Kejahatan datang karena niat dan kesempatan. Tak pandang kapan dan dimana, perampok kini semakin berani melakukan aksinya dimanapun, bahkan dijalanan macet sekalipun mereka nekat beraksi.
Sebuah posting Facebook dari akun Diki Septerian menjadi contoh betapa bebasnya perampok melakukan aksinya pada siang hari di jalanan yang ramai. Dan yang membuat miris adalah tak ada satupun diantara pengendara yang berani melawan perampok tersebut. Mungkin karena perampok tersebut berkelompok dan membawa senjata tajam.
Namun yang lebih membuat heran dan kecewa adalah respon para polisi saat mendapat laporan dari saksi mata yang memiliki bukti foto wajah para pelaku. Bukannya segera menindaklanjuti bukti tersebut, para polisi yang sedang berjaga malah menyuruh melapor ke pos yang lain. Berikut petikan kesaksian Diki Septerian beserta bukti foto saat perampokan terjadi. Pesan untuk pak Polisi: Kalian adalah abdi Negara dan pelayan masyarakat, jangan sampai ketidak-pedulian anda menjadi lampu hijau bagi perampok untuk semakin leluasa beraksi.
Bahaya di Siang Bolong
Foto ini saya ambil siang kemarin (10/06). Di Jl. Raya Cilincing, entah kilometer berapa. Coba lihat tangan kiri orang berbaju hitam, kemudian ekpresi orang-orang dibalik kaca, dan juga pintu kanan mobil bak hitam itu.
Ada yang menarik?
Maafkan bila gambar kurang jelas. Gambar saya ambil dari dalam mobil. Saya membeku. Antara cemas, bingung, dan tidak percaya dengan apa yang mata saya lihat.
Ini yang terjadi di siang terik yang macet itu: Perampokan!
Orang berbaju hitam mengenggam Pisau, orang bertopi merah (lihat pintu sebelah kiri) memegang obeng panjang, dan orang yang berusaha masuk dari pintu kanan memegang celurit kecil.
Awal kejadianya.. dua orang menghampiri mobil bak terbuka, yang jendelanya juga terbuka. Terjadi obrolan, lalu dua orang berusaha merangsek masuk ke dalam mobil. Sepertinya ingin mengambil apa yang ada di dashboard. Driver dan temannya melawan. Tancap gas. Pelaku hampir jatuh, tapi tetap menempel, mengejar.
Ketika kami (oh iya saya bersama teman) melewati mobil korban, korban terlihat mengucurkan darah. Luka. Semoga tidak parah.
Kami melaju. Ternyata tidak sampai 1 km dari TKP ada Pos Polisi. Teman saya berinisiatif untuk melapor. Ternyata juga, sudah ada korban yang melapor. "Dua Hp kami diambil, juga uang Rp. 200.000". Begitu kata korban ke Polisi. "Oh sama, kami juga ingin melaporkan itu, saya punya gambar pelakunya pak", sahut saya. Korban ternyata sama, mengendarai mobil bak terbuka (yang mungkin jendelanya juga terbuka).
"Baik Pak, silahkan bapak lapor ke Polsek Marunda (atau polres saya lupa), bapak bantu dengan gambar." Jawab Polisi itu. "Loh? Bukannya Bapak saja yang mengecek ke lokasi!?" Seru teman yang tidak bisa mengerti alur pikir polisi itu. "Tidak bisa, saya jaga sini."
Begitu saja. Kami pergi, menitipkan pesan ke korban, Bapak saja yang melapor ke polsek. Bukan tidak ingin membantu lebih, tapi di saat itu ada polisi lain yang sedang asik duduk gesar-geser layar hpnya. Dan, ternyata di balik pos ada 2-3 polisi lain yang juga sedang duduk-duduk. (Maafkan Pak Polisi, kami punya janji yang harus kami tunaikan. Maafkan kami juga yang gagal paham dengan prosedur yang bapak sampaikan).
Siang itu memang panas, berdebu, juga padat merayap. Bersyukur kami aman. Tapi, entah sudah berapa korban berjatuhan di siang bolong kemarin itu.
Lengkapi diri dengan apapun yang kita bisa. Juga minta doa dari kanan kiri, atas bawah, agar kita selamat sampai tujuan. Semoga pelaku segera ditangkap, semoga tidak lagi ada korban berjatuhan.
Ini foto pelaku itu. Mungkin teman-teman bisa membantu melaporkan, juga menyebarkan, agar kita sama-sama tenang saat perjalanan.
Tidak sekali ini saja oknum polisi bertindak tidak sesuai sumpah dan janji Polisi.
