Tampilkan postingan dengan label Inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Inspirasi. Tampilkan semua postingan

13 September 2022

Sering Dikira Migrain, Ketahui Gejala Stroke Ringan

Tipsiana.com - Serangan iskemik transien (TIA) atau yang dikenal sebagai stroke ringan adalah gangguan singkat aliran darah ke bagian otak, sumsum tulang belakang atau retina, yang dapat menyebabkan gejala seperti stroke sementara, tetapi tidak merusak sel-sel otak atau menyebabkan cacat permanen.

Gejala stroke ringan ini sering disalahartikan orang sebagai migrain. Karena bisa muncul sakit kepala yang datangnya sangat tiba-tiba dan seringkali sembuh dalam waktu singkat.



Meski tampak tak berbahaya, stroke ringan seringkali merupakan tanda peringatan dini, bahwa seseorang berisiko terkena stroke.

Sekitar 1 dari 3 orang yang mengalami stroke ringan akan mengalami stroke berikutnya. Bahkan, risiko stroke sangat tinggi bisa terjadi dalam waktu 48 jam setelah TIA.

Jika tidak ada serangan stroke susulan, stroke ringan bisa menjadi kesempatan untuk melakukan pencegahan.

Gejala stroke ringan

Serangan stroke ringan biasanya berlangsung beberapa menit. Sebagian besar tanda dan gejala menghilang dalam waktu satu jam, meskipun ada juga gejala yang bertahan hingga 24 jam.

Tanda dan gejala stroke ringan mirip dengan yang ditemukan pada awal stroke dan mungkin termasuk serangan mendadak, seperti:

- Kelemahan, mati rasa atau kelumpuhan di wajah, lengan atau kaki, biasanya di satu sisi tubuh

- Bicara cadel atau kesulitan memahami orang lain

- Kebutaan pada satu atau kedua mata atau penglihatan ganda

- Vertigo atau kehilangan keseimbangan atau koordinasi

Bisa jadi Anda mengalami lebih dari satu gejala stroke ringan. Selain itu, gejala stroke ringan yang muncul pada tiap orang bisa berbeda, tergantung pada area otak mana yang terlibat.

Penyebab stroke ringan

Stroke ringan pada dasarnya memiliki penyebab yang sama dengan stroke iskemik, jenis stroke yang paling umum.

Pada stroke iskemik, sumbatan menghalangi suplai darah ke bagian otak. Namun dalam stroke ringan, penyumbatannya terjadi dalam waktu singkat dan tidak ada kerusakan permanen.

Penyebab utama stroke ringan seringkali adalah penumpukan timbunan lemak yang mengandung kolesterol, yang disebut plak (aterosklerosis) di arteri atau salah satu cabangnya yang memasok oksigen dan nutrisi ke otak.

Plak dapat mengurangi aliran darah melalui arteri atau menyebabkan perkembangan gumpalan.

Selain itu, pembekuan darah yang bergerak ke arteri yang memasok otak dari bagian lain tubuh, paling sering dari jantung, juga dapat menyebabkan stroke ringan.

Pengobatan stroke ringan

Karena tanda dan gejala langsung stroke ringan dan stroke identik, penting untuk segera mencari perhatian medis.

Dokter kemungkinan akan melakukan berbagai tes diagnostik, seperti pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) atau pemindaian computerized tomography (CT), untuk membantu menentukan apa yang menyebabkan stroke ringan.

Anda mungkin juga memerlukan tes seperti pemantauan irama jantung, magnetic resonance angiography (MRA) atau CT angiography (CTA) untuk mencari kemungkinan penyebab yang berhubungan dengan jantung atau pembuluh darah.

Tergantung pada penyebab yang mendasarinya, dokter kemungkinan akan memberikan obat untuk mencegah pembekuan darah atau menghilangkan timbunan lemak (plak) dari arteri yang memasok darah ke otak Anda (endarterektomi karotis).

Sumber: kompas.com

6 September 2022

Enam Penderitaan Orang Sukses yang Tak Banyak Orang Tahu

Tipsiana.com - Setiap orang di dunia ini pasti menginginkan kesuksesan dalam hidupnya. Akan tetapi, yang harus kamu ketahui adalah untuk mencapai kesuksesan tersebut tidaklah didapatkan dengan hal yang mudah.

Untuk mencapai kesuksesan para orang sukses harus merasa sakit dahulu dari pengorbanan yang mereka lakukan. Berikut ini beberapa rasa sakit yang dirasakan oleh para orang sukses ketika sedang berusaha mencapai tujuannya.



1. Menahan pedihnya disiplin

Salah satu kunci dari kesuksesan adalah memiliki sikap disiplin dalam kegiatan sehari-hari kita. Kita harus tetap disiplin melakukan pekerjaan kita walaupun mood diri kita tidak mendukung untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Jika kamu ingin menjadi orang sukses maka kamu harus bisa menahan pedihnya disiplin, walaupun dirimu sedang tidak berada dalam mood terbaik untuk melakukan pekerjaan.

2. Tetap bekerja meskipun tidak ada yang mensupport

Orang-orang yang sukses mereka akan terus bekerja walaupun tidak ada seorangpun yang mensupportnya. Mungkin bagi sebagian orang mereka sangat membutuhkan bantuan berupa support dan semangat dari orang lain.

Akan tetapi, bagi orang-orang sukses mereka akan terus bekerja walaupun tidak ada yang mensupport, hal itu biasanya terjadi karena ketika kita mulai serius untuk mencapai tujuan kita maka circle pertemanan kita akan semakin mengecil.

3. Membiasakan diri untuk selalu berpikir positif

Bagi orang yang ingin mencapai kesuksesan tentunya mereka akan dituntut untuk selalu berpikir positif, walaupun pada kondisi sebenarnya keadaan mereka sedang tidak baik-baik saja. Pikiran yang positif juga dapat memberikan efek positif juga pada diri kita ketika kita bekerja untuk mencapai kesuksesan.

4. Selalu memikirkan target dan impian

Orang-orang yang benar-benar serius ingin mencapai kesuksesan mereka akan selalu menyimpan target dan impiannya dalam pikiran mereka. Mereka akan mengesampingkan hal-hal lain dari dalam pikirannya. Mereka juga akan sangat kesulitan untuk menghilangkan target dan impian mereka dari dalam pikiran mereka.

5. Akan merasa sendirian

Orang-orang yang sedang berusaha mencapai kesuksesan mereka akan mulai merasa sendirian. Hal itu terjadi karena perbedaan pendapat dan pikiran diri mereka dengan orang-orang di sekitarnya.

Ketika seseorang ingin mencapai kesuksesan biasanya cirlce pertemanan mereka akan semakin mengecil karena mereka hanya akan mencari teman yang berkualitas dan dapat membantu mereka menuju kesuksesan.

6. Mengurangi waktu untuk bersenang-senang

Orang-orang yang fokus ingin mencapai kesuksesan mereka akan berusaha mengurangi waktunya untuk bersenang-senang. Mereka akan fokus untuk bekerja demi memenuhi impiannya. Bahkan, tidak jarang orang-orang yang ingin mencapai kesuksean juga harus mengurangi jam tidur mereka.

Nah, itulah beberapa pengorbanan dan rasa sakit yang harus dialami oleh orang-orang yang ingin mencapai kesuksesan. Semoga setelah membaca informasi ini kamu dapat bertahan menghadapi beberapa rasa sakit dan pengorbanan tersebut.

Sumber: suara.com

5 September 2022

Lakukan Hal ini agar Tidak Menyesal di Hari Tua Nanti

Tipsiana.com - Tentunya setiap orang pasti memiliki impian untuk hidup damai dan bahagia di hari tua. Apa yang akan kita rasakan di hari tua nanti tergantung dengan apa yang telah kita kerjakan selama di masa muda. Jika selama masa muda kita hanya bermalas-malasan, maka jangan harap kamu dapat menikmati hidupmu di usia tua.

Akan tetapi, jika kamu dapat bekerja keras ketika kamu berada di usia muda, maka kamu akan dapat menikmati hasil dari kerja keras tersebut di usia tua nanti. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus kamu lakukan di usia muda agar kamu tidak menyesal di usia tua nanti.



1. Memiliki Tabungan sendiri

Kondisi keuangan yang kita miliki hari ini masih belum tentu dapat menjamin kondisi keuangan kita di usia tua nanti. Oleh karena itu, sangat penting bagimu untuk mulai menabung dari usia muda.

Kamu harus bisa menyisihkan sebagian uang yang kamu dapatkan untuk kamu tabung. Karena tabungan tersebut akan sangat berguna ketika kamu membutuhkannya untuk keperluan yang mendadak.

2. Fokus satu hal yang dapat kamu lakukan seumur hidup

Sebenarnya tidak masalah jika kamu memiliki banyak keahlian atau multitalent, akan tetapi alangkah lebih baiknya kamu dapat berfokus kepada satu hal yang sekiranya dapat kamu lakukan sampai usia tua nanti.

Karena ketika usia tua nanti tenagamu tidak sebanya saat usia muda dan kamu tidak akan dapat mengerjakan banyak hal dengan baik.

3. Kembangkan relasi

Kita tahu bahwa menjalin relasi atau hubungan merupakan hal yang sangat penting. Menjalin relasi di sini bukanlah menjalin relasi secara sembarangan, melainkan kita membangun relasi kepada banyak orang yang dapat memberikan manfaat pada kehidupan kita di usia tua nanti.

4. Segera mewujudkan mimpimu

Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang mengetahui apa yang terjadi di masa depan. Oleh karena itu, segeralah mengejar mimpimu agar kamu tidak menyesal di kemudian hari.

Jangan membuang waktu mudamu untuk banyak bersantai dan bermalas-malasan. Manfaatkanlah masa mudamu untuk belajar dan bekerja keras.

5. Tidak terlalu memikirkan pendapat orang lain

Ketika kamu masih muda sebaiknya jangan terlalu memikirkan pendapat orang lain. Sesekali tidak masalah kamu menerima saran dan kritik dari orang lain.

Akan tetapi, kamu juga harus memiliki pendirian terhadap pendapat dan prinsip hidup yang kamu miliki. Jangan sampai kamu menyesal karena selalu mengikuti pendapat dari orang lain tanpa memikirkan dirimu sendiri.

Nah, itulah beberapa hal yang harus kamu lakukan agar kamu tidak menyesal ketika di hari tua nanti. Selagi masih muda maka manfaatkanlah waktumu sebaik mungkin untuk ha-hal yang bermanfaat. Smeoga setelah membaca informasi ini kamu dapat  memanfaatkan waktumu dengan sebaik-baiknya.

Sumber: suara.com

9 Agustus 2019

Siapa Perampok Nilai Rupiah Saya?

Tipsiana.com - Alih-alih menjadi sejahtera, daya beli rakyat Indonesia secara riil sebenarnya terus merosot. Negara kita tahun ini akan genap 74 tahun merdeka, namun kemakmuran tampaknya belum beranjak mendekat ke rakyatnya. Kita bahkan secara riil sebenarnya lebih miskin dibandingkan sebelum merdeka!

Saya yakin, karena dalam pernyataan itu ada kosa kata “kita”, akan ada pihak yang keberatan – misal, karena merasa “Saya lebih kaya, tuh.” Baiklah. Karena itu, pernyataan tersebut hanya berlaku untuk saya, dan kalimatnya saya ubah menjadi: Alih-alih menjadi sejahtera, daya beli saya secara riil terus merosot. Secara relatif, saya semakin miskin. Jika negara ini tahun ini genap 67 tahun merdeka, namun tingkat kemakmuran saya tidak bergerak ke arah yang lebih baik, bahkan secara riil sebenarnya saya lebih miskin, boleh dong saya curiga: pasti ada sesuatu yang demikian serius salahnya dengan (di) negara-bangsa ini!


Kemerosotan daya beli saya tersebut saya ketahui melalui indikator nilai tukar rupiah dibandingkan Dinar emas. Saya membandingkan rupiah dengan Dinar emas, misalnya, semata karena fokus edisi ini kebetulan bertema uang kertas (rupiah, misalnya) versus uang intrinsik dari emas (contohnya Dinar emas). Kalau curiga saya sedang punya agenda tertentu, baiklah, saya juga akan membuat perbandingan rupiah dengan mata uang lain: dolar AS, misalnya.

