14 September 2022

Mengenal Doxing, Teknik Mencuri Data Para Hacker Dunia

Tipsiana.com - Doxing kini ramai disorot di media sosial usai peretesan data pribadi Menkominfo Johnny G Plate yang dilakukan akun bernama Bjorka. Tidak hanya itu, hacker ini juga mengaku telah membobol data Presiden Joko Widodo, hingga rakyat Indonesia sebanyak 1,3 miliar data.

Nah, apa sebenarnya doxing ini? Mengapa banyak orang sangat khawatir dengan istilah tersebut yang kini marak dibahas di media sosial. Lalu, bagaimana menyikapi atau mencegah agar data pribadi kita tidak bocor?


Arti Doxing

Doxing merupakan sebuah hal atau tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok dengan meretas hingga menyebarluaskan data pribadi ke publik melalui internet.

Aksi doxing yang kerap terjadi atau disebut hacker ini dilakukan tanpa izin dari pemilik data yang bersangkutan.

Istilah doxing sebenarnya sangat terkenal dalam dunia peretasan terkhusus bagi hacker atau peretas.

Orang yang memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi (IT) kerap mengotak data seseorang, instansi, hingga presiden.

Tak ayal, aksi doxing kerap terjadi hingga selalu bermotif negatif. Pasalnya, aksi ini dilakukan murni untuk membocorkan hingga menyebarluaskan data pribadi seseorang hingga data penting negara agar diketahui publik.

Mengapa Terjadi Doxing?

Doxing merupakan aksi berbahaya jika terjadi terhadap kita. Sebab, orang yang membocorkan atau menyebarluaskan data pribadi apalagi Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan lain sebagainya acap kali disalahgunakan.

Selain itu, menurut berbagai sumber, seseorang yang sering melakukan doxing memiliki beragam tujuan yakni mencuri data untuk diperjualbelikan, membungkam target, hingga memamerkan kemampuan.

Bagaimana Mencegah Doxing?

Pencegahan doxing dianggap harus disadari banyak orang. Meski aksi ini sering tidak tertebak dan hacker selalu tahu cara membobolnya, namun setiap data terkhusus di media sosial dinilai harus memiliki kata sandi yang sulit ditembus.

Nah, berikut hal-hal yang harus kita lakukan agar terhindar dari doxing atau ganasnya peretasan data pribadi di era media sosial saat ini.

1. Rutin mengubah akun media sosial 
2. Mengganti password media sosial secara berkala 
3. Akun media sosial yang tidak terpakai harus dihapus 
4. Jangan mengunduh aplikasi yang tidak jelas
5. Jangan mengunggah data pribadi di media sosial, mulai dari KTP, SIM, paspor dan sebagainya.

Begitulah arti doxing hingga pencegahannya yang kini ramai dibahas di media sosial usai hacker bernama Bjorka berhasil membobol data pribadi Menkominfo, Johny G Plate. Ingat gaes, jangan memposting data-data penting di media sosial.

Catatan

Hanya saja, yang belakangan dilakukan oleh para hacker dunia, salah satunya yang sedang viral; Bjorka, bukan tanggung-tanggung. Mereka tidak meretas sistim informasi milik individu tapi telah sampai pada level pemerintah Indonesia. Tentu kita sebagai orang awam tidak bisa apa-apa ketika data kependudukan rakyat Indonesia yang berada di sistem database milik pemerintah diretas.

Sebenarnya ini tak mengherankan, Indonesia memang dikenal dunia sebagai negara dengan sistem keamanan siber terburuk di dunia. Mengutip dari akun twitter @darktracer_int yang menelusuri peretasan yang dilakukan para hacker dunia, ia menyatakan bahwa saat ini situs-situs milik pemerintah Indonesia sedang diserang terus-menerus oleh paling tidak sekitar 100 hacker dunia.

Tentu dengan tenar dan viralnya Bjorka yang telah berhasil meretas bermacam data dari Indonesia, membuat para hacker lain penasaran dan berlomba-lomba menyerang. Saking mudahnya Indonesia diserang dan dicuri datanya, mereka menyebut Indonesia sebagai 'open source country'*. 


*=Open source adalah  sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu orang/lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas.

Sumber: kumparan