Tipsiana.com - Mahalnya harga rumah kerap menjadi batu sandungan seseorang untuk membeli hunian impian, apalagi seperti di kawasan Jakarta, minimnya lahan kosong serta tingginya permintaan membuat harga tempat tinggal di sana terus terkerek naik.
Namun tak perlu khawatir, sebenarnya di Jakarta masih banyak lokasi yang menjual hunian dengan harga yang terjangkau. Berdasarkan data portal properti Lamudi, rata-rata harga rumah dijual di Jakarta Timur merupakan yang termurah jika dibandingkan dengan kawasan lainya.
Contohnya seperti di kawasan Kalisari, Jakarta Timur. Rata-rata harga rumah yang dijual di sana dilepas mulai dari Rp 8.500.000 per meter persegi. Kemudian rumah dijual di Jakarta Timur termurah lainnya ada di Ciracas yang dibanderol dengan rata-rata Rp 8.800.000 per meter persegi.
Jika dibandingkan dengan dengan wilayah lainnya, harga rumah dijual di Jakarta Timur tersebut tergolong cukup murah. Seperti pada area Kemang, Jakarta Selatan yang saat ini sudah mencapai Rp 42 juta per meter persegi atau pada kawasan Tebet yang saat ini sudah mencapai harga Rp 30 juta per meter persegi.
Lukas Bong, Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi), ada banyak faktor yang membuat mengapa harga rumah dijual di Jakarta Timur lebih murah, salah satunya karena kawasan ini berbatasan langsung dengan Bekasi.“Karena berada di area perbatasan jadi harganya relatif lebih terjangkau,” kata Lukas.
Selain itu, menurut Lukas, area ini juga masih banyak terdapat lahan kosong, sehingga potensi kenaikan harga rumah masih bisa terjangkau. “Jika di suatu daerah masih banyak terdapat lahan kosong, maka supply rumah masih tidak terlalu banyak, sehingga harga rumah masih stabil,” ujar Lukas.
“Kebanyakan orang lebih memilih untuk tinggal di rumah karena lebih luas dan lebih private jika dibandingkan dengan apartemen,” kata Mart.
Namun Mart juga memprediksikan, kedepannya nanti apartemen akan menjadi hunian terbaik untuk warga Jakarta, karena lahan di kota ini kian menyusut tajam, sehingga tinggal di hunian bertingkat menjadi pilihan yang logis.
Mayoritas pencari rumah di Lamudi berencana untuk membeli rumah di area Jabodetabek, dengan rata-rata usia pencari paling banyak berumur 25 hingga 34 tahun yang mencapai 41,97 persen, kemudian disusul oleh umur 18 hingga 24 tahun mencapai 21,90 persen, serta umur 35 sampai 44 tahun mencapai 18,34 persen, umur 45 hingga 54 tahun dengan persentase mencapai 9,59 persen, umur 55 hingga 64 tahun mencapai 6,40 persen dan kelompok umur di atas 65 tahun mencapai 1,79 persen.
Namun tak perlu khawatir, sebenarnya di Jakarta masih banyak lokasi yang menjual hunian dengan harga yang terjangkau. Berdasarkan data portal properti Lamudi, rata-rata harga rumah dijual di Jakarta Timur merupakan yang termurah jika dibandingkan dengan kawasan lainya.
Contohnya seperti di kawasan Kalisari, Jakarta Timur. Rata-rata harga rumah yang dijual di sana dilepas mulai dari Rp 8.500.000 per meter persegi. Kemudian rumah dijual di Jakarta Timur termurah lainnya ada di Ciracas yang dibanderol dengan rata-rata Rp 8.800.000 per meter persegi.
Jika dibandingkan dengan dengan wilayah lainnya, harga rumah dijual di Jakarta Timur tersebut tergolong cukup murah. Seperti pada area Kemang, Jakarta Selatan yang saat ini sudah mencapai Rp 42 juta per meter persegi atau pada kawasan Tebet yang saat ini sudah mencapai harga Rp 30 juta per meter persegi.
Lukas Bong, Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi), ada banyak faktor yang membuat mengapa harga rumah dijual di Jakarta Timur lebih murah, salah satunya karena kawasan ini berbatasan langsung dengan Bekasi.“Karena berada di area perbatasan jadi harganya relatif lebih terjangkau,” kata Lukas.
Selain itu, menurut Lukas, area ini juga masih banyak terdapat lahan kosong, sehingga potensi kenaikan harga rumah masih bisa terjangkau. “Jika di suatu daerah masih banyak terdapat lahan kosong, maka supply rumah masih tidak terlalu banyak, sehingga harga rumah masih stabil,” ujar Lukas.
Rumah Tapak Masih Menjadi Primadona
Sementara menurut Mart Polman, Managing Director Lamudi.co.id, rata-rata masyarakat di ibu kota masih lebih memilih untuk tinggal di rumah jika dibandingkan dengan apartemen. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil survei yang menunjukkan bahwa 65% warga Jakarta masih memilih untuk tinggal di rumah tapak jika dibandingkan dengan hunian vertikal.“Kebanyakan orang lebih memilih untuk tinggal di rumah karena lebih luas dan lebih private jika dibandingkan dengan apartemen,” kata Mart.
Namun Mart juga memprediksikan, kedepannya nanti apartemen akan menjadi hunian terbaik untuk warga Jakarta, karena lahan di kota ini kian menyusut tajam, sehingga tinggal di hunian bertingkat menjadi pilihan yang logis.
Mayoritas pencari rumah di Lamudi berencana untuk membeli rumah di area Jabodetabek, dengan rata-rata usia pencari paling banyak berumur 25 hingga 34 tahun yang mencapai 41,97 persen, kemudian disusul oleh umur 18 hingga 24 tahun mencapai 21,90 persen, serta umur 35 sampai 44 tahun mencapai 18,34 persen, umur 45 hingga 54 tahun dengan persentase mencapai 9,59 persen, umur 55 hingga 64 tahun mencapai 6,40 persen dan kelompok umur di atas 65 tahun mencapai 1,79 persen.