasi yang layak. Selama itu juga mereka hidup tanpa aliran air bersih dan listrik. Akhirnya Luo berhasil memenangkan 'perang' dengan pemerintah China dan mendapat ganti untung sebesar $ 40.000,-. Pada 1 Desember 2012, rumah mereka diratakan buldozer.
Salah satu 'rumah paku' paling terkenal adalah sebuah bangunan yang terletak di Chongqing, China barat. Pemilik rumah memasang spandung dan bendera nasional China sebagai bentuk protes dan menolak menjual rumahnya kepada pengembang yang telah melakukan pembangunan besar-besaran di sekililing hunian mungil itu. Kejadian ini berlangsung pada tahun 2007.
Dalam foto yang diambil pada 22 Maret 2007, bangunan rumah ini bagaikan berdiri diatas sebuah pulau kecil yang dikelilingi lautan konstruksi. Akhirnya rumah mungil tersebut dihancurkan pada April 2007 setelah sang pemilik mencapai kesepakatan dengan pengembang.
Tidak hanya rumah, foto yang diambil pada 6 Desember 2012 ini memperlihatkan para pekerja sedang membangun konstruksi disekitar kuburan setinggi 10 meter di wilayah Taiyuan, sebelah utara provinsi Shanxi, China. Keluarga pemiliki kuburan ini bersengketa dengan pihak pengembang kondominium. "Kuburan paku" ini menjadi simbol perlawanan rakyat kecil terhadap perampasan tanah oleh orang-orang kaya.
Pada Juni 2010, seorang petani China, Yang Youde, menolak rumah dan kebunnya digusur pengembang. Ia membuktikan bahwa ialah pemilik sah dari tanah tersebut dengan menunjukkan surat tanah miliknya. Ia bertahan bahkan melawan tekanan pihak pengembang. Ia mempersenjatai diri dengan meriam buatan yang terbuat dari gerobak, pipa paralon dan kembang api, untuk mempertahankan lahannya melawan pengembang properti yang selalu mengincar.
Rumah ini bukan terletak di China, tapi di Seattle, AS. Pada tahun 2006, Edith Macfield menjadi terkenal karena menolak kompensasi senilai $ 1 juta sebagai ganti rugi rumah mungilnya. Ia terus bertahan walau disekelilingnya telah dibangun gedung-gedung tinggi. Keteguhan hatinya ini menjadi inspirasi sebuah film kartun Disney yang terkenal, "UP."
Sumber : news.com.au, edition.cnn.com, io9.com
Rumah mereka ibarat sebuah paku yang berdiri dan menolak untuk dipalu. Sebuah paku yang tegak berdiri sendirian diantara pembangunan disekelilingnya. Kadang berdiri ditengah kondominium mewah, diantara gedung pusat perbelanjaan, atau bahkan ditengah jalan tol.
Fenomena tak biasa ini dilakukan pemilik rumah yang menolak tanahnya dirampas atau ada pula yang ingin agar mendapatkan harga ganti rugi yang lebih mahal. Yang pasti, cara mereka makin dikenal sebagai simbol perlawanan rakyat kecil terhadap para penguasa yang sering seenaknya menggusur rakyatnya tanpa kompensasi yang manusiawi.
Berikut adalah beberapa contoh dari 'Rumah Paku' yang tetap bertahan dalam tekanan luar biasa para pengembang dan pemerintah.
Henan, China, 2015
Sebuah rumah tiga lantai berdiri di tengah jalan yang baru dibangun di provinsi Henan, China pada 16 Mei 2015. Pembangunan konstruksi jalan ini harus tertunda karena si pemilik menolak untuk pindah karena ganti rugi tanah dan bangunan yang dinilainya terlalu kecil.
