Sindrom Asperger adalah salah satu gejala autisme di mana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima. Anak penderita sindrom Asperger biasanya kurang bisa mengatur ritme bicara dan berintonasi monoton. Mereka sering tidak bisa mengatur volume suaranya sesuai dengan lingkungannya. Sehingga, ia harus diingatkan untuk menurunkan suaranya saat sedang berada di perpustakaan atau bioskop.
Salah satu pola perilaku stereotip yang dibawa hingga dewasa adalah kecenderungan menyakiti diri sendiri. Orang dewasa yang mengidap sindrom ini sulit mengendalikan diri sendiri dan mereka membutuhkan bantuan ketika kambuh.
Seorang wanita penderita sindrom Asperger, Danielle Jacobs, mengunggah video saat dirinya mengalami serangan sindrom ini. Ia mulai panik dan mengalami kegelisahaan luar biasa tanpa alasan yang jelas. Tampak ia mulai menyakiti diri sendiri dengan memukul-mukul badan dan kepalanya. Saat ia semakin kehilangan kontrol diri, bantuan datang dari Samson, si anjing peliharaannya.
Anjing itu terlihat berusaha menenangkan wanita tersebut berulang kali dengan terus berusaha menggapai tangan tuannya agar tidak menyakiti diri sendiri dan berusaha mencuri perhatian. Dan usahanya tidak sia-sia. Perlahan-lahan wanita tersebut mulai dapat mengendalikan diri dengan memeluk anjing hebat tersebut.
"Seperti inilah rasanya punya sindrom Asperger" ia menulis di Youtube. "Orang yang mengidap Sindrom Asperger ibarat komputer. Saat terlalu banyak input namun tak cukup output, Anda akan kehilangan daya dan mengalami crash." Beruntung ia memiliki anjing setia yang telah dilatih dengan baik. Samson telah memiliki tiga sertifikat lulus ujian dengan kemampuan khusus dalam hal membantu orang.
Sindrom Asperger dibedakan dengan gejala autisme lainnya dilihat dari kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi atau rata-rata. Tidak seperti autisme lainnya, sebagian besar penderita sindrom Asperger bisa hidup secara mandiri. Sindrom Asperger juga bukanlah sebuah penyakit mental.
Salah satu pola perilaku stereotip yang dibawa hingga dewasa adalah kecenderungan menyakiti diri sendiri. Orang dewasa yang mengidap sindrom ini sulit mengendalikan diri sendiri dan mereka membutuhkan bantuan ketika kambuh.
Seorang wanita penderita sindrom Asperger, Danielle Jacobs, mengunggah video saat dirinya mengalami serangan sindrom ini. Ia mulai panik dan mengalami kegelisahaan luar biasa tanpa alasan yang jelas. Tampak ia mulai menyakiti diri sendiri dengan memukul-mukul badan dan kepalanya. Saat ia semakin kehilangan kontrol diri, bantuan datang dari Samson, si anjing peliharaannya.
Anjing itu terlihat berusaha menenangkan wanita tersebut berulang kali dengan terus berusaha menggapai tangan tuannya agar tidak menyakiti diri sendiri dan berusaha mencuri perhatian. Dan usahanya tidak sia-sia. Perlahan-lahan wanita tersebut mulai dapat mengendalikan diri dengan memeluk anjing hebat tersebut.
"Seperti inilah rasanya punya sindrom Asperger" ia menulis di Youtube. "Orang yang mengidap Sindrom Asperger ibarat komputer. Saat terlalu banyak input namun tak cukup output, Anda akan kehilangan daya dan mengalami crash." Beruntung ia memiliki anjing setia yang telah dilatih dengan baik. Samson telah memiliki tiga sertifikat lulus ujian dengan kemampuan khusus dalam hal membantu orang.
Sindrom Asperger dibedakan dengan gejala autisme lainnya dilihat dari kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi atau rata-rata. Tidak seperti autisme lainnya, sebagian besar penderita sindrom Asperger bisa hidup secara mandiri. Sindrom Asperger juga bukanlah sebuah penyakit mental.