Jika saya membandingkan nilai tukar antara rupiah dan Dinar emas, hari ini saya sekitar 256.000 kali lebih miskin! Sebesar inilah kemerosotan nilai riil uang rupiah saya terhadap Dinar emas. Yang naik nilai tukarnya sebenarnya bukan Dinar emas. Nilai tukar atau kurs rupiah saya-lah yang menurun.

Ya, kemakmuran rupanya belum beranjak menghampiri saya. Mengapa saya secara riil lebih miskin? Apa gerangan yang terjadi pada uang kertas rupiah saya selama ini? Wah, jangan-jangan karena rupiah saya berbentuk uang kertas? Saya yakin, inilah yang sebenarnya terjadi dengan uang rupiah saya: karena ia berbentuk kertas yang tidak ada nilai instrinsiknya.

Kurs Dinar-Rupiah

Setahun setelah Indonesia merdeka (1946), 1 koin Dinar emas nilai tukarnya terhadap rupiah sebesar Rp 8,5. Pada 1966, saat saya masih kanak-kanak, kurs Dinar emas nilainya Rp 850. Ini artinya nilai riil rupiah saya turun 100 kali. Saya persingkat saja. Pada 30 Oktober 2007, untuk pertama kalinya nilai tukar Dinar emas terhadap rupiah menembus angka Rp 1.000.000. Ini harga Dinar emas yang jauh di atas prediksi semua orang. Pada Mei 2010, 1 keping Dinar emas nilainya sekitar Rp 1.500.000, dan pada awal Agustus 2011 menembus angka Rp 2.000.000. Pada 11 November 2011, kurs Dinar emas sekitar Rp 2.270.000. Pada 9 Mei 2011 sebesar Rp 2.160.000, dan angka ini relatif stabil setelah itu sampai tulisan ini saya susun (simak Tabel).

Tabel Nilai Tukar Dinar Emas terhadap Rupiah, 1946-2016

Kenaikan kurs Dinar emas berhubungan dengan tren kenaikan harga emas. Emas memang instrumen investasi penangkal inflasi. Semakin tinggi laju inflasi biasanya semakin baik kenaikan harga emas. Dalam 10 tahun terakhir, apresiasi Dinar emas terhadap rupiah mencapai 20-25% per tahun. Kenaikan kurs Dinar emas berhubungan dengan tren kenaikan harga emas. Ya, emas memang instrumen investasi penangkal inflasi. Semakin tinggi inflasi biasanya semakin baik kenaikan harga emas. Karena harga emas cenderung naik, orang-orang berpunya sering menjadikan emas sebagai safe heaven. Dalam keadaan normal pun, emas menjadi alat investasi, tabungan yang memberikan perlindungan nilai terbaik terhadap harta.

Perbandingan kurs rupiah dengan Dinar emas yang saya sampaikan sebelumnya barangkali masih rumit untuk menggambarkan betapa pemiskinan yang saya alami secara relatif terjadi melalui uang kertas rupiah saya. Semoga dengan contoh dalam uraian berikut ini saya berhasil menyederhanakannya.


Sebelum krisis moneter (Krismon) 1997, dengan uang Rp 100.000, jika saya membeli telur ayam ras, saya akan beroleh 50 kg, karena saat itu harga telur ayam ras sekilonya Rp 2.000. Tapi beberapa bulan sesudah Krismon, dengan uang itu, saya hanya mendapatkan 13,33 kg, karena harga telur ayam ras naik menjadi Rp 7.500/kg. Dan pada November 2011 saya cuma dapat 6,25 kg telur ayam ras, karena harga telur ayam ras naik menjadi Rp 16.000 sekilo. Saat tulisan ini disusun, dengan uang Rp 100.000, saya tidak akan memperoleh telur ayam ras sebanyak yang saya dapatkan 5 bulan silam.

Daya beli saya juga cenderung melorot jika saya membandingkan rupiah dengan dolar AS yang sama-sama uang kertas. Ketika harga telur ayam ras naik dari Rp 2.000 sebelum Krismon 1997 menjadi Rp 7.500 per kg saat Krismon terjadi, saat itu kurs 1 dolar AS sama dengan Rp 9.000, naik dari Rp 2.000 per 1 dolar AS. Nilai rupiah saya kembali merosot lebih dari 50% ketika harga telur ayam ras naik menjadi Rp 16.000 per kg. Padahal dolar AS masih pada kurs sekitar Rp 9.000/dolar AS. Tidak ada Krismon pun, rupiah saya tetap saja loyo. Dibandingkan dengan sebelum Krismon 1997 dengan hari ini, kurs rupiah di dompet saya nilainya merosot lebih dari 70%. Daftar kemerosotan nilai rupiah dapat saya perpanjang jika saya menggunakan perbandingan dengan memakai barang apa saja. Saya juga mendapatkan kondisi yang sama: daya beli uang kertas rupiah saya terus merosot!

Siapa Perampok Rupiah Saya?

Saya, mungkin juga Anda, sering menyimak pejabat statistik dan lembaga penjaga kebijakan moneter di negeri ini melalui televisi bilang bahwa kenaikan harga barang-barang-lah yang menyebabkan inflasi. Tapi saya tidak percaya. Sebagian ekonom akhirnya memang berterus terang dan menunjuk inflasi-lah biang kerok merosotnya kurs rupiah.

Menurut saya, mereka semua tetap tidak akan bersedia jujur mengatakan yang terjadi sebenarnya dan pangkal persoalannya, bahwa kalau secara relatif saya semakin miskin, penyebabnya ada pada sistem uang kertas – karena rupiah saya bentuknya kertas. Saya yakin mereka pun tidak akan berani menunjukkan kepada saya jika saya bertanya: siapa yang mengambil uang saya, dan bagaimana caranya? Saya yakin ada yang merampok nilai uang saya. Sungguh, perampokan ini sangat halus caranya dan tidak terlihat. Rupiah saya diambil bukanlah melalui fisik kertasnya. Tapi melalui sistem ekonomi ganjil yang berlaku saat ini.

Ilustrasi mengenai perubahan harga telur ayam ras tadi juga menggambarkan betapa uang kertas rupiah saya bukanlah alat takar yang tetap dan pasti. Apalagi jika saya menghubungkannya dengan mata uang lain. Alat takar berat, yakni kilogram misalnya, tetap dan pasti di mana pun. Di pasar becek maupun di laboratorium yang steril.

Yakni 1 kg sama dengan 1.000 gram. Seperti juga 1 liter sama dengan 1.000 mililiter, 1 meter sama dengan 100 sentimeter, atau 1 kilometer sama dengan 1.000 meter. Demikian seharusnya sebuah mata uang, termasuk semestinya juga uang kertas rupiah saya. Namun uang kertas saya ternyata tidak memiliki takaran yang pasti, karena nilainya, menurut saya, hanya fantasi atau ilusi.

Hanya fantasi atau ilusi karena melalui perbedaan “nilai” antar-uang kertas, yang sering disebut kurs, selembar kertas berwarna hijau muda bertuliskan dolar AS denominasi 1 sama nilainya dengan Rp 13.000 saat ini hanya karena nama, gambar, warna dan angkanya berbeda. Yang satu bernama rupiah dan yang lain dolar Amerika Serikat. Akibatnya, uang kertas sama sekali tidak bisa menjadi patokan harga dan nilai sesuatu, yang tiba-tiba berubah hanya karena dinilai dengan uang kertas yang lain.

Judul asli: Pemisikinan melalui uang kertas?
Penulis : Budhi W. Soekardjo
Sumber :  https://pengusahamuslim.com/5393-pemiskinan-melalui-uang-kertas.html

10 Oktober 2018

Haru, Kesaksian Korban Gempa Palu Terhadap Anggota FPI

Tipsiana.com - Malam itu anak kami yang baru berusia 14 bulan terus menangis,, Karena sudah hampir 2 hari belum makan atau minum susu sama sekali. Hanya asi dari ibunya dan itu pun Sudah tak keluar lagi karena ibunya juga sudah hampir 2 hari tak makan apapun.

Kondisi anak kami benar benar sudah lemah,, Badan nya panas,, Pun istri kami yang ikut menangis melihat kondisi anak semata wayang kami yang terus menerus menangis tanpa suara. Kami tak bisa berbuat apa apa karena kondisi dan logistik yang susah didapatkan.


Waktu itu sekitar pukul 21.30 ada 4 orang berseragam putih-putih lewat didepan tenda kami, Mungkin karena mendengar tangisan anak kami mereka menghampiri kami. Mereka bertanya tentang kondisi kami sambil mengamati keadaan sekitar kami,, Terutama kalung salib yang tergantung dileher anak kami.

Ketika salah seorang dari mereka mengambil hp dan menyenteri keadaan sekeliling kami,, Jantung ini seakan berhenti berdenyut,, Inilah laskar FPI yang selalu kami musuhi,, Apa yang akan mereka lakukan pada kami !!??

Seribu pikiran ketakutan melayang layang dibenak kami. Ketakutan kami semakin menjadi jadi ketika 2 orang dari mereka pamit mau ke kamp mereka sebentar. Hanya tinggal 2 orang yang masih berjaga jaga disekitar kami.


Tak lama kemudian datanglah 2 orang yang tadi bersama teman temannya sekitar 13 orang sambil memanggul barang. Mereka menghampiri kami lalu menyerahkan bahan makanan yang lumayan banyak termasuk susu buat anak kami dan beberapa roti dan air mineral. Dan membagikan kepada tetangga yang dekat dengan kami.

Dada kami sesak tak bisa berkata apa-apa. Salah satu dari mereka mengambil gelas dan menuangkan sedikit susu dan memberikannya kepada istri kami untuk segera meminumkannya kepada anak kami.
Dalam remang kulihat air mata jatuh darimata salah satu orang tersebut ketika melihat anak kami yang seperti kesurupan meminum susu tadi.

Kami bertanya apa sebabnya ia menangis melihat anak kami minum susu. Apa jawabannya !!??
Ia berkata; Alangkah dzalim nya saya ketika melihat sesama mahluk tuhan menderita,, Tetapi kami tak kuasa berbuat apa apa.

Perhatian saya tertuju pada kata kata mahluk "tuhan". Kenapa bukan sebutan yang sering digunakan pada mereka yang mengaku paling toleran ??

Pelajaran berharga bagaiman kami jadi tau mana hitam mana putih,, Mana yang benar-benar tulus menolong sesama meskipun beda keyakinan.

Puji Tuhan !!!
Saya menyesal dulu saya gencar meminta untuk membubarkan ormas tersebut.
Buat saudara ku yang ingin agar ormas tersebut dibubarkan,, Satu pertanyaan ku mampu kah kalian meninggalkan anak,, Istri,, Keluarga dan semua kesenangan kalian hanya untuk menolong orang orang yang tidak bisa membalas kebaikan kalian ini !!??
Puji Tuhan !!

Oleh; Martinus Rivano,, Palu.
Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=155713782045574&set=a.123892435227709

16 September 2018

Kisah Prabowo: Tolak Uang Saku dari Australia, Kami Bukan Tentara Bayaran!

Tipsiana.com - Prabowo muda, sudah terkenal dengan visinya dalam memahami nasionalisme dan patriotik. Baik itu sebelum bergabung dengan TNI maupun sebelumnya. Sebelum menjadi seorang kadet atau taruna, Prabowo bersama Soe Hok Gie keluar masuk desa untuk memberikan bantuan dan pengobatan. Dan ketika menjadi kadet atau taruna, Prabowo menunjukkan sikapnya dalam bentuk lain.

Menurut kesaksian Made Mangku Pastika, dirinya melihat kesan patriotik dalam diri Prabowo Subianto begitu kuat bahkan dengan tegas Prabowo menolak uang saku dari Pemerintah Australia saat mengikuti pertukaran kadet atau taruna pada 1974.


Made Mangku Pastika sangat terkejut dan kaget menyaksikan hal tersebut karena bagi prajurit menyimpan uang saku agar ada yang bisa membawa oleh-oleh ke keluarga adalah kebanggaan tersendiri selain tradisi orang indonesia.

Pada saat Made Mangku Pastika mempertanyakan alasannya ke Prabowo "Kenapa mas tidak mau terima" dan Prabowo menjawab tegas "Kita bukan tentara bayaran,". Tentu saja jawaban tersebut diluar dugaannya.

