Tampilkan postingan dengan label Islami. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Islami. Tampilkan semua postingan

10 September 2022

Benarkah Ratu Elizabeth II Keturunan Nabi Muhammad SAW?

Tipsiana.com - Sebuah studi pada 1986 dari Burke Peerage, salah satu penerbit silsilah terbaik di dunia, menunjukkan bahwa pemimpin Kerajaan Inggris Ratu Elizabeth II merupakan keturunan dari Nabi Muhammad SAW. Ratu Elizabeth merupakan keturunan ke-43 dari Nabi Muhammad SAW.

Burke Peerage telah menerbitkan catatan silsilah kerajaan keluarga secara historis selama lebih dari 190 tahun. Ratu Elizabeth diklaim oleh beberapa sejarawan sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad SAW. Meskipun sulit dicerna, namun dari sisi genealogis hal ini masuk dalam akal sehat.



Berikut merupakan rilis pers oleh Persatuan Pers Internasional seperti dilansir dalam laman Observer.

"Persatuan Pers Internasional

10 Oktober 1986

Muslim di Istana Buckingham

Selain campuran darah biru yang dimiliki oleh Ratu Elizabeth, terdapat darah Islam dari Nabi Muhammad SAW, seperti dalam Burke's Peerage, panduan geneologis untuk keturunan kerajaan. Hubungan darah tersebut muncul saat Harold B Brooks-Baker, direktur penerbit Burke, menulis untuk Perdana Menteri Margaret Thatcher agar memberikan keamanan yang lebih baik untuk keluarga kerajaan.

"Keturunan langsung keluarga kerajaan dari Nabi Muhammad tidak dapat diandalkan untuk selamanya melindungi keluarga kerajaan dari teroris Islam," katanya. Menyadari hubungan yang akan mengejutkan banyak orang, dia menambahkan, "Tidak banyak orang Inggris yang tahu darah Muhammad mengalir di tubuh Ratu. Namun, semua pemimpin agama Islam bangga dengan fakta ini."

Brooks-Baker mengatakan, bahwa darah Nabi Muhammad SAW mengalir ke keluarga kerajaan Inggris melalui raja-raja Arab di Seville yang pernah memerintah Spanyol. Dengan menikah, darah mereka mengalir ke raja-raja Eropa seperti Postugal dan Castille dan melalui merekalah darah tersebut sampai ke Raja Edward IV pada abad ke 15."

Kekhalifahan Umayyah merupakan khalifah Arab yang didirikan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Khalifah tersebut memiliki kekuatan yang sangat besar dimana puncaknya mereka memerintah di lebih dari 15 juta kilometer persegi dari Kaukasus (Eurasia) ke Semenanjung Iberia (Muslim Spanyol, Portugal, Andorra dan Gibraltar). Saat itu merupakan kerajaan terbesar kelima dalam sejarah, dimana mereka mengatur sekitar 62 juta orang atau 29 persen populasi dunia.

Ibukota Iberia Muslim atau Andalusia yang berjaya pada tahun 756 hingga 929 saat ini adalah Cordoba di Spanyol. Cordoba menjadi pusat budaya dan intelektual bagi umat Islam, Kristen, dan Yahudi, dimana kemajuan dalam bidang sains, sejarah, geografi, astronomi dan matematika terjadi di sana. Bukanlah hal biasa terjadi dalam periode ini untuk perkawinan antaragama antara Muslim, Kristen, dan Yahudi.

Jatuhnya kekhalifahan Umayyah terjadi setelah Revolusi Abbasiyah antara tahun 661 hingga 750. Abbasiyah adalah sebuah dinasti yang dibentuk oleh Abu al-Qasim Muhammad ibn Abbad, yang diklaim sejarawan sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad SAW melalui anak perempuan nabi, Fatimah.

Melalui garis keturunan Al-Qasim inilah sejarawan percaya bahwa Ratu Elizabeth memiliki darah nabi sebagai latar belakangnya. Al-Qasim menjadi penguasa Sevilla, sebuah wilayah muslim Spanyol dan memerintah hingga wafat pada tahun 1042. Setelah itu, cucunya Muhammad Al-Mu'tamid menguasai Cordoba pada 1071. Dia menjadi pemimpin terakhir Abbasiyah.

Pada tahun 1091, kerajaan Abbasiyah jatuh ke tangan dinasti Almoravid, sebuah dinasti kekaisaran Berber dari Morrocco. Berber adalah kelompok etnis yang berasal dari Afrika Utara.

