Tipsiana.com - Penemuan makam Fir'aun Tutankhamun pada tahun 1922 adalah penemuan arkeologi terpenting dalam sejarah. Namun temuan ini tidak dengan mudah didapat. Faktanya, sang arkeolog, Howard Carter, butuh waktu lebih dari 15 tahun untuk menemukannya.
Carter awalnya disewa oleh George Herbert, seorang bangsawan Inggris yang membiayai ekskavasi makam Tutankhamun di Lembah Para Raja Mesir untuk memimpin proses penggalian tersebut. Namun selama bertahun-tahun, penggalian tidak membuahkan hasil apapun. Untungnya, penggalian berhasil menemukan makam raja Fir'aun pada tahun terakhir sang bangsawan bersedia membiayainya.
Pada 26 November 1922, Carter berhasil membobol pintu masuk makam bersama Herbert di sisinya. Meski bukti yang ada menunjukkan kalau makam tersebut telah dua kali dijarah pencuri makam, tapi isi dalamnya ternyata tak tersentuh. Ribuan artefak tak ternilai pun tersusun rapi, termasuk sarkofagus sang anak raja. Bahkan, butuh waktu hingga delapan tahun untuk melakukan katalogisasi, merekam dan menyimpan seluruh benda sejarah tersebut.
Deretan foto ini merupakan dokumentasi detik-detik ditemukan dan dibongkarnya makam Fir'aun setelah ribuan tahun tak tersentuh. Awalnya foto ini dalam bentuk hitam putih, namun dengan teknologi terkini dapat direkayasa menjadi berwana dan dipamerkan di New York pada November 2015.
"Pada awalnya aku tak bisa melihat apa-apa, udara panas yang keluar dari ruangan membuat nyala lilin berkedip-kedip, tapi kini, begitu mataku mulai terbiasa dengan cahaya redup, detail ruangan muncul perlahan dari kabut, binatang aneh, patung-patung, dan emas, dimana-mana bertebar kilatan cahaya emas" demikian Howard Carter mengisahkan kali pertama ia menginjakkan kaki kedalam makam Fir'aun.
Didalam ruangan bawah tanah menuju ruangan makam Fir'aun, bertebar ribuan harta karun yang dibawa serta bersama jasad sang raja. Harta benda tersebut dipercaya sebagai bekal Fir'aun di akhirat.
Makam Fir'aun pertama kali ditemukan oleh Howard Carter. Para arkeolog tampak sedang membongkar pintu pertama menuju makam yang tak tersentuh selama lebih dari 3.245 tahun.
Desember 1922 : Sebuah tempat tidur seremonial dalam bentuk sapi langit, dikelilingi benda-benda bekal di ruang depan makam.
Desember 1922: Sebuah tempat tidur singa emas, pakaian dan benda-benda lain di dinding ruang pemakaman yang dijaga patung-patung.
Dibawah tempat tidur berbentuk singa terdapat beberapa kotak penyimpanan dan lemari kecil serta kursi yang digunakan ketika Fir'aun masih kecil.
1923: Sebuah patung berlapis emas sapi langit Mehet-Weret dan peti harta karun yang tersimpan di dekat makam.
29 November 1923 : Howard Carter, Arthur Callender dan pekerja Mesir sedang membungkus salah satu patung penjaga untuk dipindahkan.
Januari 1924: Didalam sebuah laboratorium dadakan yang dibuat di dalam makam Sethos II, tampak konservator Arthur Mace dan Alfred Lucas sedang membersihkan salah satu patung penjaga dari ruangan depan makam.
December 1923: Arthur Mace dan Alfred Lucas sedang membersihkan kereta emas di laboratorium dadakan mereka.
Sekitar 1923 : Sebuah patung Anubis di dalam kuil beserta pengusung jenazah di dalam makam.
2 Desember 1923 : Carter, Callender dan dua pekerja membongkar sekat dinding antara ruang depan makam dan ruang makam.
Desember 1923 : Di dalam kuil terluar ruang pemakaman ini diselubungi kain besar berornamen mawar emas yang menggambarkan suasana langit malam, menutup kuil yang lebih kecil di dalamnya.
30 Desember 1923: Carter, Mace dan pekerja Mesir dengan hati-hati menggulung selubung kain yang menutup kuil kedua.
Desember 1923: Carter, Callender dan dua pekerja Mesir dengan hati-hati membongkar salah satu kuil emas dalam ruang makam.
Oktober 1925 : Carter mengamati sarkopagus dimana didalamnya Fir'aun Tutankhamun bersemayam.
Oktober 1925 : Carter dan pekerja mengamati emas padat di bagian dalam sarkopagus.
Fir'aun Tutankhamun menurut para arkeolog meninggal dengan sebab misterius. Namun menurut kepercayaan agama Samawi, Fir'aun ini mati tenggelam saat sedang mengejar Nabi Musa dan pengikutnya di tengah laut merah yang terbelah. Tampak dalam foto pada tahun 2007 para arkeolog melepas lilitan kain mumi Fir'aun dan mengeluarkannya dari sarkopagus untuk disimpan dengan iklim yang terkendali agar tidak rusak.