Pastika menuturkan pengalaman itu karena dirinya satu angkatan. ''Kalau Prabowo Subianto di Akademi Militer, Kalau saya Akademi Polisi," katanya.

Kemudian pada antara Januari-Februari 1974, dirinya bersama sebanyak 15 taruna termasuk Prabowo Subianto ke Australia untuk mengikuti pertukaran kadet.


"Kami latihan enam minggu, baru dua minggu dikasih uang saku sama dengan taruna Australia," katanya. "Apa yang terjadi, Prabowo menolak uang saku."

Tentunya rekan-rekannya yang lain heran. "Kami perlu duit saat itu," sambungnya. "Kenapa Mas tidak mau diterima, jawabannya kita bukan tentara bayaran," tandasnya.

Ia juga menyebutkan bahwa Prabowo Subianto itu merupakan kutu buku. Banyak sekali bacaannya. "Jaringannya (networking) hebat, komunikasi 4 bahasa," katanya.

Menanggapi pernyataan Pastika itu, Prabowo membenarkan dirinya saat menjadi taruna, tempat tidurnya bersebelahan.

"Jadi beliau itu, terlalu banyak tahu soal saya. Saya tidak berkutik," katanya sambil tersenyum.

Prabowo Muda demikian keras terhadap diri sendirinya untuk menjaga marwah prajurit TNI dan kehormatan negaranya. Makanya tidak heran jika hingga kini-pun Prabowo terus berkarya dan melakukan daya upaya demi kehormatan bangsanya. Berbagai prestasi dia ukir dari mulai pencak silat menjadi mendunia, olahraga polo Indonesia juara, mendorong pencapaian puncak everest, menjadi bapak asuh ribuan anak muda papua dan masih banyak lagi deretan prestasi yang selama ini luput dari pemberitaan media.

1 September 2018

Pencak Silat Memeluk Semua yang Mencintainya

Tipsiana.com -  Mungkin belum banyak yang tahu bahwa Wewey Wita, peraih medali emas ke-30 bagi kontingen Indonesia pada Asian Games 2018, adalah pesilat putri keturunan Tionghoa dari keluarga yang kurang mampu.

Berikut kisah yang ditulisnya sendiri tentang bagaimana Wewey sampai 'tersesat' ke olahraga pencak silat dan kisah kepahitan hidup keluarganya.

Segala hal tentang hidupku serupa paradoks.

Aku seorang perempuan. Aku berdarah Tionghoa dan papaku warga negara Singapura. Aku bertarung untuk Indonesia.

Ada sebuah streotipe di negara ini bahwa orang-orang Tionghoa pasti mapan dan berada. Tentu saja itu omong kosong. Percayalah, jika situasi ekonomi setiap keluarga ibarat garis start bagi anak-anak yang terlahir darinya, aku mulai jauh, jauh, dari belakang.


Pada mulanya keluarga kami berkecukupan. Namun, suatu ketika Papa, yang berbisnis kayu, ditipu rekannya sendiri. Hidup seketika jadi bak abu di atas tanggul. Segalanya goyah, lalu ambruk. Bank menyita rumah, mobil, dan harta lainnya. Hidup di kota semakin menekan. Kemiskinan mendesak kami ke tepi.

Papa memboyong seluruh keluarganya ke kampung halaman Mama di Ciamis. Tinggal di kota kecil tak serta merta membuat hidup kami membaik. Papa enggan menumpang di rumah nenek karena ia enggan jadi beban. Ia ingin mandiri walau sulit.

Kami tinggal di rumah kontrakan yang sempit. Papa dan Mama mencoba bangkit berkali-kali, mulai dari berjualan bakso hingga barang-barang kelontong. Kami berdiri, jatuh, berdiri lagi, jatuh lagi.

Utang membengkak. Kami bahkan tak sanggup menanggung biaya keperluan sehari-hari seperti beras, minyak, gula dan lain-lain. Suatu kali listrik rumah kami diputus karena pembayaran terlalu lama ditunggak. Bermalam-malam gelap gulita. Untuk mengecas ponsel Papa, satu-satunya alat komunikasi kami, aku terpaksa menumpang di rumah tetangga.

“Memang listrik punya nenek moyang lu?”

Bentakan itu akan selalu tergiang dalam kepalaku.

Papa bernama asli Yeo Meng Tong. Ketika ia masih berduit, orang-orang memanggilnya Mr. Tong dengan lagak manis. Begitu kami kere, orang enteng saja menyapanya Atong. Terkadang malah Otong. Itu membuatku jengkel. Kau tahulah, itu nama yang sering diberikan laki-laki buat alat kelaminnya sendiri.

Bagaimana pun, aku selalu merasa beruntung memiliki Papa yang tangguh dan penyabar. Dia tak pernah menyuruh istri atau anak-anaknya bekerja buat meringankan bebannya. Bahkan hal-hal sepele seperti menyapu, mengepel, atau mencuci piring, sering ia lakukan sendiri.

Aku pernah memergokinya berkata, dengan mesra, kepada Mama: “Biar Papa saja.” Papa adalah pemimpin keluarga kami, dan ia mengerti bahwa pemimpin sejatinya ialah pelayan.

Papa tak banyak bicara. Dia selalu memberi contoh dengan tindakan. Sifat konsekuen papa mulai kutiru sejak aku kecil. Sedari dulu aku sudah menyadari aku harus punya andil dalam keluarga ini.

Sejak kecil aku terbiasa bergaul dengan laki-laki. Aku jago bermain kartu dan gundu. Jika menang, gundu dan kartu mereka yang kumenangkan bisa kujual kembali. Uangnya kuserahkan ke Mama.

Itu bukan satu-satunya trik yang kupunya buat mencari uang. Bukan, bukan beternak tuyul. Dulu, ada snack berharga Rp500 yang kadang berisi hadiah uang Rp.5,000. Di warung langgananku, satu demi satu bungkus snack itu kukocok, kutimbang, kudengarkan bunyinya. Kalau cocok, aku ambil. Jika tidak, dengan polosnya aku akan berlalu meninggalkan penjaga warung yang cemberut karena barang dagangannya aku acak-acak. Konyol, jelas. Naif, mungkin. Tapi kisah itu benar belaka.


Saat aku lahir, Papa menamaiku Yeo Chuwey. Dalam bahasa Indonesia, artinya cukup keren: nomor satu yang paling bersinar. Sayang, kegaduhan politik di Indonesia waktu itu membuat Papa berpikir nama Tionghoa hanya akan membuat hidupku makin sulit. Maka, di akta kelahiranku tertera nama utama yang “lebih Indonesia”: Wewey Wita.

Sampai di sini, setelah mengetahui latar belakang keluargaku, kau mungkin mengira aku seorang atlet badminton, wushu, kungfu, basket, bridge, atau olahraga-olahraga yang telanjur lekat dengan etnis Tionghoa. Salah, aku adalah seorang pesilat.

Pencak silat cenderung lebih dekat dengan identitas keindonesiaan yang dibatasi pada satu entitas yakni etnis Melayu. Berkulit coklat, bukan kuning. Tentu pencak silat sendiri tak melahirkan sekat-sekat itu. Pembatasan, kukira, hanya ada dalam kepala kita. Pencak silat, seperti Indonesia, memeluk siapa saja yang mencintainya, termasuk aku.

Aku sendiri tak menyangka silat bisa jadi bagian dari hidupku. Memang semasa kecil aku biasa bermain dengan anak lelaki dan ikut beragam ektrakurikuler olahraga, mulai dari voli dan basket hingga karate dan taekwondo. Mama selalu memaksaku menampakkan sisi feminin, sampai-sampai dia pernah memaksaku ikut lomba peragaan busana yang diadakan Radio Pitaloka, stasiun radio terkenal di Ciamis.

Aku terpilih sebagai juara 2. Tetapi aku tak peduli. Buatku, berlenggak-lenggok itu tak nyaman. Kurasa bakatku memang olahraga. Semua guru olahraga mengenalku. Dalam berbagai kejuaraan olahraga antar sekolah, namaku selalu muncul dan mereka banggakan. Lalu, terjadilah sesuatu yang mengubah hidupku.

Dalam sebuah pesta perpisahan kakak kelas, seorang guru mendatangiku. Dengan enteng dia bilang: “Wewey, Bapak udah daftarin kamu, ya. Uang pendaftaran sudah masuk. Dua hari lagi pertandingan.”
Tentu aku terbelalak. “Tanding apa, Pak?” kataku. “Silat.”

Aku bingung. Mau membantah takut durhaka. Tapi kalau harus mengembalikan uang pendaftaran, aku tak tahu harus mencari ke mana. Dengan terpaksa, aku menurut.

Hanya ada dua hari untuk belajar. Dan yang lebih ajaib, guru itu hanya mengajariku etiket masuk gelanggang, salam kepada wasit, dan hal-hal sepele lainnya. Sama sekali tak ada teknik pertarungan. Dan, oh, untuk kejuaraan pertamaku itu, meski masih kelas 4 SD, berat badanku melewati ambang batas yang ditentukan. Maka, aku diturunkan melawan anak-anak SMP.

Takut? Jelas. Musuhku adalah atlet-atlet pencak yang punya jam terbang, sedangkan aku cuma berlatih memberi salam selama dua hari. Aku menang dengan skor 3-2 dalam pertandingan pertamaku berkat teknik tendangan karate. Tendang, tendang, dan tendang. Aku gagal menjadi juara umum, namun saat juara terbaik diumumkan, namaku disebutkan di podium. Sejak saat itulah aku diminta guru-guru menggeluti pencak silat secara serius.

Popwilnas. Popda. Popnas. Satu demi satu kejuaraan berjenjang untuk pelajar itu kuikuti.

Seperti aku jelaskan di awal, hidupku penuh paradoks. Dan itu terjadi lagi di kejuaraan senior pertamaku, saat membela Kabupaten Ciamis di ajang Pekan Olahraga Daerah (Porda).

Dalam sebuah kompetisi, lazimnya kasus pencurian umur terjadi saat si atlet mengurangi umur jagar tak melebihi batasan. Aku malah sebaliknya. Waktu itu, atlet Porda harus berusia 17-35 tahun, sedangkan aku baru 14 tahun. "Kalau kamu siap, gampang, semuanya bisa diurus," kata pelatih kepadaku.

Saat itu, aku tak begitu paham dan peduli apakah yang kulakukan benar. Yang kuinginkan hanya ikut kejuaraan dan berprestasi. Lagi pula, kita sama-sama tahu, sulap-menyulap bukan hal yang aneh di negara ini.

Aku memenangkan emas. Kabar soal pencurian umur yang kulakukan pun bocor dan jadi perbincangan. Namun, orang-orang sepertinya malah bangga sebab seorang atlet berusia dini mampu mengalahkan atlet-atlet yang lebih senior.

Emas Porda itu semestinya berarti bonus Rp10 juta untukku, tetapi yang kuterima hanya Rp7,5 juta—kukira aku tak perlu menjelaskan kepadamu bagaimana itu bisa terjadi. Aku tak mempermasalahkan hakku yang raib, lagi pula Rp7,5 juta bagi seorang anak SMP sepertiku saat itu sudah teramat besar.

Dari titik itulah karierku sebagai atlet pencak silat melejit. Aku bergabung dengan PPLP di Bandung.

Selain Papa dan Mama, aku beruntung memiliki kakek dan nenek yang amat berjasa ketika aku meniti karier di Bandung. Meski sulit, mereka selalu memaksaku menerima uang pemberian mereka, yang aku tahu didapat dengan susah payah.

Saat di Bandung, aku kadang tak bisa makan dengan lahap. Apakah keluarga di Ciamis sudah makan atau belum? Aku merasa telah meninggalkan keluargaku dalam situasi sulit.

Namun, pilihan pelik merantau ke Bandung harus kuambil. Hanya dari sanalah aku bisa berharap membantu Mama, Papa, dan lima adikku menyambung hidup dengan uang saku dan bonus kemenanganku di pelbagai kejuaraan.

Jika boleh jujur, aku sebenarnya sudah letih. 15 tahun aku bertarung, bertarung, bertarung. Aku sadar bahwa menjadi atlet bukan jaminan pasti untuk masa depan—ibarat bunga, segar dipakai layu dibuang. Namun, di sisi lain, kerja belum selesai, belum apa-apa. Aku akan berhenti hanya jika sudah memberikan prestasi terbaik bagi bangsaku, negaraku: Indonesia.

