Suasana dalam berbagai peristiwa pembangkangan, solidaritas dan kekerasan terekam dalam beberapa foto ikonik yang menggambarkan betapa mahal harga yang harus dibayar dari sebuah gerakan protes, demonstrasi, atau pemberontakan. Namun demikian, mereka-mereka yang berani menentang tirani ini rela berkorban untuk sebuah idealisme. Dan foto-foto heroik mereka ini telah mampu menginspirasi dunia.
Berikut ini adalah beberapa foto demonstrasi paling ikonik sepanjang sejarah dan kisah yang melatar-belakangi peristiwa-peristiwa tersebut.
Nama dan nasib dari orang ini, yang ditangkap tak lama setelah itu, masih belum diketahui hingga kini, namun gambar tersebut menjadi simbol abadi dari pembangkangan terhadap otoritas dan penindasan.
Polisi UC Davis, Letnan John Pike terlihat menyemprot para demonstran yang duduk di kampus UC Davis pada 18 November 2011. Demonstrasi ini digelar sebagai bagian dari gerakan menduduki kampus, mereka memprotes kenaikan biaya kuliah. Pike dan petugas lainnya menyemprotkan cairan merica ke para demonstran untuk membubarkan mahasiswa.
Gambar ini tersebar dan menjadi viral di internet dan media massa, dengan gestur tubuh tak berperasaan, Pike menjadi simbol kekerasan polisi terhadap gerakan mahasiswa.
Atlet asal AS, Tommie Smith dan John Carlos mengangkat tinggi tangan yang terkepal saat penerimaan medali emas dan perunggu pada olimpiade di Meksiko tahun 1968. "Black Power Salute" ini dilakukan untuk mengekspresikan penentangan mereka terhadap rasisme di AS.
Tindakan ini dianggap sebagai salah satu protes politik paling terbuka dalam sejarah Olimpiade modern. Kedua atlet ini kemudian diusir dari lapangan dan dikucilkan setelah kembali ke Amerika Serikat.
Pada bulan Agustus 2014, pengunjuk rasa turun ke jalan untuk memprotes penembakan yang dilakukan oleh polisi terhadap remaja kulit hitam Michael Brown. Polisi di pinggiran kota Ferguson, Missouri merespon demonstrasi tersebut dengan mengerahkan petugas yang dilengkapi peralatan ala militer, mengakibatkan sejumlah bentrokan keras antara polisi dengan demonstran.
Mary Ann Ecchio, terlihat berlutut di hadapan tubuh Jeffrey Miller beberapa saat setelah ditembak oleh tentara National Guard di Ohio pada 4 Mei 1970. Tentara menembakkan 67 peluru selama 13 detik, menewaskan empat mahasiswa dan melukai sembilan lainnya. Tindakan represif ini dilakukan dalam upaya untuk membubarkan mahasiswa yang memprotes Perang Vietnam.
Jutaan Demonstran Mesir bersatu di pusat kota Kairo, Tahrir Square pada 2011 untuk menyerukan penggulingan rezim Presiden Husni Mubarak. Momen ini menandai menyebarnya gerakan Arab Spring yang menggoncang negara-negara Arab. Dalam foto ini terlihat para demonstran sedang melaksanakan sholat berjamaah.
Seorang pengunjuk rasa penentang perang Vietnam terlihat menyematkan sekuntum bunga anyelir ke dalam laras senapan tentara AS pada 21 Oktober 1967 saat demonstrasi menuju ke Pentagon. Tindakan ini adalah bagian dari gerakan "Flower Power", yang dimulai di Berkeley dengan menggunakan sekuntum bunga sebagai alat protes simbolik terhadap perang Vietnam.
Pejuang kemerdekaan India, Mahatma Gandhi digambarkan bersama para pengikutnya melakukan gerakan Salt March di Dandi, India. Demonstrasi ini adalah protes damai terhadap monopoli perdagangan garam oleh kolonial Inggris di India, demonstrasi ini juga memicu gerakan pembangkangan sipil yang luas.