Al-Qasim memiliki seorang putri bernama Zaida. Dia menjadi pengungsi Muslim yang melarikan diri ke istana Raja Alfonso VI, Raja Spanyol Leon, Castille dan Galicia, selama serangan yang terjadi oleh Almoravid pada kerajaan Abbasiyah.

Kemudian Zaida masuk agama Katolik Roma dan menikah dengan Raja Alfonso VI. Dia berganti nama menjadi Isabella setelah dia dibaptis. Dari pernikahannya, mereka memiliki tiga anak yang akhirnya memiliki lebih banyak keturunan.

Dua abad kemudian, pada 1352, keturunan Raja Alfonso dan Zaida, Maria de Padilla memiliki anak dengan Raja Peter dari Castille. Keduanya memiliki empat anak, dua diantaranya menikah dengan putra Raja Edward III dari Inggris.

Generasi setelahnya, Ratu Elizabeth lahir dan memiliki royalti penuh atas pencampuran keturunan dari peradaban Barat dan Timur.

Elizabeth II, Queen of the UK anak perempuan dari

George VI, King of the UK anak laki-laki dari

George V, King of the UK anak laki-laki dari

Edward VII, King of the UK anak laki-laki dari

Victoria, Queen of the UK anak perempuan dari

Edward, Duke of Kent and Strathearn anak laki-laki dari

George III, King of Great Britain anak laki-laki dari

Frederick, Prince of Wales anak laki-laki dari

George II, King of Great Britain anak laki-laki dari

George I, King of Great Britain anak laki-laki dari

Sophia, Electress of Hanover anak perempuan dari

Elizabeth of Bohemia anak perempuan dari

James I/VI, King of England, Ireland & Scotland anak laki-laki dari

Mary, Queen of Scots anak perempuan dari

James V, King of Scots anak laki-laki dari

Margaret Tudor anak perempuan dari

Elizabeth of York anak perempuan dari

Edward IV, King of England anak laki-laki dari

Richard Plantagenet, Duke of York anak laki-laki dari

Richard of Conisburgh, Earl of Cambridge anak laki-laki dari

Isabella Perez of Castille anak perempuan dari

Maria Juana de Padilla anak perempuan dari

Maria Fernandez de Henestrosa anak perempuan dari

Aldonza Ramirez de Cifontes anak perempuan dari

Aldonza Gonsalez Giron anak perempuan dari

Sancha Rodriguez de Lara anak perempuan dari

Rodrigo Rodriguez de Lara anak laki-laki dari

Sancha Alfonsez, Infanta of Castile anak perempuan dari

Zaida (aka Isabella) anak perempuan dari

Al-Mutamid ibn Abbad, King of Seville anak laki-laki dari

Abbad II al-Mutadid, King of Seville anak laki-laki dari

Abu al-Qasim Muhammad ibn Abbad, King of Seville anak laki-laki dari

Ismail ibn Qarais anak laki-laki dari

Qarais ibn Abbad anak laki-laki dari

Abbad ibn Amr anak laki-laki dari

Amr ibn Aslan anak laki-laki dari

Aslan ibn Amr anak laki-laki dari

Amr ibn Itlaf anak laki-laki dari

Itlaf ibn Naim anak laki-laki dari

Naim II al-Lakhmi anak laki-laki dari

Naim al-Lakhmi anak laki-laki dari

Zahra bint Husayn anak perempuan dari

Husayn ibn Hasan anak laki-laki dari

Hasan ibn Ali anak laki-laki dari

Fatimah bint Muhammad anak perempuan dari

Nabi Muhammad SAW




Sumber : https://www.republika.co.id/berita/p0fxok385/benarkah-ratu-elizabeth-ii-keturunan-nabi-muhammad-saw-part1

29 Juni 2022

Kenapa Pesawat Tak Boleh Terbang diatas Kabah, Ini Alasannya

Tipsiana.com - Peneliti senior Institute of Physics of the Globe of Paris (IPGP) Julian Aubert mengatakan bahwa bumi memiliki medan magnet, tetapi tidak terletak di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi.

Keberadaan medan magnet memang bisa mengganggu penerbangan, tetapi tak lantas mencegah pesawat untuk terbang atau melintas di atasnya.

"Gangguan magnetik tidak mencegah pesawat terbang. Mereka hanya bisa mengganggu kompas, tetapi pesawat jelas menggunakan sistem geolokasi yang lebih modern," kata Aubert, dilansir dari Fact Check AFP.

