Seorang ibu berumur 65 tahun telah menghabiskan puluhan ribu Yuan demi membeli ratusan anjing dan kucing yang akan dibantai di festival Yulin.
Festival Yulin yang diadakan di Cina telah membuat kemarahan global sejak foto-foto anjing dan kucing yang dibakar dan disiksa hidup-hidup beredar di internet. Meskipun sebenarnya festival ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, banyak orang yang tidak menyadari kalau dalam perayaan tersebut ribuan anjing dan kucing dibantai dengan biadab.
Netizen yang marah berjuang melawan kekejaman ini dengan mengajukan petisi yang mengecam festival kuliner ini dan telah ditandatangani oleh lebih dari 2 juta orang. Kecaman lewat media sosial seperti Facebook dan Twitter juga terus mengalir. Namun kecaman tersebut sama sekali tidak berpengaruh di Cina karena Facebook dan Twitter kini diblokir di negara ini.
Sesuai tradisi, sekitar 10.000 anjing dan juga kucing dibantai untuk kemudian dikonsumsi di acara tersebut, semua dicuci dengan anggur leci. Menurut penduduk lokal, tindakan membunuh kucing dan anjing adalah cara untuk menghilangkan roh jahat. Anjing dan kucing tersebut 'dicuri' dari pemiliknya untuk dibantai dengan sadis. Sebagian direbus dan dikuliti hidup-hidup, sementara sisanya disiksa sampai mati.
Diantara "orang-orang jahat" yang mendukung festival tersebut, seorang wanita tua berjuang untuk menyelamatkan hewan-hewan tersebut sebisanya. Dengan bermodalkan uang 50.000 Yuan ia pergi ke kota Yulin yang berjarak lebih dari 2400 km dari kampung halamannya.
Yang Xiaoyun, 65 tahun, berharap dapat menyelamatkan ratusan anjing dan kucing dari pembantaian dengan cara membelinya. Tahun lalu ia cukup sukses mengumpulkan uang sehingga berhasil membeli 400 anjing dan puluhan kucing agar tidak dibantai. Ia berharap tahun-tahun berikutnya dapat mengumpulkan lebih banyak uang untuk menyelamatkan binatang itu. Ibu ini dibantu beberapa relawan yang akan membawa ke tempat aman anjing atau kucing yang telah dibelinya.
Festival Yulin yang diadakan di Cina telah membuat kemarahan global sejak foto-foto anjing dan kucing yang dibakar dan disiksa hidup-hidup beredar di internet. Meskipun sebenarnya festival ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, banyak orang yang tidak menyadari kalau dalam perayaan tersebut ribuan anjing dan kucing dibantai dengan biadab.
Netizen yang marah berjuang melawan kekejaman ini dengan mengajukan petisi yang mengecam festival kuliner ini dan telah ditandatangani oleh lebih dari 2 juta orang. Kecaman lewat media sosial seperti Facebook dan Twitter juga terus mengalir. Namun kecaman tersebut sama sekali tidak berpengaruh di Cina karena Facebook dan Twitter kini diblokir di negara ini.
Sesuai tradisi, sekitar 10.000 anjing dan juga kucing dibantai untuk kemudian dikonsumsi di acara tersebut, semua dicuci dengan anggur leci. Menurut penduduk lokal, tindakan membunuh kucing dan anjing adalah cara untuk menghilangkan roh jahat. Anjing dan kucing tersebut 'dicuri' dari pemiliknya untuk dibantai dengan sadis. Sebagian direbus dan dikuliti hidup-hidup, sementara sisanya disiksa sampai mati.
Diantara "orang-orang jahat" yang mendukung festival tersebut, seorang wanita tua berjuang untuk menyelamatkan hewan-hewan tersebut sebisanya. Dengan bermodalkan uang 50.000 Yuan ia pergi ke kota Yulin yang berjarak lebih dari 2400 km dari kampung halamannya.
Relawan menyelamatkan anjing ini ke tempat aman |
Yang Xiaoyun, 65 tahun, berharap dapat menyelamatkan ratusan anjing dan kucing dari pembantaian dengan cara membelinya. Tahun lalu ia cukup sukses mengumpulkan uang sehingga berhasil membeli 400 anjing dan puluhan kucing agar tidak dibantai. Ia berharap tahun-tahun berikutnya dapat mengumpulkan lebih banyak uang untuk menyelamatkan binatang itu. Ibu ini dibantu beberapa relawan yang akan membawa ke tempat aman anjing atau kucing yang telah dibelinya.
Ibu ini harus membayar 400 yuan (sekitar 600 ribu rupiah) untuk menebus anjingnya agar tidak dibantai di Festifal Yulin |