Agama adalah keikhlasan. Kami lalu bertanya, "Loyalitas kepada siapa, ya Rasulullah?" Rasulullah saw menjawab, "Kepada Allah, kepada kitab-Nya (Al-Qur'an), kepada rasul-Nya, kepada penguasa muslim dan kepada rakyat awam." (HR. Muslim)
Rasulullah saw berkata, "Pada saat Allah mengumpulkan semua makhluk-Nya pada hari kiamat kelak, seorang petugas mengumumkan, 'Berdirilah, hai orang-orang yang mempunyai keistimewaan!' Mereka pun berdiri. Sayang, jumlahnya hanya sedikit. Mereka berjalan menuju surga dengan cepat sekali. Melihat itu, para malaikat menghentikan mereka dan beranya, 'Siapa kalian?' Mereka menjawab, 'Kami adalah orang-orang yang istimewa.'
Para malaikat bertanya lagi, 'Apa gerangan keistimewaan kalian?' Mereka menjawab, 'Ketika kami dizalimi, kami tetap sabar. Ketika kami diperlakukan tidak baik, kami memaafkan. Ketika kami dianggap tidak ada, kami juga tetap bersabar.' Mendengar pemaparan mereka, para malaikat langsung berkata, 'Masuklah! Surga memang sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang sabar.'
Menjadi Mutiara
Suatu pagi di negeri kerang, anak kerang menjerit kesakitan, "Ibu, Ibu, tolong aku! Pasir-pasir ini menggores kulitku. Sakiiiit, Ibu...."
Ibu kerang menjawab, "Sabar, Nak". Dalam hati kecil sang ibu, ia tak tega melihat butiran-butiran pasir menggerus kulit anaknya yang teramat lembut dan lunak. (Bisa dibayangkan bukan, bagaimana rasanya kulit yang lembut dan lunak kemudian digerus oleh butiran-butiran pasir??)
Keesokan harinya, anak kerang menjerit kesakitan seperti hari sebelumnya, "Ibu..., pasir ini sungguh menyakitiku. Ibu, sampai kapan aku harus merasakan ini? Ibu kerang menjawab dengan jawaban yang sama seperti hari sebelumnya, "Sabar, Nak."
Hari-hari berlalu, anak kerang melewati awal hidupnya dengan tangisan dan rintihan yang tiada henti karena pada setiap waktunya ia harus merasakan kulit halus dan lembutnya tergerus butiran-butiran pasir. Tiada hari tanpa penderitaan.
Mungkin itu kata yang paling tepat untuk anak kerang. Perlahan, waktu membuatnya lebih kuat. Butiran pasir yang awalnya menyakitkan tak lagi membuatnya menangis. Kini, ia hanya merasakan sedikit saja dari rasa sakit itu. Tak lama kemudian, sesuatu yang indah tumbuh dari dalam kulitnya. Indah berkilau dan sungguh menakjubkan. Semua mata pun tertuju pada apa yang tersembunyi di balik tubuhnya.
"Ibu, inikah buah kesabaranku?" ceria anak kerang ketika menyaksikan sebuah mutiara indah terlahir dari dalam tubuhnya.
Sang ibu kerang tersenyum dan bahagia menyaksikan anaknya berhasil melewati ujian yang tak mudah.
Mutiara terbentuk akibat adanya iritant, masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara. Dalam mantel kemudian akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Namun, tak semua kerang menghasilkan mutiara. Adapula kerang yang begitu saja menyerah dari proses iritant yang memiliki nilai jual kecil, mereka menjadi santapan, hiasan murah dan bahkan ada pula yang ditendang orang di pesisir pantai.
Begitupun dengan hidup kita, ujian bagaikan pasir yang menggerus kulit kerang yang halus dan lunak. Sakit terasa. Namun, jika kita mau bersabar, Allah akan memberikan imbalan yang luar biasa menakjubkan.
Siapapun bisa menghasilkan mutiara dalam hidupnya, asalkan ia mau kuat dan sabar melewati ujian. Jikalau tidak, siap-siap saja menjadi santapan orang atau menjadi manusia yang tak bernilai atau ditendang saja karena tak berguna.
