Seorang ilmuwan Jerman baru-baru ini menemukan seekor lobster paling indah se-dunia di daerah Papua, Indonesia.
Lobster 'Galaksi' (Cherax pulcher) yang masih berkerabat dengan udang dan lobster air tawar ini merupakan hewan asli Indonesia. Memiliki kulit terang yang penuh warna-warni, terlihat seperti awan nebula dan titik-titik putih disekujur kulitnya bagai bintang bertebaran di galaksi.
Penemuan lobster oleh Christian Lukhaup ini dilatari kejadian ironis. Ternyata para pedagang hewan peliharaan telah mengetahui keberadaan lobster cantik ini dan telah diperjual belikan selama bertahun-tahun, tapi mereka tidak tahu (atau sengaja menutupi) asal lobster ini.
Lukhaup sudah melihat udang ini sejak 10 tahun lalu lewat foto yang dikirimkan koleganya dan pernah melihat lobster ini di jual di Jepang. Lukhaup pun mulai melakukan penyelidikan dan akhirnya membawanya ke Desa Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat.
Sayangnya, Lukhaup mendapati kalau lobster ini terancam punah akibat penangkapan tak terkontrol oleh para pedagang ikan hias di daerah asalnya. Ia menyatakan memperjualbelikan binatang ini secara terus menerus bukanlah cara bijak dan telah mengancam kelestarian Lobster galaksi. Pemerintah Indonesia harus segera membuat rencana konservasi pada binatang yang hampir punah ini, lagi-lagi karena ulah manusia.
Lobster 'Galaksi' (Cherax pulcher) yang masih berkerabat dengan udang dan lobster air tawar ini merupakan hewan asli Indonesia. Memiliki kulit terang yang penuh warna-warni, terlihat seperti awan nebula dan titik-titik putih disekujur kulitnya bagai bintang bertebaran di galaksi.
Penemuan lobster oleh Christian Lukhaup ini dilatari kejadian ironis. Ternyata para pedagang hewan peliharaan telah mengetahui keberadaan lobster cantik ini dan telah diperjual belikan selama bertahun-tahun, tapi mereka tidak tahu (atau sengaja menutupi) asal lobster ini.
Lukhaup sudah melihat udang ini sejak 10 tahun lalu lewat foto yang dikirimkan koleganya dan pernah melihat lobster ini di jual di Jepang. Lukhaup pun mulai melakukan penyelidikan dan akhirnya membawanya ke Desa Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat.
Sayangnya, Lukhaup mendapati kalau lobster ini terancam punah akibat penangkapan tak terkontrol oleh para pedagang ikan hias di daerah asalnya. Ia menyatakan memperjualbelikan binatang ini secara terus menerus bukanlah cara bijak dan telah mengancam kelestarian Lobster galaksi. Pemerintah Indonesia harus segera membuat rencana konservasi pada binatang yang hampir punah ini, lagi-lagi karena ulah manusia.