Tipsiana.com - Tindakan kejahatan bisa terjadi dimanapun tak terkecuali rumah ibadah. Masjid yang merupakan tempat suci untuk beribadah pun tak luput dari incaran penjahat. Lokasi yang sepi ketika setelah atau sebelum masuk waktu sholat, dimanfaatkan mereka untuk menggasak barang berharga dan isi kotak infak masjid.
Seorang pria tertangkap tangan sedang mencuri uang dari kotak infak di sebuah Masjid di kota Medan. Pria tersebut berhasil diringkus setelah penjaga masjid melakukan pengintaian selama lebih dari setengah jam karena curiga dengan gerak-geriknya.
Pria paruh baya ini pun tak berkutik. Setelah diinterogasi, ia mengaku ternyata telah beberapa kali melakukan pencurian kotak infak di masjid tersebut. Spontan pengurus masjid emosi mendengar pengakuan tersebut. Lalu bagaimana nasib pelaku?
Pada umumnya, pelaku yang tertangkap tangan mencuri akan menjadi bulan-bulanan massa yang geram. Namun berbeda dengan yang satu ini. Setelah tertangkap tangan dan akhirnya mengaku mencuri, pelaku malah diminta untuk melakukan sumpah tobat oleh pengurus masjid tanpa dihakimi secara fisik.
Video yang merekam detik-detik pengucapan sumpah bertobat sang maling ini pun menjadi sangat menarik. Karena tak hanya harus di sumpah dan membuat surat pernyataan tak mengulangi, si pelaku juga menerima nasehat dan diminta meminta maaf kepada warga sekitar atas perbuatannya. Sebuah cara persuasif yang layak diapresiasi.
Peristiwa terjadi pada 27 November kemarin siang, ketika Ustadz Mhd. Ali Bakrie, nazir Masjid Muslimin jalan Karya Jaya Medan datang melapor kepada Sekretaris BKM, kalau ada orang mencurigakan sedang berada di dalam Masjid. Setelah mereka mengintai dari lantai dua masjid, sesaat kemudian datang nazir lainnya, Ustadz Hardiansyah yang baru pulang mengajar.
Tahu ada orang yang masuk ke dalam masjid, pelaku pura-pura menjalankan sholat untuk kedua kalinya sambil melihat situasi. Untuk memancing pelaku, Ustad Hardiansyah pun pura-pura keluar masjid agar pelaku mengira tak ada lagi orang di lantai atas. Setelah dirasa aman, ia mulai beraksi mencongkel kotak infak yang berada di lantai 1, tanpa sadar sedang diawasi pengurus masjid di lantai 2.
Begitu kotak terbuka dengan suara keras, spontan pengurus berlari kelantai bawah dan berhasil meringkus pelaku. Awalnya ia berkelit, tapi setelah diinterogasi beberapa saat, ia pun mengaku.
"Mengingat usianya yang sudah 50 tahun, kami memilih tak menyerahkannya ke polisi. Kami ingin ia menyesali perbuatannya dengan bersumpah untuk bertobat," Ustad Hardiansyah menjelaskan alasan mengapa pelaku tidak dibawa ke pihak berwajib.
"Kami juga sengaja tak memanggil warga sekitar saat kejadian. Massa seringkali tidak terkontrol dan kami kuatir ia malah akan dihakimi massa seperti yang terjadi dimana-mana."
Pelaku diminta mengucapkan sumpah tobat dan diberi nasehat oleh pengurus masjid. Ia juga diminta meminta maaf kepada masyarakat sekitar, tapi awalnya menolak. Ia takut dihakimi massa.
Setelah diberi penjelasan tegas dan diyakinkan akan dilindungi dari amuk massa. Pelaku akhirnya bersedia meminta maaf kepada masyarakat.
"Pelaku mengaku sudah 2 kali mencuri di masjid ini, tapi saya mengenalinya saat bulan puasa lalu ia juga pernah kemari dan uang di kotak infak juga hilang," Ustad Ali Bakrie bercerita.