Persatuan Pilot Maskapai Penerbangan Nasional Perancis (SNPL) menyampaikan, larangan terbang di atas Kabah adalah karena alasan agama atau kepercayaan.



Menurutnya, larangan melintas sebagai bentuk penghormatan terhadap Kabah yang merupakan tempat suci bagi Muslim.

"Alasan ideologis dan penghormatan terhadap Kabah," ujar SNPL.

SNPL menambahkan, Mekkah terutama Kabah dianggap sebagai tempat suci yang hanya boleh dimasuki umat Islam. Hal ini, termasuk wilayah udara yang ada di atasnya.

Aturan dari otoritas penerbangan Arab Saudi
Adapun dilansir dari dokumen syarat penerbangan dan pengoperasian pesawat udara secara umum dari Otoritas Penerbangan Arab Saudi (GACA), terdapat pembatasan penerbangan di dekat masjid-masjid tertentu.

Masjid-masjid tersebut, antara lain mengacu pada Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

"Siapapun tidak boleh mengoperasikan pesawat udara di atas atau di sekitar area mana pun yang akan dikunjungi atau dilalui oleh Penjaga Dua Masjid Suci (the Custodian of the Two Holy Mosques), atau tokoh masyarakat lainnya yang bertentangan dengan batasan yang ditetapkan oleh Presiden dan diterbitkan dalam NOTAM," isi aturan pembatasan tersebut.

NOTAM atau Notice to Airmen sendiri merupakan pemberitahuan yang bertujuan memberikan informasi dalam upaya kelancaran operasional, keamanan, dan keselamatan penerbangan.

Melalui situs NOTAM, diinformasikan tempat mana saja yang dilarang terbang beserta alasan pelarangannya.

Meski demikian, larangan pemerintah Arab Saudi ini dikecualikan untuk alasan keselamatan atau alasan darurat.

Senada dengan pernyataan SNPL, larangan penerbangan di atas Mekkah dikaitkan dengan larangan non-Muslim untuk memasuki kota suci ini.

Dilansir dari UAE Moments, adanya penerbangan berarti mengizinkan non-Muslim untuk melintas di atas langit Kota Mekkah.

Selain itu, meski dikunjungi jemaah haji dari seluruh dunia, Kota Mekkah juga tidak memiliki bandara.

Bandara terdekat berada di Jeddah, yang letaknya sekitar 90 km dari Kota Mekkah.

Pasalnya, masih dari sumber yang sama, bandara hanya akan membuat Mekkah penuh dengan kru dan penumpang yang transit.

9 Mei 2019

Jangan Panik, Saat Imsak Ternyata Masih Bisa Makan Minum

Tipsiana.com -  Salah kaprah waktu imsak mungkin hanya terjadi di Indonesia, dimana waktu menjalankan ibadah puasa dianggap dimulai saat imsak. Bagaimana tidak, dalam pemahaman banyak orang, bila imsak telah tiba berarti waktu makan sahur telah habis.

Jadi, ketika penanda waktu masuk imsak berbunyi, kita yang telat bangun akan pontang-panting mencari makanan sekenanya atau minum sebisanya. Setelah bunyi sirene habis, kebanyakan orang menganggap tak boleh lagi makan atau minum.


Padahal faktanya tidak demikian. Dilihat dari pengertian, imsak adalah menahan diri dari yang membatalkan puasa, hal ini berbeda dengan shaum atau puasa yang berarti menahan diri dari yang membatalkan puasa sejak terbit fajar (waktu subuh) hingga terbenam matahari (waktu maghrib).

Walau dikatakan imsak merupakan waktu menahan diri, namun jika waktu imsak sudah masuk kita masih bisa makan dan minum.

Allah SWT berfirman :
فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ
“Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam …” (Q.s Al-Baqarah: 187)

Jadi, waktu dimulainya puasa Ramadan adalah saat fajar telah terbit, bukan imsak. Istilah imsak sendiri tidak ada pada masa Rasulullah. Ketentuan waktu imsak dilakukan sebagai ihtiyath (kehati-hatian) untuk menjaga agar seseorang tidak melampui waktu yang telah ditentukan untuk berpuasa.


Seperti yang diriwayatkan Al-Bukhari (hadits no. 1919) dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya Bilal mengumandangkan adzan pada suatu malam. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ ، فَإِنَّهُ لَا يُؤَذِّنُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
“Makan dan minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan. Sesungguhnya dia tidaklah mengumandangkan adzan hingga fajar terbit.”