Baca juga :Video "Pengamen Berseragam" Melakukan Pungli Jadi Viral Senyap
Sumber : Facebook Diki Septerian
Sebuah posting Facebook dari akun Diki Septerian menjadi contoh betapa bebasnya perampok melakukan aksinya pada siang hari di jalanan yang ramai. Dan yang membuat miris adalah tak ada satupun diantara pengendara yang berani melawan perampok tersebut. Mungkin karena perampok tersebut berkelompok dan membawa senjata tajam.
Namun yang lebih membuat heran dan kecewa adalah respon para polisi saat mendapat laporan dari saksi mata yang memiliki bukti foto wajah para pelaku. Bukannya segera menindaklanjuti bukti tersebut, para polisi yang sedang berjaga malah menyuruh melapor ke pos yang lain. Berikut petikan kesaksian Diki Septerian beserta bukti foto saat perampokan terjadi. Pesan untuk pak Polisi: Kalian adalah abdi Negara dan pelayan masyarakat, jangan sampai ketidak-pedulian anda menjadi lampu hijau bagi perampok untuk semakin leluasa beraksi.
Bahaya di Siang Bolong
Foto ini saya ambil siang kemarin (10/06). Di Jl. Raya Cilincing, entah kilometer berapa. Coba lihat tangan kiri orang berbaju hitam, kemudian ekpresi orang-orang dibalik kaca, dan juga pintu kanan mobil bak hitam itu.
Ada yang menarik?
Maafkan bila gambar kurang jelas. Gambar saya ambil dari dalam mobil. Saya membeku. Antara cemas, bingung, dan tidak percaya dengan apa yang mata saya lihat.
Ini yang terjadi di siang terik yang macet itu: Perampokan!
Orang berbaju hitam mengenggam Pisau, orang bertopi merah (lihat pintu sebelah kiri) memegang obeng panjang, dan orang yang berusaha masuk dari pintu kanan memegang celurit kecil.
Awal kejadianya.. dua orang menghampiri mobil bak terbuka, yang jendelanya juga terbuka. Terjadi obrolan, lalu dua orang berusaha merangsek masuk ke dalam mobil. Sepertinya ingin mengambil apa yang ada di dashboard. Driver dan temannya melawan. Tancap gas. Pelaku hampir jatuh, tapi tetap menempel, mengejar.
Ketika kami (oh iya saya bersama teman) melewati mobil korban, korban terlihat mengucurkan darah. Luka. Semoga tidak parah.
Kami melaju. Ternyata tidak sampai 1 km dari TKP ada Pos Polisi. Teman saya berinisiatif untuk melapor. Ternyata juga, sudah ada korban yang melapor. "Dua Hp kami diambil, juga uang Rp. 200.000". Begitu kata korban ke Polisi. "Oh sama, kami juga ingin melaporkan itu, saya punya gambar pelakunya pak", sahut saya. Korban ternyata sama, mengendarai mobil bak terbuka (yang mungkin jendelanya juga terbuka).
"Baik Pak, silahkan bapak lapor ke Polsek Marunda (atau polres saya lupa), bapak bantu dengan gambar." Jawab Polisi itu. "Loh? Bukannya Bapak saja yang mengecek ke lokasi!?" Seru teman yang tidak bisa mengerti alur pikir polisi itu. "Tidak bisa, saya jaga sini."
Begitu saja. Kami pergi, menitipkan pesan ke korban, Bapak saja yang melapor ke polsek. Bukan tidak ingin membantu lebih, tapi di saat itu ada polisi lain yang sedang asik duduk gesar-geser layar hpnya. Dan, ternyata di balik pos ada 2-3 polisi lain yang juga sedang duduk-duduk. (Maafkan Pak Polisi, kami punya janji yang harus kami tunaikan. Maafkan kami juga yang gagal paham dengan prosedur yang bapak sampaikan).
Siang itu memang panas, berdebu, juga padat merayap. Bersyukur kami aman. Tapi, entah sudah berapa korban berjatuhan di siang bolong kemarin itu.
Lengkapi diri dengan apapun yang kita bisa. Juga minta doa dari kanan kiri, atas bawah, agar kita selamat sampai tujuan. Semoga pelaku segera ditangkap, semoga tidak lagi ada korban berjatuhan.
Ini foto pelaku itu. Mungkin teman-teman bisa membantu melaporkan, juga menyebarkan, agar kita sama-sama tenang saat perjalanan.
Tidak sekali ini saja oknum polisi bertindak tidak sesuai sumpah dan janji Polisi.
Baca juga :Video "Pengamen Berseragam" Melakukan Pungli Jadi Viral Senyap
Sumber : Facebook Diki Septerian