14 September 2022

Kenapa Indonesia Tak Berani Beli Minyak Murah Rusia? Ini Konsekuensinya

Tipsiana.com - Pakar hubungan internasional meminta pemerintah Indonesia memperhitungkan risiko diplomatik jika memutuskan membeli minyak mentah dari Rusia. Sebab, langkah tersebut berpotensi mencederai reputasi Indonesia di mata negara-negara Barat.

Dosen hubungan internasional Universitas Hasanuddin, Ishaq Rahman, mengatakan apabila pemerintah melakukan hal tersebut, Indonesia dapat dianggap ikut membiayai invasi Rusia di Ukraina.


“Jadi ini memang betul-betul merupakan keputusan yang punya risiko diplomasi dan risiko terhadap reputasi Indonesia yang sangat tinggi,” kata Ishaq.

Presiden Joko Widodo telah mengatakan akan "memantau semua opsi" untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat, di tengah tekanan dari dalam negeri untuk menurunkan harga BBM.

Namun, menurut pengamat energi, membeli minyak murah dari Rusia belum tentu akan menurunkan harga BBM secara signifikan.

‘Memantau semua opsi’

Dalam wawancara dengan Financial Times, Senin (12/09), Presiden Jokowi ditanya apakah Indonesia akan membeli minyak mentah dari Rusia.

"Kami selalu memantau semua opsi. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," jawab Jokowi.

Presiden menambahkan bahwa adalah kewajiban pemerintah untuk menemukan berbagai sumber demi memenuhi kebutuhan energi rakyatnya.

Hal itu ia katakan saat negara-negara Barat sedang berusaha mengurangi ketergantungan energi pada Rusia sebagai respons atas invasi ke Ukraina.

Sikap Presiden mendapat dukungan dari anggota Komisi VII DPR dari PDIP, Adian Napitupulu.  Ia mengatakan, tanggung jawab utama pemerintah Indonesia adalah kepada rakyatnya sendiri.

 "Satu sisi kita memang bagian dari dunia internasional, tetapi kita lebih bertanggung jawab pada keselamatan rakyat kita sendiri. Sehingga walaupun kita juga perlu memperhatikan kepentingan internasional, tapi yang terutama adalah mempertimbangkan kepentingan rakyat kita,” kata Adian kepada BBC News Indonesia.

Wacana untuk membeli minyak murah dari Rusia bergulir setelah negara itu menginvasi Ukraina, Februari lalu.

Pada bulan Maret, Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengatakan perusahaan pelat merah itu mempertimbangkan untuk membeli minyak mentah dari Rusia untuk diolah di Kilang Balongan.

"Kami melihat ada peluang untuk membeli dari Rusia dengan harga yang lebih baik," kata Nicke seperti dikutip Reuters.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno baru-baru ini mengatakan Rusia menawarkan minyaknya dengan diskon 30% dari tarif internasional.

Jika Jakarta menerima tawaran tersebut, Indonesia akan mengikuti langkah sejumlah negara Asia termasuk India dan China yang sudah lebih dahulu membeli minyak mentah dari Rusia.

Langkah itu membantu Moskow menghindari sanksi ekonomi berat yang dijatuhkan oleh Barat.

Biaya diplomasi

Namun Ishaq Rahman, yang juga menjabat sekjen Asosiasi Dosen Hubungan Internasional Indonesia, meminta pemerintah juga mempertimbangkan dampak terhadap reputasi internasional dan hal yang ia sebut “biaya diplomasi” seandainya jadi membeli minyak mentah dari Rusia.

Menurut Ishaq, salah satu yang perlu diantisipasi ialah respons Amerika Serikat.

"Kita ketahui bahwa Amerika bisa saja mengambil langkah langkah yang tegas itu, bahkan mungkin langkah yang ekstrem seperti melakukan embargo atau melakukan peninjauan terhadap berbagai macam komitmen dalam kerja samanya dengan Indonesia yang sudah dibangun selama ini,” kata Ishaq.

“Selain itu juga kita ketahui bahwa saat ini dunia internasional baik pemerintah, organisasi internasional, maupun organisasi masyarakat sipil memberikan atensi yang tinggi dan concern yang serius terhadap perilaku atau tindakan Rusia di Ukraina. Nah, ini bisa saja juga berimbas kepada Indonesia,” ia menambahkan.

Negara-negara G7 sedang merumuskan batasan harga untuk minyak Rusia, dengan maksud membatasi kemampuan Moskow membiayai perangnya di Ukraina tanpa mengurangi ekspor minyaknya ke konsumen di seluruh dunia. Batasan harga itu diperkirakan US$40 sampai US$ 60 per barel.

AS telah mengancam akan memberi sanksi kepada pihak yang membeli minyak Rusia di atas batasan tersebut. Sedangkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan akan menahan ekspor ke negara yang menerapkan batasan tersebut, yang dapat memberikan tekanan pada pasar.

Ishaq menyarankan pemerintah Indonesia agar mematuhi batasan harga yang ditetapkan G7, bila jadi membeli minyak dari Rusia. Atau, langkah lain yang bisa diambil, membeli dari pihak ketiga misalnya China dan India.

“Ini salah satu strategi yang bisa dilakukan karena kalau misalnya pembelian secara langsung dan kemudian sampai terjadi embargo, saya kira secara nyata bisa berdampak terhadap perdagangan internasional kita,” kata Ishaq.

Sumber: bbc.com/indonesia