Dengan begitu jelaslah bahwa waktu imsak bukanlah penanda awal waktu puasa. Bukankah Rasulullah bersabda “Senantiasalah umatku berada dalam kebaikan (Puasa) selama mereka menyegerakan berbuka dan melambatkan sahur.” (HR. Imam Ahmad dari Abu Zarr Ra).

Jeda antara waktu imsak hingga adzan subuh tersebut masih cukup untuk makan dan minum terlebih bagi orang yang terlambat bangun untuk makan sahur. Ketika adzan berkumandang namun kita tengah minum, maka kewajiban kita menghabiskan minum tersebut. Sebagaimana yang pernah dilakukan Umar bin Khattab, ketika beliau sedang minum lalu adzan berkumandang, kemudian Umar bertanya kepada Nabi apakah boleh untuk menghabiskannya dan Nabi pun mengizinkannya.

Dari berbagai sumber

10 Juni 2018

Azan (Sebuah Testimoni Wartawan Non-Muslim)

Tipsiana.com - Azan magrib niscaya menjadi rinduan mereka yang berpuasa. Begitulah sebagian teman berucap langsung ataupun melalui status di media sosial. Di antaranya ada yang mengungkapkan kerinduan itu dengan gaya yang menghibur. Kadang-kadang, ungkapannya seperti jeritan perut yang kosong. Biasanya, ungkapan semacam itu ramai pada awal Ramadan dan kian sepi menjelang bulan puasa berakhir.

Tumbuh di negeri ini, entah sudah berapa puluh ribu kali saya mendengar lantunan azan. Lima kali sehari sepanjang tahun, semua masjid menyuarakannya. Tak pernah kita dengar ada masjid kekurangan pelantun azan. Rasanya tak mungkin pula Kementerian Agama mengeluarkan daftar muazin versi pemerintah.


Meski berbeda agama, tak pernah sekali pun saya jenuh mendengar azan. Saking sering mendengarnya, saya bisa melantunkan azan dari awal sampai akhir. Mungkin pula banyak non-muslim bisa melafalkannya karena sudah hafal.

Kala saya bersekolah di Seminari Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, azan magrib kerap terdengar bersamaan dengan lonceng kapel seminari. Di Gereja Katolik yang memilikinya, lonceng berbunyi tiga kali sehari: pagi, siang, dan petang. Hal itu merupakan ajakan untuk berdoa Angelus Domini atau Malaikat Tuhan.

Mendengar serentaknya denting genta dan azan, telinga dan hati saya sering merasa teduh. Tidak ada yang beradu mana yang lebih keras. Keduanya punya kemiripan: sama-sama mengundang untuk berdoa.


Melihat fungsi itu, saya memandang azan bukan hanya milik sebagian orang. Azan adalah milik mereka yang mau mendengar dan menyerahkan hati kepada Sang Pencipta. Azan tak sekadar membangunkan tidur manusia, tapi juga menggugah untuk berhenti sejenak dari aktivitas, seraya mengucap syukur atas segala nikmat dari-Nya. Azan bisa menyatukan mereka yang menghayatinya.

Itulah sebabnya saya menyukai azan yang disiarkan dengan khidmat untuk mengajak umat bersujud. Azan kerap mengingatkan saya untuk diam sejenak, menutup mata sambil mendengarkan kemerduan, lalu merasakan sapaan-Nya.

Maka, saya bisa terpana mendengar azan dari masjid di sebuah pulau di wilayah Banda yang dikepung pepohonan tinggi. Suaranya menggaung ke arah laut. Sekali lagi, sapaannya terasa tak hanya di telinga, tapi juga menembus ke hati. Air mata saya menetes karenanya.

Pun saya suka akan azan di Aleppo, Suriah, yang diserukan seorang milisi pemberontak pada suatu subuh, November 2012. Meski suaranya agak parau, lantunannya yang terdengar lirih lagi-lagi membuat saya menangis. Di tengah Aleppo yang porak-poranda dan penuh duka, azan seolah mengingatkan saya untuk berserah dengan segera karena hidup entah kapan berakhir.

Suatu sore, azan berkumandang dari masjid kecil yang masih berdiri di antara reruntuhan bangunan yang terkena mortir. Saya meminta fixer atau pemandu sekaligus penerjemah menghentikan kendaraan.

