25 September 2015

Tips Membangun Kedekatan Keluarga dari 6 Mama

Tipsiana.com - Karena saya dan suami sama-sama bekerja, anak kami dititip di neneknya. Untuk menjalin kedekatan dengan si kecil, kami sepakat setiap kali kami pulang kerja dan menjemput si kecil di rumah nenek, tidak ada lagi gadget yang aktif. Bahkan tak cuma gadget, alat elektronik seperti televisi dan radio juga kami matikan. Setelah jam kerja, sepenuhnya waktu kami difokuskan untuk bermain bersama anak. Begitu juga saat hari libur, televisi kami batasi, biasanya setelah anak tidur baru kami menonton televisi. Dengan begitu meski mama-papanya bekerja, anak tetap dekat dengan orangtuanya.

-Nia Hanifah-


Weekend biasanya kami isi dengan olahraga bersama. Hari sabtu pagi kami ke Raguna untuk jogging atau bersepeda, sedangkan hari minggu kami berenang. Aktivitas-aktivitas itu kami rekam dan malamnya menjelang tidur kami nonton bersama, nah, saat itulah terjalin komunikasi yang rame dan lucu-lucu antara anak-anak, saya dan papanya.

Karena saya punya tiga anak (usia 5 tahun, 6 tahun dan 11 tahun), maka saya dan papanya juga secara special menyediakan waktu nge-date bersama masing-masing anak.  Dengan cara begitu kami bisa lebih paham karakter masing-masing anak dan jadi lebih dekat juga. Soalnya kalau pergi bareng-bareng kan tak jarang anak-anak bertengkar, kalau sudah begitu anak sulung kami yang kena marah dan diminta mengalah, kasihan juga. Makanya 3 tahun belakangan ini tiap bulan pasti kami sempatkan nge-date bareng masing-masing anak. Kalau sama saya biasanya ke toko buku, nonton di bioskop, makan di resto favorit anak, ke toko kain, minum coklat sambil berlama-lama ngobrol di cake shop atau ke salon. Kalau papanya biasanya mengajak anak main games. Saya juga rajin  cari-cari info workshop yang seru diikuti bersama anak seperti fun cooking dan belajar membatik.
-Mirra Ardisiswanto-  


Di keluarga kami tidak ada jadwal bonding, momen apapun dan dimana pun bisa jadi cara bonding bagi kami. Misalnya hampir tiap hari minggu pagi kami jalan-jalan ke pantai, di sana sarapan bubur ayam lalu main pasir. Saat melakukan hobinya pun papa sering mengajak anak-anak dan saya, misalnya memancing dan mengurus merpati hias. Anak-anak senang sekali, mereka selalu bertanya macam-macam soal hobi papanya dan papanya juga antusias menjelaskan.

Memasak pun bisa jadi momen bonding buat saya dan anak-anak. Meski kedua anak saya laki-laki dan masih kecil, tetap saya ajak untuk membantu menyiapkan makanan, sedikit berantakan tidak apalah, karena yang penting kan saya beraktivitas bersama anak-anak.
- Murti Setiarini-

Saya menciptakan ‘aturan’ bahwa tiap hari kami sekeluarga harus saling memberi pelukan 10 detik. Saya menerapkan ‘aturan’ itu sejak si sulung Raihan (10) tidak mau lagi saya peluk, maklum ia merasa sudah besar, malu sama teman-temannya kalau masih ‘dekat’ mamanya. Masalahnya, saya masih ingin bisa memeluk dia. Jadi, selain untuk bonding antar anggota keluarga, aturan itu juga memberi saya kesempatan untuk tetap bisa memeluk Raihan tiap hari.
- Dian Anggraini-

Setiap malam papa dan anak anak punya tradisi bergantian bercerita. Boleh cerita lucu atau pengalaman hari ini yg menarik.Tugas saya memberi nilai cerita siapa yang paling menarik. Selain bertujuan untuk bonding keluarga, lewat aktivitas ini, Haidar (7) dan Safira (5) juga jadi belajar berimajinasi dan mengarang cerita serta berani mengekspresikan diri.
-Fitri Nur-

Setiap hari, kami selalu berusaha makan malam bersama sekeluarga di rumah. Setelah itu menonton televisi sambil ngobrol dan bercanda. Untuk mengantar anak-anak tidur, saya membacakan cerita lalu baca doa bersama. Di akhir pekan, kami selalu mengadakan familiy time, entah itu jalan-jalan, sekedar makan bakso bersama atau berkebun di rumah.
-Siswi Eka Kusumawati-