"Itulah mengapa kita mencintai dunia tinju. Aku harus menghormati keputusan. Tapi aku percaya 100% bahwa akulah pemenang pertarungan itu. Tapi tidak apa-apa. Bagaimanapun juga, dalam hati kalian, kalian tahu siapa pemenang sesungguhnya". Inilah ungkapan Manny "PacMan" Pacquiao saat kalah secara tak terduga atas Timothy Bradley tahun 2012 yang lalu.
Saat itu, semua yakin Pacman menang angka mutlak atas Tim Bradley, serangan demi serangan membuat Bradley tak berkutik, ia hanya bisa bertahan. Bahkan sang komentator pertandingan olahraga tinju itu pun mengakui Bradley kalah angka disetiap ronde. Namun saat juri mengumumkan hasil pertandingan, keputusan kontroversial mengantarkan Tim Bradley merampas gelar tinju WBO dari Pacquaio. Bahkan Sang promotor tinju Bob Arum menggambarkan hasil tersebut sebagai, keputusan konyol dari sebuah pertandingan tinju kelas dunia.
Saat pertandingan ulang akhirnya digelar pada 13 April 2014, Pacman membuktikan keyakinannya. Pacquiao menang angka mutlak melawan Bradley. Sedari awal, Ia memang pemenang sebenarnya.
Pertandingan tinju yang di gadang-gadang sebagai pertandingan terbesar abad ini berakhir dengan anti klimaks, mengecewakan. Siapapun yang menonton pasti bisa membandingkan siapa sebenarnya yang lebih dominan. Floyd Mayweather memang petinju dengan rekor tak terkalahkan, tapi diatas ring menghadapi Pacquiao, ia seolah beralih profesi dari seorang petinju menjadi seorang pelari. Walau berkilah ia bertanding dengan cerdik, tapi bukan itu yang di inginkan publik. Olahraga tinju tetaplah sebuah olahraga saling jual beli pukulan, bukan cuma menghindar dan berlari.
Juri menyuguhkan statistik pertandingan yang menjadi dasar keputusan mereka memenangkan Mayweather. Tapi sekali lagi kebanyakan publik tidak terima, karena statistik tidak bisa menipu penilaian jutaan orang yang menonton langsung pertandingan tinju tersebut.
"Ini pertarungan yang bagus. Saya pikir saya menang. Dia tidak melakukan apa-apa, hanya berlari bergerak keluar. Tidak mudah melepaskan pukulan ketika dia bergerak keluar," kata Pacquiao setelah pertarungan tinju berakhir. Banyak orang setuju dengan pendapatnya. Mereka mungkin lebih menerima kalau PacMan kalah KO dibanding kalah 'dikadalin' angka.
Apa yang membuat banyak orang begitu tidak terima dengan kekalahan tersebut mungkin karena sosok Pacquiao yang telah menjadi pahlawan bagi mereka. Di luar ring tinju, Pacquiao sangat dermawan, terlahir dari keluarga susah, ia mengerti benar penderitaan orang kecil dan selalu membantu mereka. Banyak orang tak percaya kalau separuh dari uang yang didapat di pertandingan olahraga ini disumbangkan Pacquiao untuk amal. Nilainya luar biasa, sekitar 50 juta dollar.
Tidak sekedar atlet olahraga tinju, Manny Pacquiao pahlawan hidup bagi Philipina. Setiap ia bertanding, angka kejahatan di seluruh Philiphina menjadi 0 (nol), tidak ada kriminal sama sekali. Penjahat dan Polisi kompak duduk untuk menonton pertandingannya bersama seluruh penduduk Philiphina. Bahkan, beberapa hari yang lalu, secara tak langsung Pacquiao dianggap menjadi dewa penyelamat Mary Jane dari hukuman mati karena mengirim surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo untuk menunda eksekusi.
Orang sebaik Pacquiao mungkin tak cocok dengan dunia tinju sebagai olahraga yang penuh intrik dari para bandar judi. Namun harus diakui, karena tinju-lah yang membuatnya bisa berbuat banyak untuk orang kecil. Sekali lagi, kita akan ingat perkataan Manny "PacMan" Pacquiao; "Dalam hati kalian, kalian tahu siapa pemenang sesungguhnya."
Saat itu, semua yakin Pacman menang angka mutlak atas Tim Bradley, serangan demi serangan membuat Bradley tak berkutik, ia hanya bisa bertahan. Bahkan sang komentator pertandingan olahraga tinju itu pun mengakui Bradley kalah angka disetiap ronde. Namun saat juri mengumumkan hasil pertandingan, keputusan kontroversial mengantarkan Tim Bradley merampas gelar tinju WBO dari Pacquaio. Bahkan Sang promotor tinju Bob Arum menggambarkan hasil tersebut sebagai, keputusan konyol dari sebuah pertandingan tinju kelas dunia.
Saat pertandingan ulang akhirnya digelar pada 13 April 2014, Pacman membuktikan keyakinannya. Pacquiao menang angka mutlak melawan Bradley. Sedari awal, Ia memang pemenang sebenarnya.
Tapi ketidakadilan itu terulang kembali.
Juri menyuguhkan statistik pertandingan yang menjadi dasar keputusan mereka memenangkan Mayweather. Tapi sekali lagi kebanyakan publik tidak terima, karena statistik tidak bisa menipu penilaian jutaan orang yang menonton langsung pertandingan tinju tersebut.
"Ini pertarungan yang bagus. Saya pikir saya menang. Dia tidak melakukan apa-apa, hanya berlari bergerak keluar. Tidak mudah melepaskan pukulan ketika dia bergerak keluar," kata Pacquiao setelah pertarungan tinju berakhir. Banyak orang setuju dengan pendapatnya. Mereka mungkin lebih menerima kalau PacMan kalah KO dibanding kalah 'dikadalin' angka.
PacMan Sang Pahlawan
Meme bertebaran di dunia maya mengejek hasil pertandingan |
Tidak sekedar atlet olahraga tinju, Manny Pacquiao pahlawan hidup bagi Philipina. Setiap ia bertanding, angka kejahatan di seluruh Philiphina menjadi 0 (nol), tidak ada kriminal sama sekali. Penjahat dan Polisi kompak duduk untuk menonton pertandingannya bersama seluruh penduduk Philiphina. Bahkan, beberapa hari yang lalu, secara tak langsung Pacquiao dianggap menjadi dewa penyelamat Mary Jane dari hukuman mati karena mengirim surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo untuk menunda eksekusi.
Orang sebaik Pacquiao mungkin tak cocok dengan dunia tinju sebagai olahraga yang penuh intrik dari para bandar judi. Namun harus diakui, karena tinju-lah yang membuatnya bisa berbuat banyak untuk orang kecil. Sekali lagi, kita akan ingat perkataan Manny "PacMan" Pacquiao; "Dalam hati kalian, kalian tahu siapa pemenang sesungguhnya."