29 Agustus 2018
oleh : Wewey Wita

17 Mei 2018

Donorkan Darah 'Ajaib' Sepanjang Hidup, Pria ini Selamatkan 2,4 Juta Nyawa Bayi

Tipsiana.com - Pada tahun 1951, seorang anak berusia 14 tahun bernama James Harrison dari Australia terbangun setelah menjalani operasi besar. Dokter mengambil salah satu paru-parunya dan membuatnya harus terbaring di rumah sakit selama 3 bulan penuh.

Selama masa sulit tersebut, Harrison mengetahui kalau ia bisa tetap bertahan hidup berkat transfusi darah dalam jumlah besar yang ia terima selama sakit. Dari sinilah ia berjanji untuk mendonorkan darahnya sendiri agar bisa menolong orang lain.


Undang-undang Australia sebelumnya mengharuskan donor darah berusia setidaknya 18 tahun, alhasil ia harus menunggu 4 tahun lagi untuk melaksanakan janjinya. Setelahnya, ia mendonorkan darahnya secara teratur ke Palang Merah Australia selama 60 tahun. Belakangan diketahui ia ternyata memiliki darah ajaib. Palang Merah memperkirakan Harrison telah menolong nyawa jutaan orang dengan darahnya.

Segera setelah Harrison menjadi pendonor, dokter memberitahunya kalau darahnya ternyata menjadi kunci dari penyembuhan penyakit mematikan. "Di Australia, hingga akhir tahun 1967, ribuan bayi meninggal setiap tahunnya, dokter tak tahu penyebabnya, dan ini sangat menyakitkan," Jemma Falkenmire dari Bagian Pelayanan Donor Darah Palang Merah Australia menceritakan kepada CNN. "Para ibu mengalami banyak keguguran dan bayi dilahirkan dengan kerusakan otak."

Belakangan diketahui penyebab dari hal mengerikan ini adalah terkait dengan penyakit rhesus, kondisi dimana darah wanita hamil mulai menyerang sel darah bayi dalam kandungan.


Panyakit rhesus terjadi saat wanita hamil yang memiliki darah rhesus negatif (RhD negatif) mengandung bayi yang memiliki rhesus positif (RhD positif), yang dibawa dari ayahnya. Jika si ibu sensitif terhadap darah rhesus positif, biasanya selama kehamilan dengan janin yang memiliki rhesus positif, tubuh ibunya akan menghasilkan antibodi yang menghancurkan sel-sel darah 'asing' si bayi.

Ajaibnya, para dokter menemukan ternyata darah Harrison memiliki antibodi langka yang dapat mencegah ibu dengan darah rhesus negatif menghasilkan antibodi RhD selama kehamilannya. Temuan di tahun 1960-an ini kemudian dikembangkan menjadi suntikan yang disebut suntikan Anti-D.

Sampai saat ini dokter masih bingung mengapa Harrison memiliki golongan darah yang sangat langka ini. Perkiraan mereka ini berhubungan dengan transfusi darah yang ia terima ketika ia berusia 14 tahun. Palang Merah Australia juga memperkirakan hanya ada tak lebih dari 50 orang di Australia yang memiliki darah antibodi ini.

"Setiap kantong darah sangat berharga, tapi kantong darah milik James sangat luar biasa. Setiap suntikan Anti-D yang pernah dibuat di Australia berasal dari James." Ungkap Falkenmire. "Dan lebih dari 17% wanita Australia beresiko terserang penyakit Rhesus, James telah menolong banyak nyawa." Tepatnya sekitar 2,4 juta nyawa bayi telah tertolong.


Dikenal sebagai "Pria Bertangan emas," James Harrison telah menyumbangkan 1.173 plasma darahnya, 1.163 dari tangan kanannya dan 10 dari lewat pembuluh tangan kiri.

"Aku akan terus mendonorkan darahku andai mereka memperbolehkannya." Tapi kini Harrison telah melampui batasan usia yang diperbolehkan untuk mendonorkan darah. Dokter tak lagi memperbolehkan James melakukan donor mengingat usia dan kesehatannya. Pada Jum'at tanggal 11 Mei 2018 kemarin, James melakukan donor darah terakhirnya. Ia dianugerahi Medal of Order dari pemerintah Australia pada tahun 1999.

5 Tipe Cara Asuh Orangtua yang Merusak Mental Anak

Tipsiana.com - Bagaimana hubungan terhadap orangtua akan mempengaruhi kita sepanjang hidup dan membentuk kepribadian, kebiasaan, dan kepercayaan diri. Jika cukup beruntung, orangtua akan memberikan pengaruh positif pada kehidupan kita, namun jika tidak, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Pertanyaannya, apa yang akan terjadi jika kita tumbuh dalam rumah bersama orangtua 'bermasalah'?

Dr. Terri Apter, seorang psikolog dan pengarang buku 'Difficult Mothers: Understanding and Overcoming Their Power', telah banyak meneliti tentang para orangtua bermasalah. Dalam bukunya, ia mendefenisikan lima tipe orangtua yang bisa merusak mental anak dan bagaimana cara mengubah dampak negatif yang mereka tinggalkan menjadi energi positif.


Para orangtua yang memiliki anak kecil juga akan menemukan bahan menarik. Pengetahuan ini akan mencegah orangtua membuat banyak kesalahan ketika membesarkan anak. Memungkinkan mereka untuk bisa membesarkan anak yang sehat, sukses dan bahagia.

1. Orangtua pemarah

Setiap orangtua biasanya akan makin mudah marah dari waktu ke waktu, terutama saat ia sedang capek atau stress, atau ketika anak sedang dalam bahaya dan ia harus memperingatkan sang anak, atau ketika ada pelajaran hidup yang harus diajarkan dengan tegas.

Meski tak ada anak yang suka dimarahi, biasanya kemarahan orangtua yang sesekali takkan merusak hubungan. Masalah dimulai saat sang orangtua terus-terusan marah dan menggunakan kemarahannya untuk mengendalikan keluarganya.

Saat kemararahan secara terus-menerus menghantui mereka, anak-anak akan menjadi selalu awas dan bersiap menghadapi amukan emosional orangtua selanjutnya. Dalam jangka panjang, situasi tertekan ini dapat menyebabkan kerusakan fisik pada otak anak. Ketika ia selalu dibawah stres terus-menerus, otak mereka akan menghasilkan lebih sedikit koneksi mental yang diperlukan untuk pengaturan emosi.

Konsekuensinya, anak-anak tak mampu untuk menenangkan diri dan mengendalikan reaksi mereka. Selain itu, jika masalah ini tak segera diatasi, akan terbawa hingga dewasa. Bahkan, banyak orang dewasa mengaku mereka masih gugup saat melihat orangtuanya marah dan tumbuh dengan perasaan bahwa semua yang mereka lakukan selalu salah.

Orang-orang ini akhirnya akan menjadi appeasers (penyenang) yang akan melakukan apa pun untuk menyenangkan orang lain. Jika ini terjadi pada diri Anda, keuntungannya adalah Anda akan banyak disenangi orang karena Anda tahu cara menenenangkan seseorang saat dalam situasi memalukan.

Namun, jangan biarkan kecenderungan Anda untuk membantu dan menolong orang lain membuat Anda selalu harus tampak seperti pertemanan sejati. Anda harus membiarkan orang lain melihat pribadi Anda yang sebenarnya, pribadi yang Anda sembunyikan agar tidak membuat marah orang lain.

2. Orangtua Pengendali

Orangtua pengendali akan mencoba mengontrol seluruh aspek kehidupan sang anak, sampai titik dimana mereka akan memberi tahu apa yang harus anak lihat, bagaimana merasakan dan apa yang harus diinginkan.

Dalam hubungan yang sehat antara orangtua dan anak, kontrol digunakan untuk membentuk nilai-nilai umum dan sarana penyampai aturan yang tegas. Tapi pada saat yang sama, orangtua harus tetap mendengarkan kebutuhan anak dan menghargai kemampuan anak untuk membuat keputusan sendiri.

Di sisi lain, orangtua pengendali punya kecenderungan menjadi penyampai pesan merusak seperti, "Ibu tahu persis apa yang kamu butuh dan apa yang kamu tak butuh", atau, "Kamu harus jadi orang seperti yang Bapak mau dan itu lebih penting dari yang kamu mau." Orangtua jenis ini melihat diri mereka sebagai penguasa tunggal dari pikiran anak mereka.

Anak yang selalu mendengar kata "Ibu selalu benar" akan menjadi anak yang tak percaya pada apa yang sebenarnya mereka inginkan dan butuhkan serta menjadi tak mengerti akan potensi dirinya. Bahkan untuk membuat sebuah keputusan sederhana untuk mereka sendiri, akan membuat mereka selalu was-was. Anak akan menjadi lebih sering berbohong hanya untuk menyenangkan orangtuanya.

Jika Anda merasa menderita situasi seperti ini dimasa lalu, ketahuilah bahwa pengalaman tersebut tetap ada hikmahnya. Saat ini Anda mungkin menjadi pribadi yang selalu penuh pertimbangan dan selalu berhati-hati sebelum mengungkapkan sesuatu kepada orang lain, yang mungkin akan tidak setuju dengan Anda dan menyeret Anda kedalam perdebatan yang tak perlu.

Namun, bahkan saat telah dewasa dan jauh dari orangtua, Anda mungkin masih membawa banyak bekas luka masa kecil. Jika Anda bisa berbagi pengalaman dengan seseorang yang Anda sayangi (atau pada seorang psikolog), kemungkinan besar Anda bisa menemukan beberapa hal bermasalah yang memengaruhi kepribadian dewasa Anda.

Disarankan, Anda bisa membuat daftar semua hal yang Anda anggap menarik dan mengubahnya menjadi daftar keinginan yang bisa Anda lakukan kedepan (tentu saja hal-hal yang bersifat positif). Ini berguna untuk mengatasi rasa selalu dikendalikan dan dibungkam. Anda akan merealisasi dan mengekspresikan keinginan diri sendiri.



3. Orangtua Narsistis

Narsis membuat orang kehilangan empati pada orang lain dan menjadi pribadi yang egois. Karenanya, ketika gangguan mental ini terjadi pada orangtua, anak-anak dari orangtua narsistis biasanya menderita kurangnya ekspresi emosional dan kurang kasih sayang. Dua hal yang penting bagi perkembangan kepribadian anak.

Orangtua jenis ini selalu melihat seseorang yang butuh perhatian malah dianggap sebagai pesaing. Sebagai contoh, anak yang mengeluh capek akan direspon dengan perkataan, "Jangan mengeluh capek, Ibu juga bekerja sepanjang hari, kamu itu tidak tahu arti capek."

Cara berpikir yang egosentris  ini membuat para orangtua melihat anaknya seperti refleksi dirinya sendiri dan karenanya, mereka harus menjadi yang terbaik dalam segala hal agar bisa sebanding dengannya. Ini menciptakan situasi yang membingungkan bagi anak yang terus-menerus berada dibawah tekanan. Mereka seakan terus memberi makan ego orangtuanya dengan harapan menjadi anak yang luar biasa dan sempurna.

Orangtua narsis memuja perhatian dan kekaguman, sesuatu yang berasal dari harga diri yang rendah, tapi tak peduli seberapa keras anak berusaha menyenangkan mereka, mereka akan selalu merasa tidak puas.

Orang narsis biasanya tak punya banyak hubungan baik dengan orang lain, karena ego mereka yang sering tersakiti oleh hal-hal sepele, mereka dengan sangat mudah memutuskan hubungan dengan teman-temannya atau men'judge' orang lain dengan tujuan menyakiti sebagai bentuk balas dendam.

Anak-anak yang tumbuh dalam situasi ini sering takut hubungan mereka dengan orangtua dapat rusak setiap saat, sehingga mereka sangat takut membuat orangtuanya tersinggung.

Jika Anda tumbuh dengan orangtua narsis, kelebihan yang Anda miliki dalam hidup adalah Anda memiliki kemampuan diplomasi yang ulet dan penyabar dalam mengejar tujuan yang sulit, tanpa mau menyerah pada diri sendiri. Di sisi lain, ada kemungkinan karena Anda terbiasa dengan perilaku ini, Anda tidak bisa menghargai pencapaian Anda atau Anda akan meninggalkan peluang untuk mencoba hal-hal baru karena takut takkan berhasil dengan suasana baru tersebut.