Melihat air di sudut mata saya, sang fixer menatap dan berkata, "Semoga kamu diberi hidayah." Ucapan itu saya balas dengan senyum. Dalam hati saya berkata, "Kawan, tanpa perlu saya berpindah agama, azan itu sudah mampu membawa saya kepada Pencipta."

Penulis: Stefanus Pramono, Wartawan Tempo

Sumber : Koran Tempo edisi 7 Juni 2018

20 Mei 2018

Reaksi Tak Terduga Masyarakat Pada Wanita Bercadar

Tipsiana.com - Berbagai peristiwa peledakan bom yang melibatkan perempuan dan anak-anak belakangan ini begitu mengusik kedamaian masyarakat Indonesia. Terlepas dari siapa dalang dan apa tujuan tindakan biadab tersebut, satu hal yang pasti adalah banyak kalangan kini ikut menjadi korban tak langsung peristiwa tersebut.

Mereka yang berbusana Niqab atau cadar adalah salah satunya. Pelaku peledakan dan beberapa anggota terduga teroris yang saat tertangkap menggunakan cadar berbuntut panjang. Secara tak langsung, wanita bercadar mulai dikaitkan dengan terorisme. Beberapa oknum bahkan melakukan persekusi terhadap mereka yang bercadar.


Hal ini tentu sangat menyedihkan dan berpotensi memecah persatuan bangsa. Padahal, melakukan generalisasi terhadap apa yang dikenakan seseorang merupakan tindakan tak adil. Ahmad Zaki, seorang Youtuber asal Indonesia melakukan eksperimen sosial tentang bagaimana sebenarnya persepsi masyarakat luas tentang wanita bercadar. Hasilnya ternyata diluar dugaan.

Zaki menempatkan seorang pria dengan gaya ikhwah; berkafayeh dan bercelana taktis yang sengaja dibuat cingkrang (dinaikkan diatas mata kaki) di sebuah kawasan mall di Jakarta.  Disebelahnya berdiri dua orang perempuan bercadar. Ketiganya membawa tulisan yang meminta orang-orang untuk memeluk bila mereka merasa aman dengan kehadiran mereka.

"Jika Anda Lelaki Peluk Saya" tulisan ini dibawa oleh si laki-laki. Dua wanita bercadar lainnya membawa tulisan "Jika Anda perempuan, peluk saya," dan "Peluk Saya jika Anda merasa Aman dengan keberadaan Saya."


Awalnya, Zaki berpikir percobaannya ini akan gagal, berbagai ujaran kebencian pada perempuan bercadar yang banyak menyebar di media sosial seolah menggambarkan persepsi umum masyarakat. Namun diluar dugaan, hanya butuh beberapa menit menunggu, para pejalan kaki yang melihat aksi mereka dengan hangat mulai berdatangan memeluk dan menyapa.

Melihat reaksi luar biasa ini, dua perempuan bercadar tersebut menangis haru. Mereka akhirnya tahu bahwa persepsi negatif yang selama ini menyebar hanya dilakukan oleh segelintir orang. Mayoritas masyarakat Indonesia tetap menerima mereka sebagai saudara dan tetap merasa aman berada di sekitar mereka.

Dalam dua hari ini, video Ahmad Zaki menjadi viral di media sosial. Jutaan orang telah menontonnya di Facebook dan ribuan orang memberikan komentar positif, terharu dan bangga pada apa yang dilakukan masyarakat.


Berikut beberapa komentar dari netizen di youtube:
"Demi apa pun saya sangat sedih liat videonya. islam bukan teroris. Teroris bukan islam" tulis Adikaputra CS.

"Saya wanita bercadar, terkadang saya sedih apabila ada yg memandang "KAMI" wanita bercadar sebagai seorang teroris, aliran sesat, sok alim, sok suci dsb
padahal ga semua wanita bercadar itu seperti apa yg orang orang fikirkan, kami hanya manusia biasa yg ingin menjalankan Sunnah. Semoga Allah senantiasa memberi keteguhan hati, kesabaran kepada kita dan menjauhkan kita dr fitnah akhir zaman. Aamiin Allahuma Aamiin" Octarian Mutiara Pradana bercerita.

"Saya salah satu yg memeluk cowo disana...saya merasa sedih kok islam dibeginikan nya...padahal di indonesia ini mayoritas muslim...kok dijaman sekarang seolah-olah orang muslim seperti lemah dan sperti brlindung dr pmerintahan yg tidak pduli dengan mreka...

