Tipsiana.com - Belakangan ini, di dunia maya bertebaran video-video yang menampilkan para pengasuh anak yang bertindak kasar pada anak asuhnya. Para orangtua pun menjadi semakin kuatir ketika harus menitipkan anaknya ke para pengasuh. Mereka tak ingin anaknya mendapat perlakuan kasar ketika anak tidak dalam pengawasan orangtuanya. Sebagian ibu malah lebih memilih berhenti bekerja untuk merawat sendiri anak-anaknya .
Yang pasti, tak semua pengasuh berkelakuan tak pantas. Bahkan banyak diantaranya yang mengasuh anak dengan penuh cinta, hingga membentuk ikatan batin layaknya anak dengan orangtuanya sendiri. Sebagai contoh, kisah ini menceritakan kepada kita bagaimana seorang pengasuh benar-benar memberikan bagian dari dirinya agar dapat menyelamatkan nyawa anak yang dia rawat.
Kiersten Miles, 22 tahun, bertemu dengan sebuah keluarga pada Juni 2016 setelah ia direkomendasikan sebagai pengasuh anak untuk tiga orang anak di rumah keluarga tersebut selama musim panas. Dengan cepat ia membangun ikatan batin yang kuat dengan anak-anak asuhnya, terutama pada anak terkecil, Talia.
Baru 3 minggu bekerja, mahasiswi yang berasal dari New Jersey, AS ini mendapati Talia sedang sakit. Kondisi medis yang serius membuat nyawa Talia terancam bila tak segera mendapatkan donor hati. Talia menderita atresia bilier, suatu kondisi dimana tidak terbentuknya saluran empedu dengan sempurna. Tidak ada solusi kesembuhan pada penderita Atresia Bilier selain dengan mengganti liver/hati nya dengan yang baru melalui proses operasi Transplantasi Hati.
Kiersten tanpa ragu segera memutuskan untuk menjalani pemeriksaan medis untuk mengetahui apakan liver/hatinya cocok dengan si bayi. Ajaibnya, ternyata hati Kiersten cocok untuk Talia. Ia pun menjalani operasi untuk menyelamatkan nyawa Talia dan mendonorkan sebagian livernya untuk anak asuhnya. Operasi pencangkokan liver dilakukan di Rumah Sakit Anak Philadelphia, AS.
"Aku terus dibanjiri curahan cinta dan dukungan selama beberapa minggu ini. Begitu banyak orang yang berbagi cerita tentang apa yang kulakukan untuk Talia. Kuucapkan banyak terima kasih. Setiap orang yang menyebar cerita ini akan semakin menyadarkan tentang betapa mungkinnya orang untuk melakukan donor organ semasa hidup," Kiersten mengungkapkan sukacitanya di Facebook karena mendapat begitu banyak dukungan dari orang-orang diseluruh dunia.
Ikatan batin yang tulus antara pengasuh dan anak asuhnya ini membuat Kiersten dengan sukarela memberikan sesuatu yang mungkin orang lain akan berpikir ribuan kali untuk melakukannya.
Yang pasti, tak semua pengasuh berkelakuan tak pantas. Bahkan banyak diantaranya yang mengasuh anak dengan penuh cinta, hingga membentuk ikatan batin layaknya anak dengan orangtuanya sendiri. Sebagai contoh, kisah ini menceritakan kepada kita bagaimana seorang pengasuh benar-benar memberikan bagian dari dirinya agar dapat menyelamatkan nyawa anak yang dia rawat.
Kiersten Miles, 22 tahun, bertemu dengan sebuah keluarga pada Juni 2016 setelah ia direkomendasikan sebagai pengasuh anak untuk tiga orang anak di rumah keluarga tersebut selama musim panas. Dengan cepat ia membangun ikatan batin yang kuat dengan anak-anak asuhnya, terutama pada anak terkecil, Talia.
Baru 3 minggu bekerja, mahasiswi yang berasal dari New Jersey, AS ini mendapati Talia sedang sakit. Kondisi medis yang serius membuat nyawa Talia terancam bila tak segera mendapatkan donor hati. Talia menderita atresia bilier, suatu kondisi dimana tidak terbentuknya saluran empedu dengan sempurna. Tidak ada solusi kesembuhan pada penderita Atresia Bilier selain dengan mengganti liver/hati nya dengan yang baru melalui proses operasi Transplantasi Hati.
Kiersten tanpa ragu segera memutuskan untuk menjalani pemeriksaan medis untuk mengetahui apakan liver/hatinya cocok dengan si bayi. Ajaibnya, ternyata hati Kiersten cocok untuk Talia. Ia pun menjalani operasi untuk menyelamatkan nyawa Talia dan mendonorkan sebagian livernya untuk anak asuhnya. Operasi pencangkokan liver dilakukan di Rumah Sakit Anak Philadelphia, AS.
"Aku terus dibanjiri curahan cinta dan dukungan selama beberapa minggu ini. Begitu banyak orang yang berbagi cerita tentang apa yang kulakukan untuk Talia. Kuucapkan banyak terima kasih. Setiap orang yang menyebar cerita ini akan semakin menyadarkan tentang betapa mungkinnya orang untuk melakukan donor organ semasa hidup," Kiersten mengungkapkan sukacitanya di Facebook karena mendapat begitu banyak dukungan dari orang-orang diseluruh dunia.
Ikatan batin yang tulus antara pengasuh dan anak asuhnya ini membuat Kiersten dengan sukarela memberikan sesuatu yang mungkin orang lain akan berpikir ribuan kali untuk melakukannya.