Pemimpin gerakan sipil Martin Luther King Jr. bersama para pendungkungnya melakukan demonstrasi besar-besaran pada 28 Agustus 1963 di Washington DC untuk mendukung lahirnya Undang-undang Hak Sipil. King mengatakan pawai itu sebagai "Demonstrasi terbesar dari kebebasan dalam sejarah AS". Disinilah ia memberikan pidato yang melegenda yang dikenal sebagai "I Have a Dream".
Aksi bakar diri ini kemudian dianggap sebagai titik balik dalam Krisis Buddha dan berperan penting dalam menggulingkan Diệm, yang kemudian dibunuh pada tanggal 2 November 1963. Foto kejadian tersebut, yang membuat Malcolm Browne mendapatkan sebuah Penghargaan Pulitzer, mendatangkan simpati terhadap biksu-biksu Vietnam dan desakan terhadap rezim Diệm dari segala penjuru dunia. Sejumlah biksu Vietnam lainnya mengikuti jejak Quang Duc dengan membakar diri setelah tekanan terhadap mereka semakin gencar. Aksi bakar diri ini pun ditiru oleh sejumlah pemrotes perang Vietnam di Amerika Serikat beberapa tahun kemudian.
Pada 18 Mei 1998, dalam usaha melengserkan rezim Presiden Suharto yang telah berkuasa selama 32 tahun, ribuan mahasiswa melakukan aksi menduduki gedung MPR/DPR setelah berhasil membobol pengamanan aparat. Para Mahasiswa menaiki atap gedung Paripurna dan terus menyuarakan tuntutan agar Presiden Suharto meletakkan jabatannya. Foto ini menjadi salah satu ikon gerakan Mahasiswa yang berjuang untuk rakyat.
Berikut ini adalah beberapa foto demonstrasi paling ikonik sepanjang sejarah dan kisah yang melatar-belakangi peristiwa-peristiwa tersebut.
Tank Man
"Tank Man" adalah gelar yang diberikan kepada seorang pria tak dikenal yang berani berdiri menghadang sekolompok tank tanggal 5 Juni 1989. Pada pagi hari setelah militer Cina melakukan tindakan kekerasan represif terhadap para demonstran di lapangan Tianamen, yang mengakibatkan pembantaian ratusan pengunjuk rasa pro demokrasi di Beijing.
Nama dan nasib dari orang ini, yang ditangkap tak lama setelah itu, masih belum diketahui hingga kini, namun gambar tersebut menjadi simbol abadi dari pembangkangan terhadap otoritas dan penindasan.
Semprotan Merica UC Davis
Polisi UC Davis, Letnan John Pike terlihat menyemprot para demonstran yang duduk di kampus UC Davis pada 18 November 2011. Demonstrasi ini digelar sebagai bagian dari gerakan menduduki kampus, mereka memprotes kenaikan biaya kuliah. Pike dan petugas lainnya menyemprotkan cairan merica ke para demonstran untuk membubarkan mahasiswa.
Gambar ini tersebar dan menjadi viral di internet dan media massa, dengan gestur tubuh tak berperasaan, Pike menjadi simbol kekerasan polisi terhadap gerakan mahasiswa.
Black Power Salute di Olimpiade
Atlet asal AS, Tommie Smith dan John Carlos mengangkat tinggi tangan yang terkepal saat penerimaan medali emas dan perunggu pada olimpiade di Meksiko tahun 1968. "Black Power Salute" ini dilakukan untuk mengekspresikan penentangan mereka terhadap rasisme di AS.
Tindakan ini dianggap sebagai salah satu protes politik paling terbuka dalam sejarah Olimpiade modern. Kedua atlet ini kemudian diusir dari lapangan dan dikucilkan setelah kembali ke Amerika Serikat.
Polisi Ala Militer di Ferguson
Pada bulan Agustus 2014, pengunjuk rasa turun ke jalan untuk memprotes penembakan yang dilakukan oleh polisi terhadap remaja kulit hitam Michael Brown. Polisi di pinggiran kota Ferguson, Missouri merespon demonstrasi tersebut dengan mengerahkan petugas yang dilengkapi peralatan ala militer, mengakibatkan sejumlah bentrokan keras antara polisi dengan demonstran.