Tentu tak semua sepakat dengan tindakan para nazir masjid tersebut. Ada yang menganggap pelaku adalah virus masyarakat yang harus diberi pelajaran dan tak pantas dimaafkan. Namun para ustad tersebut yakin, pelajaran paling berharga bisa didapat dari sikap memaafkan dan memberi kesempatan bertobat.
Seorang pria tertangkap tangan sedang mencuri uang dari kotak infak di sebuah Masjid di kota Medan. Pria tersebut berhasil diringkus setelah penjaga masjid melakukan pengintaian selama lebih dari setengah jam karena curiga dengan gerak-geriknya.
Pria paruh baya ini pun tak berkutik. Setelah diinterogasi, ia mengaku ternyata telah beberapa kali melakukan pencurian kotak infak di masjid tersebut. Spontan pengurus masjid emosi mendengar pengakuan tersebut. Lalu bagaimana nasib pelaku?
Pada umumnya, pelaku yang tertangkap tangan mencuri akan menjadi bulan-bulanan massa yang geram. Namun berbeda dengan yang satu ini. Setelah tertangkap tangan dan akhirnya mengaku mencuri, pelaku malah diminta untuk melakukan sumpah tobat oleh pengurus masjid tanpa dihakimi secara fisik.
Video yang merekam detik-detik pengucapan sumpah bertobat sang maling ini pun menjadi sangat menarik. Karena tak hanya harus di sumpah dan membuat surat pernyataan tak mengulangi, si pelaku juga menerima nasehat dan diminta meminta maaf kepada warga sekitar atas perbuatannya. Sebuah cara persuasif yang layak diapresiasi.
Peristiwa terjadi pada 27 November kemarin siang, ketika Ustadz Mhd. Ali Bakrie, nazir Masjid Muslimin jalan Karya Jaya Medan datang melapor kepada Sekretaris BKM, kalau ada orang mencurigakan sedang berada di dalam Masjid. Setelah mereka mengintai dari lantai dua masjid, sesaat kemudian datang nazir lainnya, Ustadz Hardiansyah yang baru pulang mengajar.
Tahu ada orang yang masuk ke dalam masjid, pelaku pura-pura menjalankan sholat untuk kedua kalinya sambil melihat situasi. Untuk memancing pelaku, Ustad Hardiansyah pun pura-pura keluar masjid agar pelaku mengira tak ada lagi orang di lantai atas. Setelah dirasa aman, ia mulai beraksi mencongkel kotak infak yang berada di lantai 1, tanpa sadar sedang diawasi pengurus masjid di lantai 2.
Begitu kotak terbuka dengan suara keras, spontan pengurus berlari kelantai bawah dan berhasil meringkus pelaku. Awalnya ia berkelit, tapi setelah diinterogasi beberapa saat, ia pun mengaku.
"Mengingat usianya yang sudah 50 tahun, kami memilih tak menyerahkannya ke polisi. Kami ingin ia menyesali perbuatannya dengan bersumpah untuk bertobat," Ustad Hardiansyah menjelaskan alasan mengapa pelaku tidak dibawa ke pihak berwajib.
"Kami juga sengaja tak memanggil warga sekitar saat kejadian. Massa seringkali tidak terkontrol dan kami kuatir ia malah akan dihakimi massa seperti yang terjadi dimana-mana."
Pelaku diminta mengucapkan sumpah tobat dan diberi nasehat oleh pengurus masjid. Ia juga diminta meminta maaf kepada masyarakat sekitar, tapi awalnya menolak. Ia takut dihakimi massa.
Setelah diberi penjelasan tegas dan diyakinkan akan dilindungi dari amuk massa. Pelaku akhirnya bersedia meminta maaf kepada masyarakat.
"Pelaku mengaku sudah 2 kali mencuri di masjid ini, tapi saya mengenalinya saat bulan puasa lalu ia juga pernah kemari dan uang di kotak infak juga hilang," Ustad Ali Bakrie bercerita.
Tentu tak semua sepakat dengan tindakan para nazir masjid tersebut. Ada yang menganggap pelaku adalah virus masyarakat yang harus diberi pelajaran dan tak pantas dimaafkan. Namun para ustad tersebut yakin, pelajaran paling berharga bisa didapat dari sikap memaafkan dan memberi kesempatan bertobat.