25 Maret 2015

Kenalkan Kata Maaf dan Memaafkan Sejak Dini

Setibanya di rumah buah hati kita mengadu ia telah berkelahi dengan temannya di kelas, pasal apa yang membuat mereka berkelahi tentu kita akan menanyakan hal itu. Dan akhirnya ia menjelaskan dengan alasan hanya membalas perbuatan temannya. Mendengar apa yang dikatakan buah hati anda lantas apa yang anda lakukan? Membenarkan perbuatannya? Mengajaknya untuk mengurai masalahnya? Atau mengabaikannya?

Walau masalah buah hati kita termasuk masalah yang sepele, namun dari hal kecil inilah sebaiknya mulai kita ajarkan kepada mereka bagaimana meminta maaf dan memberikan maaf dengan setulus hati. Mengajarkannya mereka betapa beruntungnya bila kita mampu memaafkan dan mampu melupakan apa yang sudah berlalu dan memulai segala sesuatunya tanpa perlu melihat ke belakang.

Lalu bagaimana cara kita sebagai orang tua mengajarkan anak untuk meminta maaf dengan segera dan tulus serta memberi maaf dengan cara yang baik dan benar? anda bisa mencoba langkah-langkah ini :

1. Ajarkan Pentingnya Arti Maaf
Kita tidak bisa langsung mengatakan "Kamu harus minta maaf" atau "Kamu harus maafkan" tanpa kita memberi pemahaman tentang arti maaf.  Cara yang paling mudah memberikan pemahaman kepada buah hati adalah dengan memberikan contoh dan contoh itu sebaiknya datang dari apa yang kita lakukan. Karena kita sebagai orang terdekat dari buah hati, sehingga kitalah yang menjadi teladan bagi mereka.

2. Lakukan Dari Hal Terkecil
Cara ini bisa kita ajarkan dari rumah kita sendiri mulai dari hal-hal yang terkadang kita sepelekan. Lebih efektif lagi bila hal yang kita ajakan bukan sekedar dari apa yang mereka lihat tetapi dari apa yang langsung bersentuhan dengan mereka. Misalnya saat mereka menumpakan minuman di lantai, atau secara tidak sengaja menjatuhkan guci kesayangan anda dan mereka sudah meminta maaf, maka kita harus memaafkannya dengan memberikan penjelasan tanpa mengungkit-ungkit kesalahannya lagi. Dengan begitu kita sudah mengajarkan dirinya untuk minta maaf sehingga menyesali perbuatannya dan juga mengajarkan bagaimana memaafkan.

3. Cobalah di Lingkungan Pergaulannya
Pantau interaksi anak saat bersama teman-temannya, dalam usia balita mungkin lebih mudah untuk mengawasinya. Lihat reaksinya saat mereka melakukan kesalahan, bila anak terlihat enggan untuk meminta maaf maka kita yang harus aktif mendorongnya untuk meminta maaf sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat. Jangan tunda untuk mengajarkan mereka agar segera meminta maaf.

4. Memaafkan Secara Keseluruhan
Banyak dari kita sebagai orang tua memaafkan orang lain dengan cara pasif. Memaafkan yang hanya sekedar di mulut tidak sepenuh hati. Hubungan kita menjadi renggang bahkan mungkin kita tidak mau lagi mengenal orang tersebut.
Cari tahu terlebih dahulu masalah yang dihadapinya dan sedalam apakah luka hatinya. Rubahlah memaknai maaf dari yang pasif menjadi aktif, artinya ketika buah hati kita bermusuhan dengan orang lain maka kita yang menjadi saluran mereka agar mereka saling memaafkan. Bahkan bila sang buah hati tidak mau berteman lagi, kita sebagai orang tua bisa berlaku aktif dengan mengajak buah hati kita ke rumah temannya.

5. Komunikasi Adalah Cara yang Terbaik
Komunikasi tetaplah menjadi faktor penting dalam tumbuh kembang hubungan kita dengan buah hati dan hubungan anak-anak kita dengan teman-temannya. Upayakan untuk tetap menjalin komunikasi yang baik dengan anak. Biarkan mereka bebas bercerita tanpa takut salah dengan kita. Sehingga kita bisa dengan cepat mengetahui bila ada sesuatu yang melukai buah hati kita.

Dengan langkah-langkah ini kita bisa mengajarkan anak kita menjadi pribadi yang positif, begitu juga kita sebagai orang tua bisa menjadi teladan bagi anak-anak kita dan agar kelak hidupnya berbahagia karena kelapangan hatinya yang sudah terbiasa untuk memaafkan.