Untuk membantu mengatasi hal ini, dan untuk mencapai tingkat kepuasan hidup yang lebih dalam, buatlah daftar semua hal yang telah Anda capai dalam hidup Anda, hal-hal yang membuat Anda merasa puas dan belajarlah mensyukuri pencapaian Anda tersebut.

4. Orangtua yang Iri Hati

Kebanyakan orangtua akan senang melihat anaknya bahagia, tapi bagi tipe orang tua pencemburu, kesuksesan anak malah menjadi pemicu permusuhan.

Seorang anak yang pulang dari sekolah dengan kabar baik sambil berharap akan mendapat hadiah senyuman di wajah orangtuanya akan menjadi kecewa bila memiliki orangtua tipe ini. Orangtuanya malah akan memasang wajah tak puas sambil marah, "Suatu hari nanti kamu akan mengerti kalau kamu itu tak sehebat yang kamu kira."

Dalam kasus yang tak terlalu ekstrim, orangtua awalnya akan terlihat antusias namun setelah beberapa menit akan mengubah nadanya dan fokus pada menurunkan keberhasilan anak dengan berkata, "Kamu mulai banyak ngomong, sekarang tolong diam," atau "Ok, Bapak sudah dengar. Jangan terlalu pamerlah."

Alih-alih membangun kepercayaan diri anak dan menunjukkan potensi mereka, orangtua yang cemburu malah mengabaikan perasaan bangga anak yang seharusnya mereka rasakan. Orangtua jenis ini memandang anak dan dalam kepalanya berpikir , "mengapa dia bisa begitu bahagia sementara aku tidak," atau, "mengapa dia punya peluang untuk sukses sementara aku harus terus-menerus kecewa."

Yang terjadi pada akhirnya, anak akan belajar bahwa hal-hal yang baik yang terjadi dalam hidupnya ternyata dapat menyakiti orang lain, terutama orang yang dekat dengannya dan yang sebenarnya ingin dia bahagiakan.

Iri hati yang dimiliki orangtua sering muncul ketika anak mencapai usia remaja dan mulai menemukan dunia untuk dirinya sendiri. Bukannya melihat anak itu sebagai sumber kebanggaan dan bersukacita atas fakta bahwa anaknya telah berkembang, orangtua yang pencemburu merasa seolah-olah mereka dapat membuat hubungan yang nyaman dan aman jika anak punya harga diri yang lebih rendah dari orangtuanya.

Jika tipe orangtua ini terdengar akrab di telinga Anda, pengalaman ini sebenarnya juga punya hikmah. Ada peluang besar Anda telah belajar untuk mengabaikan orang yang dengki dengan Anda dan Anda tahu cara menjauhinya. Anda juga bisa menjadi tipe orang yang berjuang untuk keunggulan karena didorong oleh ketidakpuasan orangtua Anda.

Tetapi jika Anda masih berusaha menyenangkan dan membuktikan diri kepada mereka, ingatlah bahwa orangtua Anda tidak akan pernah puas dan tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk mengubahnya.

Selain itu, banyak penelitian menunjukkan bahwa mengejar persetujuan orang lain hanya akan menghalangi kebahagian kita sendiri. Sebaliknya, Ambillah kekuatan dan energi dari sesuatu yang Anda hargai dalam diri Anda dan cobalah untuk tidak selalu memperhatikan pendapat orang lain.

5. Orangtua yang tidak hadir secara emosional

Seringkali hasil dari depresi, atau narkoba dan kecanduan alkohol, orangtua akan menjadi tak hadir secara emosional bagi anak-anaknya, dan ini akan mengarah menjadi hubungan bermasalah antara orangtua dan anak. Orang tua yang tak punya perasaan emosional pada anak dalam jangka panjang memiliki dampak negatif yang merusak pada otak anak.

Bagi seorang ibu, hubungan emosional yang erat dengan bayi akan membantu perkembangan sistem otak anak dalam mengendalikan emosi, pikiran, organisasi dan perencanaan, dan meningkatkan perkembangan reseptor kortisol di otaknya, yang berfungsi sebagai pertahanan menghadapi tekanan stres. Ketika koneksi emosional terputus, perkembangan sistem ini akan berkurang drastis.

Anak-anak yang tumbuh dengan orangtua yang tak hadir secara emosional (yang berasal dari depresi misalnya), akan melihat bahwa merekalah yang memainkan peran sebagai pelindung dan penghibur dalam kehidupan orangtuanya. Mereka akan merasa bersalah saat mereka dalam situasi bahagia sementara orangtuanya tidak, dan karenanya akan terus berusaha menebusnya.




Jika kehidupan Anda seperti ini, perasaan kesedihan atau kebahagiaan mungkin tampak ekstrim dan beresiko. Anda mungkin juga cenderung percaya bahwa kebutuhan orang lain lebih penting daripada kebutuhan Anda sendiri. Anda merasa harus selalu bersikap dewasa dan tidak dapat mempercayai orang lain.

Yang harus mulai Anda lakukan adalah Anda harus menerima kenyataan bahwa Anda sekarang sudah dewasa dan mulai mempertanyakan cara Anda berperilaku saat ini. Singkirkan rasa bersalah yang Anda rasakan ketika orang lain disekitar Anda tidak bahagia.

Pada saat Anda memahami bahwa Anda tidak harus selalu bertanggung jawab atas perasaan orang lain, Anda akan memulai satu bab baru dalam kehidupan Anda dimana akan ada ruang untuk pengalaman baru yang Anda dan orangtua inginkan dan alami.

Memperbaiki pengalaman masa kecil dengan menjadi orangtua


Kasus-kasus yang kita bahas mungkin tampak terlalu ekstrim, dan memang cara asuh tersebut tak biasa. Saat ini para orangtua telah makin sadar tentang cara membesarkan anak yang bahagia dan sehat, dan mungkin orangtua Anda juga membesarkan Anda dengan cara yang baik sehingga Andapun tahu cara membesarkan anak-anak Anda.

Tapi jika Anda merasa bahwa Anda tumbuh bersama orangtua yang merusak mental Anda, pahamilah bahwa Anda dapat mengubah masa kini dan masa depan, namun Anda tidak dapat mengubah masa lalu.

Jika Anda baru menjadi orangtua, ambillah pengalaman dan kesempatan ini untuk berubah dan ciptakan keluarga yang benar-benar berbeda. Jagalah perasaan dan perilaku Anda untuk memastikan anak-anak Anda tidak menderita seperti Anda, dan jadikanlah pengalaman suram masa kecil Anda sebagai pelajaran berharga untuk mendidik anak-anak Anda dengan benar.

13 Desember 2017

Foto Tulisan Tangan Profesor ini Jadi Viral, Mengapa?

Tipsiana.com - Banyak pria yang tak peduli bagaimana bentuk tulisan tangannya. Karena buru-buru, mereka ingin menulis secepat mungkin hingga hasilnyapun berantakan. Alhasil, belum sampai memahami isi tulisan, orang lain sudah pusing karena harus bersusah payah berusaha membaca tulisannya.

Perempuan sebaliknya, mungkin karena biasa lebih rapi, mereka bisa dengan sabar meluangkan waktu untuk memastikan tulisan tangannya rapi dan terlihat bagus.


Meski begitu, seorang pria bergelar profesor mementahkan stereotip tersebut setelah foto tulisan tangannya yang rapi di papan tulis tersebar di dunia maya. Seperti terlihat di foto, tulisan dan gambar sang profesor di sebuah universitas tersebut dikerjakan dengan detail dan kerapian luar biasa. Padahal menulis di papan tulis jauh lebih sulit dibanding menulis di buku.

Pengguna Facebook dengan akun Caleb Banares mengatakan profesor yang tak disebutkan namanya itu sedang mengajar di Far Eastern University (FEU) Institute of Technology, Filipina.


Saat artikel ini ditulis, postingan tersebut telah dibagikan sebanyak 17 ribu kali dengan orang mengklik tombol suka sebanyak 20 ribu kali.

Ini bisa dicontoh untuk para guru dan dosen, agar siswa bisa dengan nyaman membaca materi yang diberikan di papan tulis.

7 Desember 2017

Rumah Tak Berlistrik, Anak Ini Belajar Di Stasiun Kereta Setiap Malam

Tipsiana.com - Pendidikan adalah sesuatu yang takkan pernah bisa hilang atau tercuri. Sayangnya, kadang kita tak mudah untuk mendapatkannya. Di banyak negara di dunia, kemiskinan telah menjadi penghalang bagi anak untuk mendapatkan pendidikan.

Meskipun ada sekolah yang menawarkan pendidikan gratis, banyak orangtua yang belum mampu memberikan dukungan fasilitas bagi anak-anak mereka. Bahkan, anak-anak yang tinggal di wilayah yang sangat miskin tidak bisa belajar dengan nyaman di rumah akibat ketiadaan listrik.


Seorang anak perempuan bernama Divya terlihat pergi ke stasiun kereta api untuk mengerjakaan tugas sekolahnya setiap malam. Ia berjalan ke stasiun kereta di Uttar Pradesh, India dengan bertelanjang kaki sambil membawa tas berisi buku pelajaran. Ia kemudian duduk dilantai stasiun diantara keramaian dan tekun belajar tanpa peduli dengan orang-orang yang melihatya dengan heran.


Seorang pria bernama Rajesh Kumar memperhatikan kebiasaan Divya dan memutuskan memfoto anak tersebut. Sang anak tampak tak terpengaruh dengan perhatian orang-orang dan tetap fokus pada PR-nya.


Ternyata, Divya tinggal di sebuah perkampungan miskin yng tidak mendapat aliran listrik sehingga ia harus pergi ke stasiun kereta agar mendapat penerangan yang cukup untuk belajar. Ia bercerita tentang kondisi rumahnya kepada Rajesh.


Wilayah Uttar Pradesh dikenal sebagai kota dengan jumlah penduduk terbanyak dan salah satu wilayah termiskin di India dimana seperlima dari penduduknya berasal dari kelas bawah dan memegang posisi terendah dalam sistem kasta India.

Saat Rajesh membagikan fotonya ke media sosial, banyak warganet yang kagum pada gadis cilik tersebut dan berharap semoga ia dapat segera mendapat bantuan.

2 Desember 2017

Koin Penyok

Tipsiana.com - Seorang lelaki berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Saat menyusuri jalanan sepi, kakinya terantuk sesuatu.

Ia membungkuk & menggerutu kecewa. “Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok.”

Meskipun begitu ia membawa koin itu ke bank. “Sebaiknya koin in dibawa ke kolektor uang kuno”, kata teller itu memberi saran. Lelaki itu membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, koinnya dihargai 30 dollar.

Lelaki itu begitu senang. Saat lewat toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu obral. Dia pun membeli kayu seharga 30 dollar untuk membuat rak buat istrinya. Dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.


Di tengah perjalanan dia melewati bengkel pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu bermutu yang dipanggul lelaki itu. Dia menawarkan lemari 100 dollar untuk menukar kayu itu. Setelah setuju, dia meminjam gerobak untuk membawa pulang lemari itu.

Dalam perjalanan dia melewati perumahan. Seorang wanita melihat lemari yang indah itu & menawarnya 200 dollar. Lelaki itu ragu-ragu. Si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju.

Saat sampai di pintu desa, dia ingin memastikan uangnya. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar.

Tiba-tiba seorang perampok datang, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istrinya kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya dan bertanya,

“Apa yang terjadi?

Engkau baik-baik saja kan?

Apa yang diambil perampok tadi?”

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.

Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Sebaliknya, sepatutnya kita bersyukur atas segala yang telah kita miliki, karena ketika datang & pergi kita tidak membawa apa-apa.

Menderita karena melekat. Bahagia karena melepas.


Karena demikianlah hakikat sejatinya kehidupan, apa yang sebenarnya yang kita punya dalam hidup ini?

Tidak ada, karena bahkan napas kita saja bukan kepunyaan kita dan tidak bisa kita genggam selamanya.

Hidup itu perubahan dan pasti akan berubah.

Saat kehilangan sesuatu kembalilah ingat bahwa sesungguhnya kita tidak punya apa-apa jadi “kehilangan” itu tidaklah nyata dan tidak akan pernah menyakitkan Kehilangan hanya sebuah tipuan pikiran yang penuh dengan ke”aku”an. Ke”aku”an lah yang membuat kita menderita.