Jujur saja apa salahnya mereka bercadar,berjenggot atau menggunakan atribut islam lain nya.

Biarkan lah mereka berpakaian tertutup untuk menjalankan ketaatan dalam agamanya dan jangan mengganggunya. Dan kami umat islam jg tidak mngganggu agama lain dengan cara brpakaian nya dlam mnjalan kn kgiatan nya...mari saling berangkulan dan jgn trpecahkan..sesungguhkan umat beragama sedang di adu domba oleh org" sekuler dan liberal...agar kita saling mnjatuhkan dan lemah...dan mreka dengan mudah mnguasai indonesia/NKRI ini...smngat indonesia...allahu akbar!!!" seru akun The new Tyo The new tyo.

Kini gerakan sosial ekspermen ini menyebar ke lampung

Dan Bali

18 Mei 2018

Al-Qur'an & Ramadhan

Tipsiana.com - Allah berfirman, "Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda" - QS 2: 185

Allah telah memilih Ramadhan diatas bulan-bulan yang lain untuk menurunkan Al-Qur'an kepada manusia. Kitab yang mengubah segala-galanya untuk selama-lamanya

Di bulan yang sama ini, Allah sampaikan bahwa fungsi Al-Qur'an itu setidaknya ada 3: petunjuk bagi manusia, bukti-bukti dalam petunjuk, dan pembeda antara haq dan bathil


Pertama, indah sekali ketika Allah memberitahu hamba-hamba-Nya, bahwa Al-Qur'an diturunkan di bulan Ramadhan, agar jadi petunjuk bagi manusia, bukan hanya mukmin saja.

Inilah penegasan bagi ummat Rasulullah saw, sebab diantara semua ummat para Nabi, kaum Muslimlah yang bertanggung jawab atas semua manusia, agar mereka mengenal Islam.

Maka misi Ramadhan ini adalah untuk kembali mempelajari Al-Qur'an, sebab tugas kita mengenalkan Al-Qur'an itu untuk semua manusia, khususnya di bulan Ramadhan.

Kedua, Al-Qur'an ingin menegaskan bahwa ia datang bukan hanya sebagai petunjuk dari Allah buat manusia, tapi ia juga mukjizat, bukti bahwa Islam adalah agama yang benar.

Andai Musa diberikan petunjuk oleh Allah dalam Taurat, tapi mukjizatnya bukanlah Taurat, melainkan tangan bercahaya, terbelahnya laut, manna wa salwa dan seterusnya.


Begitu juga Isa, petunjuk yang ia bawa dari Allah adalah Injil, akan tetapi mukjizatnya bukanlah Injil, melainkan hidupkan orang mati, menyembuhkan buta dan lepra sekali sentuh.

Tapi Nabi Muhammad saw, Allah berikan petunjuk sekaligus mukjizat, bukti-bukti tak terbantah di dalamnya, agar manusia tak punya hujjah kecuali beriman, itulah Al-Qur'an.

Ketiga, bila keduanya sudah mewujud dalam diri kita, petunjuk dan bukti kebenaran (mukjizat), maka dengan itulah kita bisa membeda, mana yang haq dan mana yang bathil.

Di bulan Ramadhan, ketiganya lebih dibuka pada kita, lebih banyak dan lebih melimpah ketimbang bulan-bulan lainnya, sebab inilah bulan Al-Qur'an.

Ya Allah sayangi kami dengan Al-Qur'an.

Sumber : Status Instagram Ustadz Felix Siauw

18 Januari 2018

Sayap Sayap Patah (Sebuah Kisah Nyata Berpoligami)

Jari-jemariku menulis kalimat kalimat ini, karena mataku yang tak sanggup lagi menampung perihnya airmata..

Kawan...
Semua yang disyariatkan Allah adalah benar yang harus kita lakukan...
Dan Syariat itu tidak pernah salah dan keliru yang menjadikannya hancur adalah pribadi manusia...


Sebut saja namaku Abdullah. Aku diberi Allah pendamping yang supel, pintar, rajin dan sangat sholehah, sebut saja namanya Aisyah. Hidupku sangat bahagia apalagi Aisyah telah memberiku dua orang putra dan satu orang putri. Rumah tanggaku sangat bahagia.

Suatu hari hatiku diuji oleh Allah. Aku jatuh cinta pada seseorang gadis yang sangat cantik dan lebih muda, sebut saja namanya Fatimah. Yang lebih membuatku semakin kuat ingin menikah lagi dengan Fatimah adalah karena ia sangat sholehah dan bersedia menjadi istri kedua ku.

