27 Maret 2015

Tips Mengenali Minyak Aromaterapi Asli

Gaya hidup yang serba cepat, sibuk mengejar target, ditambah sumpeknya jalanan macet perkotaan, sering membuat orang terjangkit stres. Disela-sela kepenatan tersebut, beberapa dari kita mencoba melepaskannya dengan berbagai kegiatan; nonton, shopping, jogging, senam, dan yang belakangan sedang nge-trend, melakukan pijat Aromaterapi.

Aromaterapi kini tidak lagi didominasi oleh spa dan salon. Berbagai produk kesehatan, penyegar ruangan, sabun, deterjen sampai pembersih lantai juga menggunakan istilah ini sebagai gimmick  bisnisnya.  Untuk memperoleh khasiat aromaterapi yang sebenarnya, kita harus berhati-hati membedakan antara yang asli dan tidak. Salah-salah, malah racun yang didapat.

Berikut tips untuk mengenali minyak aromaterapi yang asli :
  1. Tidak meninggalkan bekas pada kertas, kecuali jenis minyak esensial yang berwarna pekat dan kental. Minyak Aromaterapi aslinya disebut minyak essensial, berasal dari ekstraksi bagian tumbuhan seperti bunga, daun, batang, rimpang dan akar. Bentuknya lebih cair dibanding minyak nabati (Minyak sawit, kelapa, jagung, dll) dan memiliki ciri khusus; beraroma khas dan mudah menguap pada suhu kamar.
  2. Harga minyak essensial murni mahal. Per botol ukuran 10 ml berkisar antara puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung jenisnya. Kenapa begitu mahal? untuk menghasilkan 1 ml minyak essensial melati dibutuhkan bahan 1 kg kuntum bunga melati. Malah untuk menghasilkan 10 ml minyak pala murni, dihasilkan dari 100 kg biji pala. Jadi, semisal anda membeli 10 ml minyak melati berharga Rp.50.000,- murnikah minyak itu? Harga jual minyak melati 10 ml dipasaran berkisar Rp.300.000,- hingga Rp.500.000,-.
  3. Mencantumkan nama Latin tumbuhan atau botanical name pada label. Produsen minyak essensial tahu betul tentang seluk beluk minyak yang diekstraknya. Penggunaan nama latin bertujuan untuk menghindari kesalahan indentifikasi jenis minyak. Selain itu biasanya dicantumkan juga label pure essential oil, jadi bukan cuma tertulis "Minyak Aromaterapi Apel" misalnya.
  4. Dikemas dalam botol kaca berwarna gelap. Minyak dari turunan senyawa aromatik tidak boleh terkena paparan sinar matahari langsung karena akan merusak kualitas minyak.
  5. Aromanya lebih lembut dan tidak menyengat, jika dibandingkan dengan minyak sintetis. Minyak esensial sintetis diperoleh dengan cara melarutkan bahan kimia aromatik yang sangat keras kedalam pelarut sintetis yang beracun. Maka tak heran minyak sintetis berbau tajam. Selain beracun, minyak esensial sintetis juga tidak memiliki khasiat aromaterapi. Ia hanya menduplikasi bau, bukan unsur aromatik.
  6. Melakukan pemeriksaan kromatografi gas. Uji kromatografi berfungsi untuk melihat struktur senyawa aromatik dari minyak esensial. Ini hanya bisa dilakukan di laboratorium. Dengan uji ini dapat dipastikan keaslian minyak.