Rumahku, hartaku, istriku, anakku. Lahir tidak membawa apa-apa, meninggal pun sendiri, tidak ajak apa-apa dan siapa-siapa.

Pada waktunya “let it go”, siapapun yang bisa melepas, tidak melekat, tidak menggenggam erat maka dia akan bahagia.

10 November 2017

Momen Haru Saat Ayah Korban Maafkan dan Peluk Pembunuh Anaknya

Tipsiana.com -  Ayah dari seorang supir Muslim pengantar pizza yang jadi korban pembunuhan, mengampuni dan memeluk pelaku yang dijatuhi hukuman penjara karena berperan dalam kematian anaknya.

Pada persidangan yang dilaksanakan di pengadilan Lexington, Kentucky, AS pada Selasa 7 November 2017 kemarin, Ayah korban, Dr. Abdul Munim Sombat Jitmoud memeluk terpidana, Trey Alexander Relford, yang menangis menyesali perbuatannya.


Sang ayah mengatakan, ia memaafkan Trey karena mengikuti ajaran Islam. "Islam mengajarkan bahwa Tuhan takkan memaafkan seseorang sebelum orang tersebut mendapatkan maaf dari orang yang disakitinya," kata Abdul Munim di depan sidang. "Pintu kesempatan untuk mendapat pengampunan dari Tuhan telah terbuka... Jadi, dapatkanlah pengapunanNya. Kamu telah memiliki babak baru untuk bisa hidup lebih baik."

Pada malam bulan April 2015, Salahuddin Jitmoud sedang mengantarkan pesanan pizza terakhir sebagai supir Pizza Hut. Naas, ia dirampok dan ditikam hingga tewas di sebuah kompleks apartemen di Lexington, Kentucky. Tubuhnya ditemukan terkapar di pelataran kompleks.

Tiga orang ditahan, tapi sidang hanya memvonis Relford. Ia terbukti sebagai perencana perampokan walau menolak membunuh Salahuddin.

Relford akhirnya divonis 31 tahun penjara setelah dinyatakan bersalah atas keterlibatan dalam pembunuhan, perampokan, dan bukti yang menunjukkan bahwa ialah yang menikam Salahuddin.


Ayah Salahuddin mengatakan bahwa ia telah memaafkan Relford.

"Anakku, keponakanku, aku memaafkanmu atas nama Salahuddin dan ibundanya."

"Saya tidak menyalahkanmu atas kejahatan yang telah kau lakukan, saya tidak marah kepadamu telah menjadi bagian dari yang menyakiti putra saya." 

"Saya marah pada Iblis, saya salahkan Iblis, yang menyesatkan kamu dan membuat kamu melakukan kejahatan mengerikan ini." 

"Saya sungguh merasa iba pada orangtua kamu, mereka membesarkan kamu dan ingin kamu menjadi sukses. Kesuksesan kamu adalah kesuksesan mereka, kebahagiaan kamu adalah kebahagiaan mereka." 

"Sekarang mereka harus menangis akibat kejahatan mengerikan (pembunuhan) yang telah kamu lakukan."

"Pemaafan dan pengampunan adalah anugerah terbesar dalam Islam. Saya harus mengeluarkan semua perasaan saya untuk memaafkan orang yang telah menjahati keluarga saya."

Hakim tampak terisak saat menutup sidang, sementara dengan menangis si pembunuh meminta maaf atas perbuatannya. Diiringi tangis ibu pelaku, Relford kemudian dipeluk erat oleh Abdul Munim. Sang ayah korban lalu berbisik di telinga Relford, "Setelah nanti keluar dari penjara, berbuat baiklah".

Sumber: CNN

7 November 2017

Wanita Berbobot 300 kg ini Berhasil Turunkan Berat Badannya Dengan Drastis

Tipsiana.com - Lebih dari 30.000 jiwa meninggal setiap tahun akibat penyakit yang berhubungan dengan kegemukan. Padahal para ahli kesehatan selalu memperingatkan untuk lebih sering berolahraga dan makan makanan sehat untuk menghindari kegemukan.

Semakin gemuk seseorang, resiko akan kematian akibat penyakit yang berkaitan dengan obesitas akan meningkat tajam.


Amber Rachdi dari Oregon, AS adalah contoh gadis dengan kasus obesitas akut. Pada usia 24 tahun ia telah berbobot hingga 300 kg yang membuatnya sulit beraktifitas.

Hampir tak bisa bergerak, Amber sampai harus kembali dirawat di rumah orangtuanya. Ia hanya meninggalkan rumah untuk membeli makanan dan benar-beanr bergantung pada kursi listrik untuk berjalan.


Amber sadar ia harus melakukan sesuatu terhadap tubuhnya atau ia akan segera kehilangan nyawa. Rowdy, pacar Amber, memberi semangat agar ia bisa menurunkan berat badan, tapi itu tak mudah. Ia setidaknya biasa makan 4 kali porsi besar setiap hari dan tubuhnya mengembang tak terkontrol.

Sebagai usaha terakhir, ia bersedia mengikuti sebuah acara reality show bertajuk, "My 600lb Life" untuk mencoba mengontrol berat badannya.


Ia memutuskan untuk menjalani operasi pengecilan lambung, tapi ia kuatir. Ada resiko besar bila ia menjalani operasi tersebut. Selain itu, ia harus terlebih dulu mengurangi berat badannya sebesar 10 kg agar bisa menjalani operasi.



Untuk itu, ia dipindahkan ke Texas agar bisa intens ditangani oleh dokter yang akan mengoperasinya, Dr. Nowzaradan. Ia juga mulai menerapkan rutinitas makan diet sehat. Operasinya akhirnya berjalan sukses. Setelah 12 bulan operasi, Amber telah berhasil mengurangi berat badannya sebesar 65kg.


Dokter sangat senang dengan perkembangannya dan menawarkan untuk menghilangkan kulit berlebih di tubuh yang akan makin mengurangi berat badannya.  Kini, berat badan Amber tinggal 120 kg. Orang-orang pun dibuat tak percaya dengan perubahannya.

2 November 2017

Fabel Pensil Dan Penghapus, Sebuah Dialog Menyentuh

Tipsiana.com - Kadang kita dapat mengambil pelajaran mendalam dan menyentuh dari hal-hal kecil yang biasa-biasa saja. Seperti sebuah fabel sederhana ini, kita akan diajarkan tentang arti sebuah hubungan.

Pernahkah Anda mendengar tentang hubungan persahabatan antara pensil dan penghapus? Anda mungkin akan tersentuh  setelah membaca kisahnya. Kisah indah ini juga dapat Anda ceritakan kembali kepada mereka yang Anda sayangi.


Pensil: "Maafkan aku..."

Penghapus: "Karena apa?"

Pensil: "Maafkan aku karena aku selalu membuatmu terluka..."

"Setiap aku membuat kesalahan, kau selalu ada untuk menghapus kesalahanku itu. Tapi setiap kau hilangkan kesalahanku, kau akan kehilangan sebagian tubuhmu... Dan setiap kau hapus kesalahanku, tubuhmu akan makin mengecil dan terus mengecil."

Penghapus: "Kau benar, tapi aku tak peduli. Kau tahu, aku dibuat memang untuk itu. Aku dibuat untuk menolongmu setiap kau membuat kesalahan, meski aku tahu... suatu saat tubuhku akan habis tak bersisa."

"Aku bahagia dengan tugasku ini, jadi kumohon... berhentilah mengkuatirkanku, Aku takkan bisa bahagia jika kau bersedih."


Orangtua kita ibarat sebuah penghapus, dan kita adalah pensilnya.  Mereka akan selalu ada untuk kita, selalu membantu untuk membersihkan akibat yang disebabkan oleh kesalahan yang kita buat.

Sama seperti penghapus yang perlahan akan habis tergerus, begitu jugalah orangtua yang kita cintai. Suatu saat mereka akan pergi untuk selamanya.

Maka dari itu, selalu berbuat baiklah kepada kedua orangtua mu, rawatlah mereka dan yang terpenting, cintailah mereka dengan sepenuh hatimu. Karena mereka telah hadir untukmu dan rela mengorbankan diri demi untukmu.

29 Oktober 2017

Seuntai Nasihat Untukmu Wanita

Tipsiana.com Engkau, wahai wanita, adalah anugerah yang diciptakan oleh Allah dengan sangat istimewa. Engkaulah yang membuat kami para pria merasa damai karena engkau selalu menemani. Engkaulah yang membuat anak-anak kita menjadi anak yang berbudi pekerti mulia dan berangsur-angsur tumbuh menjadi manusia sholeh dan sholeha.

Engkaulah yang berperan penting untuk menentukan baik buruk suami dan anak-anak kita. Bahkan lewat tangan lembut Andalah kami semua menjadi manusia berarti.


Kami para lelaki tidak perlu lagi mengajari apa yang harus Anda jalani, namun tak salah bila kami mengingatkan bahwa inilah kelebihan Anda yang akan selalu kami, para lelaki, kagumi.

Jadilah wanita yang penyayang dan lembut dan janganlah menjadi wanita yang kasar dan keras.

Jadilah wanita yang berwajah berseri dan selalu tersenyum dan janganlah menjadi wanita yang bermuka masam dan selalu cemberut.

Jadilah wanita yang bijaksana dan sabar dan janganlah menjadi wanita yang plin-plan dan temperamental.

Jadilah seorang ibu yang menghangatkan dan janganlah menjadi wanita yang dingin hingga dijauhi.

Jadilah wanita yang dicintai dan dirindukan dan jangan menjadi wanita yang lalai dan dilalaikan.

Jadilah wanita mukminah dan bersyukur dan janganlah menjadi wanita kafir dan kufur.


Jadilah wanita pencemburu yang dicintai dan jangan menjadi wanita pencemburu yang menghancurkan.

Jadilah wanita pengatur rumah tangga yang qana'ah dan janganlah menjadi wanita yang mubadzir.

Jadilah wanita penghuni surga dan janganlah pernah menjadi wanita penghuni neraka.

Jadilah sahabat wanita yang dicintai dan janganlah menjadi musuh yang dibenci.

Jadilah wanita yang pendiam dan lemah-lembut dan janganlah menjadi wanita yang cerewet dan kasar.

Jadilah wanita seperti, Khadijah,Zainab dan Aisyah, Dan janganlah menjadi seperti istri Nabi Luth dan istri Nabi Nuh.

Jadilah wanita seperti wanita yang ALLAH suka melihatnya dan janganlah menjadi wanita seperti wanita yang setan suka melihatnya.

Sumber : Inspirasi dari status FB Agus Friyanto

14 Oktober 2017

Kisah Haru Pasangan Difabel yang Saling Melengkapi: Aku adalah Matamu dan Kau Adalah Kakiku

Tipsiana.com - Kisah Si buta dan Si lumpuh sering kita dengar sebagai hikayat yang diceritakan para sufi sebagai pembawa pesan moral yang indah. Namun sebenarnya, dalam kehidupan nyata kisah dua manusia yang saling melengkapi satu sama lain tersebut memang benar-benar ada.



Pada sebuah foto yang diambil pada tahun 1889, memperlihatkan dua orang lelaki difabel yang saling bekerjasama agar mereka bisa berjalan layaknya orang normal. Mohammed, seorang Muslim yang buta, bergantung pada mata Sameer, seorang Kristen yang lumpuh. Kedua yatim piatu tersebut selalu hidup bersama dan saling membutuhkan. Ketika Sammer meninggal, Mohammed kehilangan separuh dirinya dan ikut meninggal dalam kesedihan seminggu kemudian.


Kini, kisah tersebut terulang kembali. Cao Shucai, lelaki buta berusia 63 tahun, selalu menggendong istrinya yang lumpuh, Xu Houbi, selama 29 tahun terakhir. Pasangan asal Tiongkok ini benar-benar membutuhkan satu sama lain dan telah menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Pasangan yang tinggal di desa Yong'an di Chongqing ini menjadi viral setelah kisah mereka dimuat di laman fanspage People's Daily China di Facebook dan menjadi viral. Jutaan orang telah melihat dan menyebar postingan tersebut.