Akhirnya aku putuskan untuk menikah dengan Fatimah, aku sudah memberi tahu istriku namun Aisyah tidak menjawab apa-apa. Yang kulihat hanya airmata yang tiba-tiba jatuh saat ku sampaikan itu. Aku tak peduli.. Toh nanti juga dia akan menerima..

Terjadilah pernikahan antara aku dan Fatimah. Awal-awalnya memang agak susah, tapi lama kelamaan akhirnya baik-baik saja. Hanya saja Aisyah sedikit lebih pendiam dari setelah aku menikah lagi

Waktu terus bergulir, tidak terasa aku membina rumah tangga dengan Fatimah sudah satu tahun dan dikaruniai seorang putri yang sekarang berusia 6 bulan, sementara Aisyah tidak banyak yang berubah darinya.

Hari-hari terus bergulir dan aku mulai bosan dan jenuh , sehingga terjadilah badai dalam keluargaku. Aku ingin mencereikan salah satu istriku. Akhirnya terjadi pertengkaran dalam keluargaku dan jatuhlah talak ku pada Aisyah, kulihat ada airmata di wajahnya namun dia terus diam dalam kebisuan air mata.

Ku biarkan Ghozy, Ghassan dan Balqis anak anak ku ikut dengan Aisyah karena aku tahu mereka pasti akan memilih ibunya..

Tahun berganti tahun..
Hidupku dengan Fatimah pun mulai goyang, sebenarnya aku sangat bahagia dengannya namun sifat manja dan tidak memahami perasaanku membuatku tidak nyaman, dan tak jarang rumah tangga kami mulai diterpa pertengkaran.

Suatu ketika kami pernah bertengkar hebat dan membuat aku enggan pulang ke rumah, akupun mampir disebuah mesjid, kularutkan diri dlm sholat. Dalam mesjid itupun aku rindu dengan Aisyah dan anak-anak ku.. Tapi dimana mereka?

7 tahun yang silam saat aku mentalak Aisyah, Ghozy putra pertamaku berusia 5 tahun, dan Ghassan berusia 4 tahun sementara Balqis berusia 1 tahun. Hingga kini aku tak pernah mananyakan kabar mereka apalagi mengirimkan mereka biaya hidup. Sungguh semakin membuatku menderita memikirkannya.

Saat itu hujan turun dengan lebatnya..
Aku pelan-pelan dan diam-diam mulai mencari Aisyah dan anak-anak ku, namun hasilnya tak berhasil, aku mulai menanyakan kiri kanan pada keluarganya atau pada teman-teman Aisyah tapi tetap nihil.

Mereka hilang bagai ditelan bumi..
Dimana mereka ya Allah.. Doaku dalam hati. Aku semakin ketakutan manakala tak mendapat info apa-apa tentang mereka.. Pikiran ku semakin tak menentu.. Di sisi lain Fatimah hidup denganku dengan sejuta tuntutan.


Hari-hari pun terus berlalu..
Bahkan hampir 6 bulan aku mencari mereka.. Hingga pada suatu hari sehabis mengikuti kajian, tiba-tiba seorang ustadz mendekatiku, "Abdullah... Apakah kau sudah bertemu Aisyah dan anak-anak mu?" Ku geleng kan kepala dgn air mata kerinduan.

Ustadz itu berkata "Insya Allah mereka baik-baik saja." Perkataan sang ustadz membuatku menatap wajahnya lekat lekat. Wajah sang ustadz seolah tersirat ia mengetahui keberadaan Aisyah dan anak-anakku.

Ternyata benarlah dugaan ku, sang ustadz memberi tahu setelah ku desak dimana Aisyah dan anak-anakku.

Aisyah menghilang dalam hidupku dan menetap di sebuah kota yang sangat jauh dari tempat yang pernah menjadi kota tempat kami saat membina rumah tangga.. Jauh dan sangat jauh, jarak tempuhnya 4 hari perjalanan. Di sebuah pondok pesantren dipelosok desa tepat di lereng gunung.

Saat itu aku berangkat bersama sang ustadz sebagai penunjuk dan mediator yang mempertemukan aku dengan dia Aisyah. Perjalanan yg panjang membuat aku dan sang Ustadz ingin beristirahat sejenak. Mampirlah kami disalah satu mesjid di tempat itu. Dada ku bergemuruh, perasaanku tak menentu, aku jadi ketakutan manakala anakianak ku tak mau melihatku apalagi menerima ku. Terus ku yakinkan hatiku.