Pembantaian di Universitas Kent State
Mary Ann Ecchio, terlihat berlutut di hadapan tubuh Jeffrey Miller beberapa saat setelah ditembak oleh tentara National Guard di Ohio pada 4 Mei 1970. Tentara menembakkan 67 peluru selama 13 detik, menewaskan empat mahasiswa dan melukai sembilan lainnya. Tindakan represif ini dilakukan dalam upaya untuk membubarkan mahasiswa yang memprotes Perang Vietnam.
Tahrir Square
Jutaan Demonstran Mesir bersatu di pusat kota Kairo, Tahrir Square pada 2011 untuk menyerukan penggulingan rezim Presiden Husni Mubarak. Momen ini menandai menyebarnya gerakan Arab Spring yang menggoncang negara-negara Arab. Dalam foto ini terlihat para demonstran sedang melaksanakan sholat berjamaah.
Flower Power
Seorang pengunjuk rasa penentang perang Vietnam terlihat menyematkan sekuntum bunga anyelir ke dalam laras senapan tentara AS pada 21 Oktober 1967 saat demonstrasi menuju ke Pentagon. Tindakan ini adalah bagian dari gerakan "Flower Power", yang dimulai di Berkeley dengan menggunakan sekuntum bunga sebagai alat protes simbolik terhadap perang Vietnam.
Gandhi dan Aksi Demonstrasi Damai "Salt March"
Pejuang kemerdekaan India, Mahatma Gandhi digambarkan bersama para pengikutnya melakukan gerakan Salt March di Dandi, India. Demonstrasi ini adalah protes damai terhadap monopoli perdagangan garam oleh kolonial Inggris di India, demonstrasi ini juga memicu gerakan pembangkangan sipil yang luas.
Demonstrasi Washington
Pemimpin gerakan sipil Martin Luther King Jr. bersama para pendungkungnya melakukan demonstrasi besar-besaran pada 28 Agustus 1963 di Washington DC untuk mendukung lahirnya Undang-undang Hak Sipil. King mengatakan pawai itu sebagai "Demonstrasi terbesar dari kebebasan dalam sejarah AS". Disinilah ia memberikan pidato yang melegenda yang dikenal sebagai "I Have a Dream".
Aksi Bakar Diri Biksu
Thích Quảng Đức adalah seorang biksu Buddha Mahayana Vietnam yang membakar dirinya sampai mati di sebuah persimpangan jalan di Saigon pada tanggal 11 Juni 1963. Quang Duc menentang penganiayaan kaum Buddha oleh pemerintahan Katolik Roma Vietnam Selatan yang dipimpin oleh Ngô Đình Diệm selama Krisis Buddha di negara tersebut. Setelah kematiannya, tubuh Quang Duc dikremasi, namun jantungnya tetap utuh.Aksi bakar diri ini kemudian dianggap sebagai titik balik dalam Krisis Buddha dan berperan penting dalam menggulingkan Diệm, yang kemudian dibunuh pada tanggal 2 November 1963. Foto kejadian tersebut, yang membuat Malcolm Browne mendapatkan sebuah Penghargaan Pulitzer, mendatangkan simpati terhadap biksu-biksu Vietnam dan desakan terhadap rezim Diệm dari segala penjuru dunia. Sejumlah biksu Vietnam lainnya mengikuti jejak Quang Duc dengan membakar diri setelah tekanan terhadap mereka semakin gencar. Aksi bakar diri ini pun ditiru oleh sejumlah pemrotes perang Vietnam di Amerika Serikat beberapa tahun kemudian.
Pendudukan Gedung DPR/MPR oleh Mahasiswa
Pada 18 Mei 1998, dalam usaha melengserkan rezim Presiden Suharto yang telah berkuasa selama 32 tahun, ribuan mahasiswa melakukan aksi menduduki gedung MPR/DPR setelah berhasil membobol pengamanan aparat. Para Mahasiswa menaiki atap gedung Paripurna dan terus menyuarakan tuntutan agar Presiden Suharto meletakkan jabatannya. Foto ini menjadi salah satu ikon gerakan Mahasiswa yang berjuang untuk rakyat.