Carter awalnya disewa oleh George Herbert, seorang bangsawan Inggris yang membiayai ekskavasi makam Tutankhamun di Lembah Para Raja Mesir untuk memimpin proses penggalian tersebut. Namun selama bertahun-tahun, penggalian tidak membuahkan hasil apapun. Untungnya, penggalian berhasil menemukan makam raja Fir'aun pada tahun terakhir sang bangsawan bersedia membiayainya.
Pada 26 November 1922, Carter berhasil membobol pintu masuk makam bersama Herbert di sisinya. Meski bukti yang ada menunjukkan kalau makam tersebut telah dua kali dijarah pencuri makam, tapi isi dalamnya ternyata tak tersentuh. Ribuan artefak tak ternilai pun tersusun rapi, termasuk sarkofagus sang anak raja. Bahkan, butuh waktu hingga delapan tahun untuk melakukan katalogisasi, merekam dan menyimpan seluruh benda sejarah tersebut.
Deretan foto ini merupakan dokumentasi detik-detik ditemukan dan dibongkarnya makam Fir'aun setelah ribuan tahun tak tersentuh. Awalnya foto ini dalam bentuk hitam putih, namun dengan teknologi terkini dapat direkayasa menjadi berwana dan dipamerkan di New York pada November 2015.
"Pada awalnya aku tak bisa melihat apa-apa, udara panas yang keluar dari ruangan membuat nyala lilin berkedip-kedip, tapi kini, begitu mataku mulai terbiasa dengan cahaya redup, detail ruangan muncul perlahan dari kabut, binatang aneh, patung-patung, dan emas, dimana-mana bertebar kilatan cahaya emas" demikian Howard Carter mengisahkan kali pertama ia menginjakkan kaki kedalam makam Fir'aun.
Didalam ruangan bawah tanah menuju ruangan makam Fir'aun, bertebar ribuan harta karun yang dibawa serta bersama jasad sang raja. Harta benda tersebut dipercaya sebagai bekal Fir'aun di akhirat.
Makam Fir'aun pertama kali ditemukan oleh Howard Carter. Para arkeolog tampak sedang membongkar pintu pertama menuju makam yang tak tersentuh selama lebih dari 3.245 tahun.
Desember 1922 : Sebuah tempat tidur seremonial dalam bentuk sapi langit, dikelilingi benda-benda bekal di ruang depan makam.
Desember 1922: Sebuah tempat tidur singa emas, pakaian dan benda-benda lain di dinding ruang pemakaman yang dijaga patung-patung.
Dibawah tempat tidur berbentuk singa terdapat beberapa kotak penyimpanan dan lemari kecil serta kursi yang digunakan ketika Fir'aun masih kecil.
1923: Sebuah patung berlapis emas sapi langit Mehet-Weret dan peti harta karun yang tersimpan di dekat makam.
29 November 1923 : Howard Carter, Arthur Callender dan pekerja Mesir sedang membungkus salah satu patung penjaga untuk dipindahkan.
Januari 1924: Didalam sebuah laboratorium dadakan yang dibuat di dalam makam Sethos II, tampak konservator Arthur Mace dan Alfred Lucas sedang membersihkan salah satu patung penjaga dari ruangan depan makam.
December 1923: Arthur Mace dan Alfred Lucas sedang membersihkan kereta emas di laboratorium dadakan mereka.
Sekitar 1923 : Sebuah patung Anubis di dalam kuil beserta pengusung jenazah di dalam makam.
2 Desember 1923 : Carter, Callender dan dua pekerja membongkar sekat dinding antara ruang depan makam dan ruang makam.
Desember 1923 : Di dalam kuil terluar ruang pemakaman ini diselubungi kain besar berornamen mawar emas yang menggambarkan suasana langit malam, menutup kuil yang lebih kecil di dalamnya.
30 Desember 1923: Carter, Mace dan pekerja Mesir dengan hati-hati menggulung selubung kain yang menutup kuil kedua.
Desember 1923: Carter, Callender dan dua pekerja Mesir dengan hati-hati membongkar salah satu kuil emas dalam ruang makam.
Oktober 1925 : Carter mengamati sarkopagus dimana didalamnya Fir'aun Tutankhamun bersemayam.
Oktober 1925 : Carter dan pekerja mengamati emas padat di bagian dalam sarkopagus.
Fir'aun Tutankhamun menurut para arkeolog meninggal dengan sebab misterius. Namun menurut kepercayaan agama Samawi, Fir'aun ini mati tenggelam saat sedang mengejar Nabi Musa dan pengikutnya di tengah laut merah yang terbelah. Tampak dalam foto pada tahun 2007 para arkeolog melepas lilitan kain mumi Fir'aun dan mengeluarkannya dari sarkopagus untuk disimpan dengan iklim yang terkendali agar tidak rusak.