Seperti paku yang menolak dipalu kebawah, 'rumah paku' banyak bermunculan di China. Umumnya mereka menolak kompensasi dan bertahan agar bisa mendapatkan harga ganti rugi yang lebih pantas. Bahkan ada juga yang memanfaatkan keadaan tersebut untuk mengeruk uang lebih banyak. Menurut para pekerja konstruksi, pemilik rumah masih tinggal di dalam rumah meskipun seluruh jalan telah selesai dibangun.
Guangxi, China, 2015
Rumah kecil yang mirip gubuk ini terletak ditengah-tengah jalan di wilayah yang baru dikembangkan di Nanning, provinsi Guangxi, pada tanggal 10 April 2015. Pemilik rumah bersengketa dengan pemerintah dan menolak untuk dibongkar. Namun beberapa minggu kemudian rumah ini akhirnya rata dengan tanah dan kabarnya dibongkar paksa tanpa ada kesepakatan.
Zhejiang, China, 2012
Sebuah rumah bertingkat setengah hancur ini berdiri terisolasi sendirian di tengah jalan yang baru dibangun pada 22 November 2012. Luo baogen, 67 tahun dan istrinya adalah pemilik rumah yang berprofesi sebagai petani bebek menolak untuk pindah dari rumah mereka di China bagian Timur provinsi Zhejiang.
Mereka melakukan perlawanan panjang selama 4 tahun terhadap pemerintah agar mendapat kompensasi yang layak. Selama itu juga mereka hidup tanpa aliran air bersih dan listrik. Akhirnya Luo berhasil memenangkan 'perang' dengan pemerintah China dan mendapat ganti untung sebesar $ 40.000,-. Pada 1 Desember 2012, rumah mereka diratakan buldozer.
Chongging, China, 2007
Salah satu 'rumah paku' paling terkenal adalah sebuah bangunan yang terletak di Chongqing, China barat. Pemilik rumah memasang spandung dan bendera nasional China sebagai bentuk protes dan menolak menjual rumahnya kepada pengembang yang telah melakukan pembangunan besar-besaran di sekililing hunian mungil itu. Kejadian ini berlangsung pada tahun 2007.
Dalam foto yang diambil pada 22 Maret 2007, bangunan rumah ini bagaikan berdiri diatas sebuah pulau kecil yang dikelilingi lautan konstruksi. Akhirnya rumah mungil tersebut dihancurkan pada April 2007 setelah sang pemilik mencapai kesepakatan dengan pengembang.
Kuburan Paku, Shanxi, China, 2012
Tidak hanya rumah, foto yang diambil pada 6 Desember 2012 ini memperlihatkan para pekerja sedang membangun konstruksi disekitar kuburan setinggi 10 meter di wilayah Taiyuan, sebelah utara provinsi Shanxi, China. Keluarga pemiliki kuburan ini bersengketa dengan pihak pengembang kondominium. "Kuburan paku" ini menjadi simbol perlawanan rakyat kecil terhadap perampasan tanah oleh orang-orang kaya.
Hubei, China, 2010
Pada Juni 2010, seorang petani China, Yang Youde, menolak rumah dan kebunnya digusur pengembang. Ia membuktikan bahwa ialah pemilik sah dari tanah tersebut dengan menunjukkan surat tanah miliknya. Ia bertahan bahkan melawan tekanan pihak pengembang. Ia mempersenjatai diri dengan meriam buatan yang terbuat dari gerobak, pipa paralon dan kembang api, untuk mempertahankan lahannya melawan pengembang properti yang selalu mengincar.
Seattle, AS, 2006
Rumah ini bukan terletak di China, tapi di Seattle, AS. Pada tahun 2006, Edith Macfield menjadi terkenal karena menolak kompensasi senilai $ 1 juta sebagai ganti rugi rumah mungilnya. Ia terus bertahan walau disekelilingnya telah dibangun gedung-gedung tinggi. Keteguhan hatinya ini menjadi inspirasi sebuah film kartun Disney yang terkenal, "UP."
Sumber : news.com.au, edition.cnn.com, io9.com