Sang istri menderita penyakit rakhitis hingga lumpuh. Bila ingin bepergian, ia harus digendong suaminya dengan cara dimasukkan kedalam sebuah keranjang besar.  "Selama 29 tahun kami hidup dengan cara ini. Mataku tak dapat melihat dan ia menjadi mataku. Kakinya lumpuh, dan aku selalu menggendongnya. Aku menjadi matanya." Cao Shucai bercerita.

Chao mengalami kebutaan pada mata kanan sedari kecil. Ia menjadi buta total setelah tak sengaja tersandung dan jatuh di tahun 1988. Mereka mengaku dapat menikmati hidup dengan selalu bersama. Dan akan terus seperti ini selamanya.

Entah apakah itu hanya sebuah kiasan atau benar-benar harfiah, cinta memang selalu tentang saling melengkapi.

1 Oktober 2017

Kisah Kasih Tak Sampai Pierre Tendean dan Rukmini

Tipsiana.com - Tanggal terjadinya malam naas tersebut, 30 September adalah ulang tahun ibunda Pierre. Biasanya setiap tanggal tersebut ia pulang ke Semarang untuk merayakan ultah sang ibu bersama keluarganya. Namun kali ini, pada 30 september 1965 Pierre tak bisa pulang karena ia harus mengawal Jenderal A.H. Nasution sampai siang. Ia sudah memberitahu beberapa hari sebelumnya dan berjanji akan pulang bersama Jusuf Razak, suami adiknya, Rooswidiati Tendean pada 1 Oktober 1965. Dan ia mengatakan akan mengajak serta Ade Irma Suryani, putri Jenderal Nasution yang baru berusia 5 tahun dan ikut menjadi korban gerakan tersebut.


Keesokan harinya pada 1 Oktober 1965, Jusuf Razak datang ke rumah Jenderal Nasution untuk menjemput Pierre. Keadaan di rumah Jenderal Nasution membuatnya heran karena sangat banyak tentara yang berjaga-jaga. Jusuf pun ditodong dengan senapan ketika memasuki halaman rumah Jenderal Nasution. Ia menanyakan keberadaan Pierre karena harus menjemputnya untuk pulang ke Semarang. Namun kata salah seorang tentara yang berjaga, dikatakan Pierre sedang menemani Jenderal Nasution melaksanakan tugas tanpa memberitahu dimana dan sampai kapan. Akhirnya Jusuf berangkat ke Semarang sendirian saja.

Ternyata Jusuf dan keluarga besar Tendean di Semarang tidak tahu bahwa pada pagi itu terjadi gerakan kup (kudeta) oleh gerombolan yang menamakan dirinya Gerakan 30 September (G30S). Belakangan pihak keluarga tahu dan diliputi kecemasan karena Jenderal Nasution merupakan sasaran nomor satu gerombolan tersebut. Kakak Pierre, Mitzi, berusaha mencarin informasi pasti dari berbagai pihak.

Keesokan harinya, dari tanggal 2-4 Oktober 1965 barulah titik terang mulai diketahui dari berita radio mengenai kejadian apa yang sebenarnya terjadi pada subuh 1 Oktober 1965 itu. Siaran radio memberitakan bahwa ada 7 orang korban, salah satunya adalah Lettu (CPM) Pierre Tendean. Walaupun nama Pierre disebut, Mitzi belum yakin bahwa itu adalah Pierre, adiknya, karena Pierre adalah Zeni (CZI). Namun tak lama kemudian, Jenderal Suryo Sumpeno menelepon dan mengatakan bahwa Pierre ikut gugur dalam peristiwa tersebut.

Mendengar kabar tersebut, kata Mitzi, seluruh anggota keluarganya menangis. Mereka merasa termat sedih karena kehilangan Pierre, anggota keluarga yang paling disayang.

Banyak yang penasaran mengenai masa kecil Pierre. Mitzi menceritakan kehidupan adiknya panjang lebar.


Pierre Andries Tendean dilahirkan di Jakarta pada 21 Februari 1939 di RS. Cipto Mangunkusumo. Usianya terpaut 5 tahun dari Mitzi.

Keluarga Tendean tidak lama di Jakarta karena sang ayah, Bapak A.L. Tendean yang merupakan seorang dokter mendapat tugas untuk memberantas penyakit malaria di Tasikmalaya, yang membuat beliau sampai ikut tertular. Dari sana keluarga mereka pindah lagi ke Cisarua agar sang ayah dirawat di Sanatorium Cisarua. Di Sanatorium inilah kemudian A.L. Tendean berdinas kembali sebagai dokter setelah ia sembuh.

Mitzi menceritakan saat keluarga mereka di Cisarua inilah kehidupannya bersama Pierre amat menyenangkan dan penuh kenangan. Rumah dinas mereka di kelilingi gunung, sawah dan kebun buah ceri. Saat padi menguning dan dipanen, ia dan Pierre sering bermain disawah. Namun mereka juga tak lama disitu karena sang ayah kembali dipindahkan ke Magelang karena mendapat promosi jabatan sebagai Wakil Direktur RS Keramat. Tak lama kemudia Jepang menguasai Nusantara.

Saat zaman Jepang, kehidupan keluarga Tendean serba susah. Beras harganya sangat mahal sehingga keluarga mereka makan gaplek. Namun namanya juga anak-anak, Mitzi dan Pierre tidak tahu hidup susah. Mitzi dan Pierre yang saat itu sudah masuk SR (Sekolah Rakyat/Sekolah Dasar) malahan tetap saja terus bermain tanpa mengenal waktu. Pierre paling senang main di sungai. Pierre kerap main “kucing-kucingan” dengan sang ayah yang melarangnya main di sungai. Tapi, dasar anak lelaki, makin dilarang maka makin membandel.

Rasanya Pierre tidak kapok-kapok menghadapi ayahnya yang kerap memukulnya dengan sapu lidi, gesper (ikat pinggang) atau sandal apabila ia nakal. Maklum, sang ayah mendidik anak-anaknya dengan keras dan disiplin.

Walau masih kecil dan bandel, Pierre sudah menunjukkan sikap dewasa dan bertanggung jawab. Ia suka membantu orang lain. Ia sering mencari siput untuk diberikan sebagai tambahan lauk pauk untuk keluarga kawan-kawan mainnya.


Pada masa inilah keluarga mereka mulai “berurusan” dengan gerombolan PKI untuk pertama kalinya ketika sisa-sisa pelarian gerombolan PKI Madiun yang melakukan pemberontakan di Madiun pada tahun 1948 merampok rumah keluarga Tendean dan membawa ayah Pierre. Saat hari sudah gelap, sang ayah mencoba melarikan diri dengan menceburkan diri ke sungai. Namun gerombolan tersebut menembaki sang ayah dengan membabi-buta sehingga kakinya tertembak dan cacat seumur hidup karena tembakan senapan gerombolan tersebut membuat tulangnya pecah. Karena kejadian itu, keluarga mereka terpaksa pindah ke Semarang karena Bapak A.L. Tendean harus dirawat di RS. dr. Karyadi. Mulai saat itu, keluarga mereka menetap di Semarang.

Pierre menempuh pendidikan SMP hingga tamat SMA di Semarang. Prestasi belajarnya pun memuaskan. Nilai bahasa asingnya seperti Inggris, Belanda, dan Jerman sangat baik. Pierre tentu saja menguasai Bahasa Perancis karena sang ibu merupakan seorang keturunan Perancis. Saat SMA ini sang ayah memberi hadiah motor Ducati kepada Pierre.

Seperti para pelajar SMA masa kini, Pierre pun juga pernah ikut tawuran pelajar antar sekolah. Bahkan saat tawuran pada tahun 1957, ia pernah terlibat tawuran menggunakan senjata tajam. Ia pun sempat terkena sabetan pisau lawannya dari sekolah lain di tangannya dan meninggalkan bekas luka. Saat SMA pun Pierre dikenal sebagai anak gaul, karena teman-temannya sangat banyak dari berbagai kalangan.

Ketika Pierre menamatkan SMS, ayahnya ingin ia masuk kuliah kedokteran agar bisa menjadi dokter seperti dirinya. Namun sang ibu menginginkan Pierre menjadi seorang insinyur. Namun Pierre membangkang kemauan saran kedua orangtuanya. Ia hanya mendapatkan dukungan dari sang kakak, Mitzi.

Sang kakak pun menawarkan solusi rahasia kepada Pierre agar Pierre tidak menyakiti ayah dan ibu mereka. Mitzi menyuruh Pierre ikut tes masuk Fakultas Kedokteran di Jakarta dan Fakultas Teknik ITB Bandung tapi asal menjawab soal-soal ujian tersebut. Tentu saja, dengan cara tersebut Pierre tidak diterima masuk FKUI dan FT ITB. Kemudian ia ikut ujian masuk AMN (kali ini serius mengerjakan soal ujian), dan diterima. Di Bandung, Pierre menumpang di tempat mertua Jenderal Nasution yang bersahabat erat dengan ayah mereka.

Nah, di AMN ini Jenderal Nasution menyarankan Pierre agar mengambil jurusan teknik (ATEKAD) agar nanti ia bisa melanjutkan ke ITB atau fakultas teknik di kampus lain. Tentu saja Jenderal Nasution menyarankan ini karena ia tahu keinginan ibu Pierre agar tidak mengecewakan ibun Pierre yang ingin anaknya menjadi insinyur,

Tentu saja sebagai siswa sekolah militer (taruna), Pierre mendapat uang saku dari negara. Namun namanya juga Pierre, anak laki-laki satu-satunya yang paling disayang sang ibu, Pierre tetap saja masih manja kepada sang ibu. Karena itu ia suka meminta uang tambahan kepada sang ibu lewat surat, “...seandainya Mami memiliki uang belanja lebih, tolong kirimi saya, karena saya ingin membeli film”. Modusnya mirip seperti anak-anak zaman sekarang, ya.

Semasa menjalani pendidikan di ATEKAD, Pierre menjadi idola gadis-gadis yang tinggal di sekitar ATEKAD karena ia amat tampan dan bertubuh tegap.

Pada tahun 1958, Pierre yang masih menjadi taruna ATEKAD bersama rekan-rekan seangkatannya dikirim ke Sumatera untuk berperang melawan pemberontak PRRI. Ini merupakan praktek lapangan yang menjadi pengalaman pertamanya sebagai militer.

Pierre lulus ATEKAD tahun 1962 dengan nilai sangat memuaskan. Saat Presiden Soekarno mengumandangkan Dwikora, Pierre sudah berpangkat Letda (Letnan Dua) dan bertugas di Medan sebagai Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur Kodam II Bukit Barisan. Nah, saat bertugas disini dia mengenal Rukmini yang dipacarinya sampai merencanakan menikah pada November 1965.

Lalu tahun 1963, Pierre dipindahkan ke Bogor karena tugas belajar di Sekolah Intelijen. Nah, setelah lulus Pierre ditugaskan untuk menyusup ke Malaysia. Ia menyusup sampai 3 kali. Pada penyusupannya yang ketiga kali, ia nyaris tertangkap oleh Angkatan Laut Inggris. Ia bersembunyi di dalam air, tepatnya di bawah perahu dengan seluruh tubuh menempel sejajar pada dasar perahu hingga kapal Angkatan Laut Inggris meninggalkan lokasi. Sedangkan anak buahnya bersembunyi dengan menyamar sebagai nelayan, di balik perahu nelayan sambil berpura-pura menyelam mencari ikan. Dalam penyusupan-penyusupan sebelumnya, Pierre selalu berhasil lolos tanpa dicurigai dan pulang ke Jakarta karena menyamar sebagai turis. Penyamarannya ini memang didukung oleh penampilannya yang kebule-bulean, tinggi tegap dan mempunyai kemampuan Bahasa Inggris, Jerman, Belanda dan Perancis yang fasih.

Kala bertugas menyusup ke Malaysia (termasuk Singapura yang dulu merupakan wilayah Malaysia), Pierre tak lupa membawa oleh-oleh kala pulang. Pierre membelikan ayahnya jam tangan dan rokok merk Commodore. Untuk dirinya sendiri Pierre membeli jaket dan jam tangan. Kakaknya dibelikan kaus dan raket tenis yang hingga kini masih disimpan oleh sang kakak, karena saat memberikan oleh-oleh tersebut Pierre berpesan, “Ojo didhol, lho” (bahasa Jawa: jangan dijual, ya). Pierre membeli barang-barang tersebut dengan uang sakunya. Ia memperoleh uang saku yang besar karena tugas yang dijalaninya tersebut sangat berbahaya.