Menjadi Pemenang Saat Diuji Allah - Riri Atmajaya
Rasulullah saw berkata, "Pada saat Allah mengumpulkan semua makhluk-Nya pada hari kiamat kelak, seorang petugas mengumumkan, 'Berdirilah, hai orang-orang yang mempunyai keistimewaan!' Mereka pun berdiri. Sayang, jumlahnya hanya sedikit. Mereka berjalan menuju surga dengan cepat sekali. Melihat itu, para malaikat menghentikan mereka dan beranya, 'Siapa kalian?' Mereka menjawab, 'Kami adalah orang-orang yang istimewa.'
Para malaikat bertanya lagi, 'Apa gerangan keistimewaan kalian?' Mereka menjawab, 'Ketika kami dizalimi, kami tetap sabar. Ketika kami diperlakukan tidak baik, kami memaafkan. Ketika kami dianggap tidak ada, kami juga tetap bersabar.' Mendengar pemaparan mereka, para malaikat langsung berkata, 'Masuklah! Surga memang sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang sabar.'
Menjadi Mutiara
Suatu pagi di negeri kerang, anak kerang menjerit kesakitan, "Ibu, Ibu, tolong aku! Pasir-pasir ini menggores kulitku. Sakiiiit, Ibu...."
Ibu kerang menjawab, "Sabar, Nak". Dalam hati kecil sang ibu, ia tak tega melihat butiran-butiran pasir menggerus kulit anaknya yang teramat lembut dan lunak. (Bisa dibayangkan bukan, bagaimana rasanya kulit yang lembut dan lunak kemudian digerus oleh butiran-butiran pasir??)
Keesokan harinya, anak kerang menjerit kesakitan seperti hari sebelumnya, "Ibu..., pasir ini sungguh menyakitiku. Ibu, sampai kapan aku harus merasakan ini? Ibu kerang menjawab dengan jawaban yang sama seperti hari sebelumnya, "Sabar, Nak."
Hari-hari berlalu, anak kerang melewati awal hidupnya dengan tangisan dan rintihan yang tiada henti karena pada setiap waktunya ia harus merasakan kulit halus dan lembutnya tergerus butiran-butiran pasir. Tiada hari tanpa penderitaan.
Mungkin itu kata yang paling tepat untuk anak kerang. Perlahan, waktu membuatnya lebih kuat. Butiran pasir yang awalnya menyakitkan tak lagi membuatnya menangis. Kini, ia hanya merasakan sedikit saja dari rasa sakit itu. Tak lama kemudian, sesuatu yang indah tumbuh dari dalam kulitnya. Indah berkilau dan sungguh menakjubkan. Semua mata pun tertuju pada apa yang tersembunyi di balik tubuhnya.
"Ibu, inikah buah kesabaranku?" ceria anak kerang ketika menyaksikan sebuah mutiara indah terlahir dari dalam tubuhnya.
Sang ibu kerang tersenyum dan bahagia menyaksikan anaknya berhasil melewati ujian yang tak mudah.
Mutiara terbentuk akibat adanya iritant, masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara. Dalam mantel kemudian akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Namun, tak semua kerang menghasilkan mutiara. Adapula kerang yang begitu saja menyerah dari proses iritant yang memiliki nilai jual kecil, mereka menjadi santapan, hiasan murah dan bahkan ada pula yang ditendang orang di pesisir pantai.
Begitupun dengan hidup kita, ujian bagaikan pasir yang menggerus kulit kerang yang halus dan lunak. Sakit terasa. Namun, jika kita mau bersabar, Allah akan memberikan imbalan yang luar biasa menakjubkan.
Siapapun bisa menghasilkan mutiara dalam hidupnya, asalkan ia mau kuat dan sabar melewati ujian. Jikalau tidak, siap-siap saja menjadi santapan orang atau menjadi manusia yang tak bernilai atau ditendang saja karena tak berguna.
Menjadi Pemenang Saat Diuji Allah - Riri Atmajaya