Tiba-tiba lamunanku hilang oleh merdunya suara adzan, airmata ku menetes menghayati kalimat sang mu'adzin. Saat itu waktu magrib, Aku dan Ustad memutuskan bermalam di mesjid tersebut.
Allahu Akbar... Suara imam menggema, aku tenggelam dalam sholat oleh tartilnya bacaan imam, menunjukkan ia sangat fasih dalam melafalkan Al Quran. Setelah selesai sholat sang imam memberikan tausyiah singkat tentang hargailah orang yg selalu bersama kita. Lisan sang imam benar-benar mengiris hatiku.

Keesokan hari dikala subuh menjelang aku berdoa ya ALLAH pertemukan aku dengan Aisyah dan anak-anak ku... Adzan subuhpun berkumandang.. Sebelum sholat sang ustadz berkata insya Allah pagi ini kau akan bertemu dengan putra pertamamu.

Semakin bergemuruh hatiku ditambah lagi suara sang imam membuat para jama'ah memecahkan tangisan. Sungguh desa dan tempat yang dipilih Aisyah benar-benar sangat damai dari kebisingan dunia.

Benar lah pagi itu aku bertemu dengan putra sulungku Ghozy yg tiada lain adalah imam yang dari tadi malam membuat jemaah menangis karena tartilnya membaca Quran. Hatiku bergemuruh..
Dalam usia yang sangat muda ia telah memiliki ilmu setara gurunya. Hatiku kembali bergemuruh mana kala melihatnya tumbuh menjadi penghafal Qur'an.

Menetes air mata ku, kepeluk dia erat sekali. Kutanyakan kabar ibu dan adik-adik nya..... Dengan gaya bahasa yang sangat sopan Ghozy menceritakan perjalanan ibunya menanggung ketiga anaknya tanpa ada sosok ayah. Ghozy telah didewasakan oleh ilmunya walau ia baru berumur 14 tahun.

Kisah perjalanan istrinya di dengar dengan airmata tak terbendung. Hati Abdullah semakin merinding kala Ghozy mengatakan bahwa adiknya Ghassan yang usia beda setahun dengan Ghozy telah berangkat ke madinah karena prestasinya. Di sisi lain Balqis yang berusia sembilan tahun telah selesai mengikuti program kelas tahfidz.

Ghozy dgn tegas mengatakan, "Kami semua bisa seperti yg Abi dengar karena sosok ibu yang telah Abi tinggalkan. Umi membesarkan dan mendidik kami untuk lebih mencintai Allah.."

"Umi memberi kami makan dari hasil kerjanya sebagai orang yang mencuci piring di dapur pondok ini.."

"Abi.. Umi tak pernah mengajari kami untuk membencimu tapi ketahuilah kau adalah ayah kami, tapi kau tak layak jadi suami dari ibuku.."

Kalimat itu terdengar bagai petir..
Dunia terasa gelap.. Wajah ku menunduk.. Aku tak tahu harus berbuat apa.

Untuk mu yang sedang membaca tulisan ku.. Jangan kau berbuat seperti ku..
Seseorang yg ada disamping mu sekarang adalah orang terbaik yg di pilih Allah untukmu maka jangan sia-sia kan...

Aku tak bisa melanjutkan tulisanku ini karena airmata ku menghalangi pandangan ku....

Untukmu istri ku Aisyah..
Walau aku tak layak untukmu... Kini kau bukti kan bahwa sikapmu adalah cerminan dari namamu..
Hal terindah dalam hidupku kau telah menjadikan anak-anak ku sebagai jundi-jundi sejati....

Untukmu istri ku Aisyah.. Dikala Allah mempertanyakan diriku tentang anak-anak ku.. Apa yg menjadi hujjah ku...?

Untukmu istriku Aisyah... Aku telah membuang berlianku..sungguh anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak mutthaqiin.. Satu hal yang ku mohon pada Allah.. Aku diberi kesempatan untuk berkumpul dan menembus dosa dan kesalahan dgn kalian.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ibroh yang bisa diambil dari kisah ini, bahwa bersyukur selalu kpd allaah dgn orang-orang terdekat saat ini.

Lengkapi kekurangannya, tutupi cacatnya, pujilah Allah selalu atas kebaikannya.

Sumber: https://www.facebook.com/groups/131922814025258/permalink/276939679523570/