Karena dirinya anak rumahan, Pierre selalu meluangkan waktu untuk berkirim surat dimanapun ia berada. Semua anggota keluarga ia surati semua. Dalam sebuah suratnya Pierre menceritakan bahwa ia selalu menjadi penerjemah apabila komandannya menerima tamu yang mendarat di Pelabuhan Belawan. Tiap mendapat tamu asing, Pierre selalu bilang dalam suratnya bahwa itu adalah waktu dirinya bisa makan enak.

Walau karir militernya menanjak dan sudah berusia dewasa, ia tetaplah seorang “anak mami” dalam keluarganya. Ia pasti akan pulang ke Semarang apabila mendapat libur. Setiap mendapat kabar Pierre akan pulang, pasti sang ibu langsung sibuk membuat makanan dan minuman kegemaran anak lelaki kesayangannya itu seperti kue sus, ayam panggang, sambal bajak dan sirup manis. Saat masih pendidikan di ATEKAD, Pierre selalu menanyakan bahwa dirinya minta dikirimi sambal apabila ada kenalan yang kebetulan ke Bandung.





Karena prestasinya menyusup di Malaysia, ia menjadi pembicaraan di kesatuannya. Hal ini sampai ke telingan Jenderal Nasution. Jenderal Nasution bersikeras menginginkan Pierre sebagai ajudannya untuk menggantikan Kapten Manullang yang gugur saat menjadi anggota Kontingen Pasukan Garuda untuk menjaga perdamaian di Kongo. Sebenarnya ada 3 Jenderal yang menginginkan Pierre menjadi ajudannya, yaitu Jenderal Nasution, Jenderal Hartawan dan Jenderal Kadarsan, namun Jenderal Nasutionlah yang mendapatkan Pierre.

Mengetahui Pierre akan bertugas sebagai ajudan Jenderal Nasution, sang ibu merasa senang karena ia selalu khawatir memikirkan Pierre yang sering tidak diketahui sedang bertugas dimana. Jenderal Nasution mempunyai 4 ajudan, dan Pierre adalah ajudannya yang paling muda dan sekaligus paling ia sayang.

Soal Pierre, dalam buku “Memenuhi Panggilan Tugas”, Jenderal Nasution mengatakan bahwa “Pierre Tendean seperti adik kandung bagi saya dan istri saya. Mungkin sekali karena pengaruh sayalah ia menjadi taruna, karena orang tuanya semula sebenarnya tidak setuju. Ia tinggal di rumah saya sebagai anggota keluarga biasa”. Hal ini bisa dibuktikan oleh kesaksian Hendrianti Sahara (Yanti), putri sulung Jenderal Nasution. Dari keempat ajudan ayahnya, Ia dan sang adik, Ade irma Suryani paling akrab dengan Pierre, dan Pierre selalu bermain dengan mereka kala ada waktu luang di rumah. Yanti masih ingat wajah tampan Pierre suka senyum-senyum sendiri kala membaca surat dari Rukmini, kekasihnya di Medan. Oleh karena itu, ia kerap menggoda Pierre yang sedang kasmaran dan menjadikan hal tersebut sebagai kesempatan untuk “menodong” permen atau cokelat ke Pierre yang ia panggil dengan sebutan “Om”. Ia mengenang, Pierre sering menemani Ade main sepeda di halaman rumah. Pierre memang paling sayang kepada Ade.

Seperti yang tertulis sebelumnya bahwa Pierre membangkang keinginan orangtuanya yang ingin dirinya menjadi dokter atau insinyur untuk masuk kemiliteran. Kala karir militernya mulai menanjak ini pun Pierre bersikeras bahwa ia lebih suka tugas lapangan. Kepada sang kakak, Pierre pernah bilang, “Aku cuma mau bertugas sebagai ajudan selama setahun, tidak lebih. Kalau diperpanjang, aku akan menghadap Kasad untuk minta pindah”. Saat itu yang menjadi Kasad (Kepala Staf Angkatan Darat)/Menpangad (Menteri Panglima Angkatan Darat) adalah Letjen Ahmad Yani. Ternyata Pierre hanya bertugas sebagai ajudan selama 6 bulan karena ia keburu gugur ditangan gerombolan G30S.

Dikirim oleh Tipsiana Ina pada 30 September 2017

Ada satu fakta menarik yang selama ini tidak pernah diketahui publik. Mitzi membuka rahasia mengenai pekerjaan sampingan adiknya saat sudah menjadi ajudan Jenderal Nasution dan berpangkat Lettu (Letnan Satu). Setiap malam Pierre menjadi sopir traktor yang bertugas meratakan tanah di Monas. Saat itu, Monas belum jadi sekali. Pierre melakukan pekerjaan ini untuk menambah uangnya karena ia sangat ingin memiliki sebuah televisi (TV) dan Pierre sudah memesannya sejak jauh hari. Maklum, pada saat itu TV masih dianggap barang mewah dan sulit diperoleh. Untuk membelinya pun harus memesan dulu (indent).

Waktu adiknya, Rooswidiyati (Roos) hendak menikah dengan Jusuf Razak, Pierre memberikan sejumlah uang yang dibungkus koran kepada sang ibu, “Mami, ini sumbangan saya untuk pernikahan Roos”. Sang ibu terkejut, karena uang tersebut dalam bentuk dollar yang kalau dirupiahkan jumlahnya besar. Uang itu adalah uang yang ia kumpulkan dari gajinya saat menyusup ke Malaysia.

Roos ingat bahwa saat menikah pada 2 Juli 1965, dirinya dan Pierre saling berpandangan dalam waktu lama. Roos mengingat Pierre menanyakan kepada dirinya, apakah sudah siap berumah tangga. Pierre pun juga menasihati adiknya ini. Saat dirinya akan menandatangani surat nikah, mendadak Pierre menangis dan memeluknya. Ia pun menangis di dada Pierre sampai tak sanggup menandatangani surat tersebut. Mungkin karena ia menjadi mualaf saat menikah sedangkan seluruh keluarganya adalah Kristen taat. Roos masih ingat perkataan Pierre kepada suaminya, “Mas, aku titip adikku dan tolong jaga dia.” Ross mengingatnya seolah-olah sebagai firasat Pierre untuk “pamit” selama-lamanya, karena saat pernikahannya itulah dirinya terakhir kali melihat Pierre, kakak kesayangannya.

Sedangkan Mitzi, kakak sulung, masih sempat bertemu Pierre untuk terakhir kalinya sebulan sebelum peristiwa G30S. Saat itu Pierre mengantar dirinya yang hendak pulang ke Semarang, sampai Stasiun Gambir. Saat itu Pierre mengenakan celana teteron warna hijau dan kemaja kecoklatan. Ketika mereka cium pipi kiri kanan, Mitzi merasa pipi adiknya dingin. Mitzi tak pernah melupakan lambaian tangan Pierre ketika kereta api yang ditumpanginya bergerak meninggalkan stasiun. Itulah lambaian tangan terakhir yang ia lihat yang (mungkin) menjadi lambaian perpisahan selama-lamanya dari adik lelaki kesayangannya ini. Tapi, setelah itu mereka masih berbicara sekali melalui telepon.

Menurut kesaksian seseorang yang namanya ia lupa, Mitzi menceritakan bahwa pada sore hari 30 September 1965, Pierre masih sempat melihat sebuah paviliun di Jalan Jambu yang dikontrakkan karena adiknya ini memang sudah berencana berumah tangga dan menikahi Rukmini, gadis Jawa yang besar di Deli dan (saat itu) tinggal di Medan.

Mengenai kisah cinta adiknya ini, Mitzi ingat bahwa Pierre pernah mengirimkannya surat dalam bahasa Jawa. Dalam surat tersebut Pierre menceritakan bahwa ia sudah mendapat jodoh dan meminta doa restu mengenai niatnya untuk menikahi Rukmini.

Pada 31 Juli 1965 Pierre menyempatkan diri menemui kekasihnya dan calon mertuanya saat menemani Jenderal Nasution perjalanan dinas ke Medan. Dalam pertemuan dengan keluarga calon mertuanya ini disepakati bahwa Pierre akan menikah dengan Rukmini pada November 1965. Itulah hari sang kekasih bertemu dengan Pierre untuk terakhir kalinya.

Mitzi merasakan satu hal lain yang cukup ganjil. Biasanya, Pierre pasti akan menelepon walaupun sedang sibuk bertugas dimanapun untuk mengucapkan selamat apabila salah satu anggota keluarga berulang tahun. Namun anehnya, pada hari itu, 30 September 1965 yang merupakan ulang tahun sang ibu, ia tidak menelepon untuk mengucapkan selamat.

Tangisan dan Ratapan Ibunda untuk Pierre
Jenazah Pierre dan para Pahlawan Revolusi lainnya disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat di Jalan Medan Merdeka Utara setelah divisum dan dibersihkan di RSPAD Gatot Subroto. Pemerintah mengirimkan pesawat khusus untuk menjemput keluarga Pierre di Semarang pada 5 Oktober 1965.

Ketika melihat peti jenazah Pierre, sang bunda meratap sejadi-jadinya. “Pierre..oh Pierre, mijn jongen, wat is er met jouw gebeurd?” (Pierre..oh Pierre, anakku, apa yang terjadi denganmu?).

Baju Tendean saat diculik dan terbunuh (credit: ayiqurrota.blogspot.co.id)

Kematian Pierre ini membuat semangat hidup sang ibu menurun. Makin lama kesehatannya ikut menurun. Ny. Cornet Tendean masih belum bisa menerima kenyataan bahwa putra kesayangannya itu telah tiada.

Apabila sang ibu tiba-tiba teringat Pierre, ia selalu memarahi, menyalahkan dan menghujat Mitzi karena Mitzilah satu-satunya dalam keluarga yang berani mendukung keinginan sang adik untuk menjadi tentara. Karena masih belum bisa menerima kenyataan tersebut, sang ibu sering membaca semua surat-surat yang dikirimkan Pierre. Surat-surat tersebut diurutkan oleh sang ibu sesuai tanggalnya. Berbeda dengan sang ibu, sang ayah bisa menerima kenyataan dan menguasai diri walau sebenarnya beliau sangat terpukul kehilangan putra satu-satunya ini. Sang ayah pun, walau sedih, tetap berusaha menghibur istrinya yang sering tak bisa mengendalikan diri kala tiba-tiba teringat Pierre.

Ketika sakitnya masih belum parah, Ny. Cornet Tendean masih sempat berziarah ke makam Pierre. Petugas Taman Makam Pahlawan Kalibata bercerita kepada Mitzi bahwa saat berziarah itu sang ibu memborong bunga anggrek sebanyak-banyaknya sehingga seluruh makam Pierre tertutup oleh anggrek.

Karena selalu teringat Pierre, kesehatan Ny. Cornet Tendean makin menurun sehingga pada pertengahan Agustus 1967, ia harus dirawat di rumah sakit.

Suatu saat ketika Roos, adik Pierre sedang menemani sang ibu di rumah sakit pada 19 Agustus 1967, mendadak sang ibu berkata-kata dalam Bahasa Belanda seolah-olah ia melihat Pierre datang menjenguknya di samping ranjangnya. “Pierre.. Pierre.. aku sudah tidak tahan lagi”. Setelah berkata-kata demikian, Ny. Cornet Tendean menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Jauh-jauh hari sebelumnya, sang ibu pernah berpesan kepada Mitzi, agar kelak apabila ia meninggal, agar jenazahnya ditutupi dengan selimut yang pernah dipakai Pierre. Dan Mitzi pun melaksanakan pesan tersebut. Sedangkan sang ayah, Bapak A.L. Tendean wafat 7 tahun kemudian pada 19 Juli 1974.

Mitzi dan adiknya, Roos, tak pernah melupakan masa-masa Pierre bersama mereka. Semua barang yang pernah menjadi milik Pierre, mereka simpan sebagai kenang-kenangan kecuali pakaian yang dikenakan Pierre saat ia gugur karena disimpan di museum yang berada di Komplek Monumen Pancasila Sakti tempat Pierre gugur.

(Intisari September 1989 dan sumber-sumber lain yang terpercaya)