Tipsiana.com - NASA sukses menabrakkan pesawat luar angkasanya ke asteroid untuk pertama kalinya dalam sejarah. Hal itu sengaja dilakukan sebagai bagian dari uji coba misi melindungi Bumi dari hantaman benda langit.
Wahana Double Asteroid Redirection Test (DART) milik NASA menabrak asteroid kecil berjarak 11 juta kilometer dari Bumi pada Senin (26/9) malam waktu setempat atau Selasa (27/9) WIB. Targetnya adalah Dimorphos, batuan luar angkasa yang mengorbit di asteroid induknya, Didymos.
Sejauh yang kami tahu, uji pertahanan planet pertama kami berhasil.
- Elena Adams, teknisi sistem misi DART di Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory (JHUAPL), NASA -
"Saya pikir Earthlings (sebutan untuk manusia penghuni Bumi) bisa tidur lebih baik. Pasti," kata Adams, seperti dikutip Space.com.
DART adalah misi pertahanan planet yang memiliki tujuan riset mengetahui properti dari asteroid, pengetahuan penting jika sewaktu-waktu ada asteroid, meteor, atau benda luar angkasa lainnya yang berpotensi besar menghantam Bumi seperti di film Armageddon. DART membuat manusia setidaknya unggul dari dinosarusus yang punah 65 juta tahun yang lalu.
"Dinosaurus tidak memiliki program antariksa untuk membantu mereka, tetapi kita memilikinya," kata Katherine Calvin, kepala ilmuwan dan penasihat iklim senior NASA. "Jadi DART mewakili kemajuan penting dalam memahami potensi bahaya di masa depan dan bagaimana melindungi planet kita dari dampak potensial."
Wahana DART yang hanya seukuran kereta golf menabrak Dimorphos pada Selasa (27/9) pukul 06.14 WIB saat melaju dengan kecepatan 22.500 km/jam. NASA berharap pesawat antariksa seberat 600 kilogram tersebut cukup untuk menggeser Dimorphos 163 meter sedikit lebih cepat di orbitnya di sekitar induknya.
Dimorphos yang berdiameter 160 meter adalah asteroid bulan (moonlet) yang mengorbit asteroid lebih besar, Dydimos, yang berdiameter 780 meter. Duo ini mengitari Matahari di jarak yang cukup dekat dengan Bumi, yakni 1 AU dari Matahari di titik terdekatnya hingga melebihi orbit Mars di titik terjauhnya.
Jarak dekat dengan Bumi ini memasukkan Dydimos dan Dimorphos ke daftar Near Earth Object (NEO), tapi tidak termasuk ke daftar berpotensi berbahaya (potentially hazardous).
Meskipun jatuh tepat sasaran, ada campuran ketenangan dan antisipasi di pusat kendali misi DART di JHUAPL saat pesawat luar angkasa melaju menuju misi bunuh dirinya. Tidak ada kesalahan yang terjadi, sehingga tim kendali tidak perlu mencoba rencana darurat plan B —total ada 21 plan B berbeda yang mereka miliki sebagai skenario jika satu error muncul.
Sebagian besar dari empat jam terakhir DART berjalan ototmatis, dengan sistem navigasi wahana antariksa mengunci Dimorphos pada jam terakhir pendekatannya. Kamera utama DART memancarkan foto ke Bumi setiap detik sampai umpan menjadi hitam saat pesawat luar angkasa menabrak asteroid.
Risiko hantaman asteroid di masa depan
Di antara asteroid-asteroid tersebut, ada beberapa yang mengelilingi Matahari di jarak yang dekat dengan orbit Bumi, disebut NEO. Beberapa NEO ini, berdasarkan permodelan beberapa ratus tahun ke depan, ada yang menampakkan potensi kecil menghantam Bumi.
Dikutip dari data Center of Near Earth Object Studies (CNOS), total ada 23 asteroid NEO yang punya potensi menghantam bumi dari 50 tahun hingga 800 tahun ke depan. Contoh salah satunya adalah asteroid Bennu, yang punya potensi kumulatif 0.057 persen menabrak bumi dari tahun 2178 hingga 2290. Jumlah ini bahkan lebih kecil lagi jika dibandingkan jumlah keseluruhan asteroid NEO, yakni 26 ribu lebih.
Ada banyak batuan luar angkasa mengembara bebas di tata surya, mulai dari seukuran kerikil hingga seukuran bus. Asteroid tersebut menyebar dari orbit Merkurius, sabuk asteroid, hingga di pinggir tata surya di sabuk Kuiper.
Film Armageddon dan Deep Impact masuk bioskop pada 1998. Kedua film tersebut sama-sama mengangkat premis malapetaka yang dibawa asteroid, masing-masing berukuran 7 dan 10 kilometer, yang sedang dalam perjalanan menuju Bumi. Di film tersebut, pemegang kepentingan bersama dengan ilmuwan sepakat untuk mengebor asteroid tersebut lalu meledakkan bom atom dari inti batuan.
Lalu, bagaimana skenario dunia nyatanya?
Berbeda dengan metode brutal ala kedua film di atas, laporan NASA kepada Kongres AS pada 2007 menulis solusi dari hantaman asteroid adalah memberi hantaman kinetik yang cukup untuk membelokkan lintasan asteroid.
Di sinilah DART hadir. Pergeseran orbit Dimorphos akan memberi tahu mekanik dari asteroid, dan harapannya, memberi pengetahuan berharga untuk pertahanan planet terhadap serangan asteroid, sehingga kejadian dinosarus punah massal pada 66 juta tahun yang lalu tidak terulang.